Menuju konten utama

Kementerian ESDM Dorong Pemanfaatan B50 untuk Campuran BBM

Pemerintah mendorong pengembangan B50 dan B60 untuk pemanfaatan bioenergi khususnya dengan biodiesel sebagai campuran dalam BBM.

Kementerian ESDM Dorong Pemanfaatan B50 untuk Campuran BBM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia ditemui usai acara Kumparan Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, Rabu (25/9/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan, uji coba bahan bakar solar dengan campuran 35 persen biodiesel (B35) dan 40 persen biodiesel (B40) sudah rampung dilakukan. Dengan ini, dia akan segera mendorong pengembangan B50 dan B60 untuk pemanfaatan bioenergi khususnya dengan biodiesel sebagai campuran dalam bahan bakar minyak (BBM).

Ini juga sekaligus sebagai upaya Indonesia dalam mencapai swasembada energi, seperti yang dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto.

"Ke depan pemerintah akan mendorong untuk memanfaatkan B50 dan B60, mengingat ketersediaan pasokan kelapa sawit sebagai bahan bakunya di Indonesia cukup melimpah," kata Bahlil, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (28/10/2024).

Dari catatannya, untuk mengembangkan B35 dan B40, Indonesia hanya menghabiskan sekitar 14 juta kiloliter minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Jumlah ini tergolong kecil, karena pada 2023 Indonesia masih bisa mengekspor CPO sebesar 32,21 juta ton, meski turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 33,15 juta ton.

Untuk mengembangkan B50 dan B60, menurut Bahlil yang terpenting bukan pasokan CPO, melainkan teknologi untuk mengembangkannya.

"Nah, kalau ditanya kapasitas Crude Palm Oil (CPO) kita cukup atau tidak, pasti cukup. Nah, tinggal kita lihat adalah teknologinya, teknologinya ini kan harus by process untuk kita uji coba. Agar ketika itu diimplementasikan, B50-B60 itu betul-betul sudah lewat uji coba yang baik," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengungkapkan bahwa realisasi pemanfaatan biodiesel dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan. Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada tahun 2021 realisasi biodiesel mencapai 9,3 juta kiloliter dan meningkat menjadi 10,45 juta kiloliter pada 2022.

Kemudian, pada 2023 meningkat menjadi 12,2 juta kiloliter dengan mandatori B35 yang dimulai Agustus 2023. Dengan manfaat ekonomi dari realisasi biodiesel pada tahun 2023 tersebut, terjadi penghematan devisa negara sebesar Rp120,54 triliun, peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp15,82 triliun, serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 11.000 orang (off-farm) dan 1,5 juta orang (on-farm).

"Tren kenaikan tersebut menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi dengan memanfaatkan biodiesel, yang rasio campurannya juga terus akan ditingkatkan, yang sekarang sudah B35, akan ditingkatkan menjadi B40, kemudian B50 hingga B60," jelas Agus.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam pidato pelantikannya, Prabowo mengungkapkan bahwa swasembada energi menjadi salah satu target yang dicanangkan dalam pemerintahannya. Utamanya, hal ini akan dicapai dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.

"Kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi, karena kita diberi karunia oleh Tuhan tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain," tegasnya.

Baca juga artikel terkait BIODIESEL atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang