Menuju konten utama

Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Ada sejumlah kelebihan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang membuatnya potensial untuk dimanfaatkan. Lalu, bagaimana dengan kekurangannya?

Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pekerja memperbaiki sumur KRH 4-1 saat proses pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.

tirto.id - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memanfaatkan energi panas bumi (geothermal) untuk menggerakkan mesin yang nantinya dapat menghasilkan listrik. Indonesia memiliki sumber panas bumi melimpah karena keberadaan gunung berapi yang tersebar di berbagai wilayahnya.

Berdasarkan Indonesian Journal of Conservation Vol. 11, No. 2 (2022), potensi energi panas bumi di Indonesia tersebar mulai dari Pulau Sumatra hingga Papua, dengan total mencapai 29 Giga Watt electrical (Gwe). Berdasarkan dokumen Climate Policy Initiative 2015, jumlah ini menjadi yang terbesar di dunia.

Potensi panas bumi tertinggi ada di Pulau Sumatra yang mencapai 13.516 MW. Sementara itu, Papua memiliki potensi paling kecil, yakni 75 MW. Di antara berbagai daerah lain, hanya Kalimantan yang tidak bisa mendapatkan manfaat energi panas bumi.

Berkaitan dengan itu, artikel berikut akan mengulas lebih lanjut mengenai kekurangan dan kelebihan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Namun, kita akan menelusuri lebih dulu contoh penggunaannya di Indonesia.

Contoh Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia

Manfaat energi panas bumi terbagi menjadi dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Contoh pemanfaatan langsung salah satunya pemandian air panas. Sementara itu, pemanfaatan tidak langsung terjadi pada PLTP, dengan mengubah energi panas menjadi energi listrik.

Melansir data Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi di indonesia hingga saat ini tercatat mencapai 1.948,5 MW. Jumlah ini masih kurang dari 5 persen dibanding jumlah keseluruhan potensi panas bumi di Indonesia.

Indonesia memiliki 13 PLTP yang tersebar di 11 wilayah kerja panas bumi (WKP). Persebaran ini di antaranya termasuk Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Utara.

Separuh PLTP tersebut berada di Jawa Barat dengan jumlah 6 PLTP. Adapun PLTP terbesar di wilayah Jawa Barat yakni PLTP Salak dengan kapasitas 377 MW, dikembangkan oleh PT Star Energy Geothermal Salak. Ltd.

Kekurangan dan Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi pada dasarnya mirip dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaannya, pada PLTU, uap dihasilkan di permukaan menggunakan boiler, sementara pada PLTP, uap diperoleh langsung dari reservoir panas bumi. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan energi panas bumi?

A. Kelebihan pembangkit listrik tenaga panas bumi

Panas bumi merupakan contoh sumber energi terbarukan yang menghasilkan sedikit polusi. Mengutip dari Solar ReviewsdanEnergy4me, kelebihan pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah ramah lingkungan serta terbarukan dan berkelanjutan.

1. Ramah lingkungan

Energi panas bumi secara umum dianggap ramah lingkungan. Jejak karbon dari pembangkit listrik tenaga panas bumi terbilang sangat minim. Pembangkit listrik panas bumi diketahui rata-rata melepaskan 99 persen lebih sedikit karbon dioksida (CO2) untuk setiap MWh listrik yang dihasilkan.

Namun, pembangkit listrik energi panas bumi juga tetap menimbulkan polusi. Hanya saja, polusi yang dihasilkan tergolong kecil jika dibandingkan dengan polusi yang ditimbulkan sumber bahan bakar fosil.

2. Terbarukan dan berkelanjutan

Reservoir panas bumi bersumber dari kekayaan alam yang secara alami terisi ulang. Karena itu, energi panas bumi termasuk dalam kategori energi terbarukan.

Sumber energi ini juga dianggap berkelanjutan karena mampu mempertahankan laju konsumsi tanpa mengurangi ketersediaan energi. Hal ini berbeda dengan sumber energi konvensional, seperti batu bara dan bahan bakar fosil.

B. Kekurangan pembangkit listrik tenaga panas bumi

Kekurangan pembangkit listrik tenaga panas bumi terkait dengan masalah lingkungan, ketidakstabilan permukaan tanah, dan memakan biaya yang besar. Berikut penjelasan lengkap terkait kekurangan energi panas bumi.

1. Masalah lingkungan

Meskipun dampak keseluruhannya rendah, pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat melepaskan gas rumah kaca, seperti hidrogen sulfida, karbon dioksida, metana, dan amonia. Emisi ini umumnya lebih rendah daripada emisi dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, tetapi tetap ada.

2. Ketidakstabilan tanah

Pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat memengaruhi stabilitas tanah. Pembangkit listrik tenaga panas bumi bahkan telah menyebabkan penurunan permukaan tanah di Jerman dan Selandia Baru.

Berkaitan dengan hal ini, gempa bumi dapat terjadi akibat rekahan hidrolik, komponen penting dalam pengembangan pembangkit listrik dengan sistem panas bumi tingkat lanjut (EGS).

3. Mahal

Proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan biaya yang tinggi. Eksplorasi dan pengeboran reservoir baru merupakan faktor utama yang meningkatkan biaya, biasanya mencakup sekitar setengah dari total biaya.

Secara umum, biaya pemasangan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi berkapasitas 1 megawatt (MW) berkisar antara 2,5 hingga 5 juta dolar AS.

Baca juga artikel terkait PEMBANGKIT LISTRIK atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin