tirto.id - Hujan meteor akan menjadi salah satu fenomena alam yang menarik untuk dinantikan pada bulan Agustus 2025 ini. Tepatnya yakni hujan meteor Perseid yang puncaknya diprediksi akan terjadi di bulan Agustus.
Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, Gerhana Puannandra Putri, menyatakan bahwa hujan meteor Perseid akan terjadi antara pertengahan Juli hingga Agustus 2025.
"Sekitar tengah Juli hingga akhir Agustus itu ada hujan meteor Perseid, yang terjadi di sekitar rasi Perseus dan Kasiopeia," paparnya dalam video di kanal YouTube BRIN Indonesia, Senin (2/12/2024).
Lalu, apa itu sebenarnya hujan meteor Perseid dan kapan puncaknya? Simak informasi berikut ini beserta cara melihat fenomena astronomi ini.
Apa Itu Fenomena Astronomi Hujan Meteor Perseid 2025?
Hujan meteor Perseid merupakan salah satu hujan meteor paling produktif tahun ini. Komet induk yang berperan dalam hujan meteor Perseid adalah komet yang agak besar, disebut komet 109P/Swift-Tuttle.
Hujan meteor Perseid disebabkan atmosfer Bumi menabrak puing-puing komet tersebut. Komet mengorbit matahari setiap 133 tahun.
Sebuah meteoroid Perseid khas bergerak pada 133.200 mph (214,365 kph) ketika menghantam atmosfer bumi. Kemudian, itu disebut meteor.
Sebagian besar Perseid kecil, seukuran butiran pasir. Hampir tidak ada fragmen yang menghantam tanah. Namun, jika ada, itu disebut meteorit.
Perlu diketahui, Perseid merupakan benda panas yang mencapai suhu lebih dari 3.000 derajat Fahrenheit (1.650 derajat Celcius). Ketika setiap fragmen bergerak melalui atmosfer dan keduanya menekan dan memanaskan udara di depannya. Setiap besar fragmen itu terlihat ketika berada di sekitar 60 mil (97 kilometer) dri tanah.
Adapun komet Swift-Tuttle ini ditemukan secara independen oleh dua astronom, yakni Lewis Swift dan Horace Tuttle, pada 1862. Komet ini merupakan objek terbesar yang diketahui berulang kali melewati Bumi. Inti atomnya sekitar 16 mil (26 kilometer) lebarnya.
Kapan Puncak Hujan Meteor Perseid Terjadi?
Selama puncak hujan meteor Perseid ini, menurut NASA, masyarakat dapat melihat rata-rata mencapai 100 meteor per jam. Dari perspektif Bumi, Perseid tampaknya datang kira-kira dari arah konstelasi belahan bumi utara Perseus.
Masyarakat dapat melihat hujan meteor Perseid terbaik di belahan bumi utara dan turun ke garis lintang selatan tengah. Lalu kapan puncak hujan meteor Perseid ini terjadi?
Dikutip dari Space, hujan meteor Perseid ini terjadi selama 14 Juli hingga 24 Agustus 2025. Puncaknya yakni pada 12 dan 13 Agustus 2025 waktu Indonesia
Menurut Earth Sky, pagi hari tanggal 12 Agustus dan 13 Agustus adalah hari terbaik untuk berburu Perseid. Meskipun tanggal 14 Agustus mungkin juga waktu yang baik untuk melihat fenomena astronomi ini, Earth Sky menyarankan pemburu meteor mengingat bahwa meteor Perseid cenderung jatuh dengan cepat setelah puncaknya.
Hari-hari puncak hujan meteor biasanya merupakan waktu terbaik untuk melihat langit berbintik-bintik dengan meteor terang. Sementara itu para pengamat langit yang mencari meteor Perseid mungkin juga disuguhi meteor liar dari hujan meteor delta Aquariid selatan yang memuncak pada akhir Juli, menurut keterangan AMS.
Dikutip dari Antara, Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyampaikan waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Perseid menjelang fajar di arah timur laut.
"Saksikan di langit timur laut menjelang fajar. Syaratnya cuaca cerah, medan pandang tidak terhalang, dan jauh dari polusi cahaya," kata Thomas.
Cara Melihat Hujan Meteor Perseid
Hal penting yang dibutuhkan untuk melihat hujan meteor Perseid adalah kegelapan. Selain itu, untuk menemukan hujan meteor Perseid, ada baiknya mencari titik di langit tempat meteor-meteor tersebut berasal. Ini dikenal sebagai radiasi.
Menurut NASA, radiasi Perseid berada di Konstelasi Perseus. Meskipun Perseus bukan yang paling mudah ditemukan, itu dengan mudah mengikuti rasi bintang Kasiopeia yang lebih terang dan lebih khas di langit malam.
Untuk melihat hujan meteor Perseid, disarankan pergi ke lokasi paling gelap. Misalnya, daerah perdesaan. Jika di kota, carilah tempat yang jauh dari lampu jalan atau tempat yang minim cahaya.
Pastikan juga periksa ramalan cuaca. Pilih malam dengan langit cerah. Kemudian, cari area dengan pandangan langit yang luas dan tidak terhalang pepohonan atau bangunan.
Saat sudah siap melihat hujan meteor Perseid, biarkan mata menyesuaikan dengan kegelapan selama 15 menit dan hindari menatap layar ponsel. Tidak dibutuhkan teleskop atau teropong. Cukup gunakan mata telanjang untuk melihat lebih banyak meteor.
Selain itu, dapat juga gunakan aplikasi peta bintang untuk menemukan rasi Perseus sebagai titik munculnya meteor. Ini dapat membantu untuk melihat hujan meteor dengan lebih mudah dan jelas.
Tertarik dengan informasi mengenai astronomi? Pembaca dapat membaca kumpulan artikel sejenis melalui tautan berikut ini.
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat
Masuk tirto.id







































