Menuju konten utama

Pemerintah Siapkan 4 Strategi Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Resiko bencana hidrometeorologi diperkirakan terjadi cukup tinggi pada Desember 2024 serta Januari-Februari 2025.

Pemerintah Siapkan 4 Strategi Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Menko PMK Pratikno (kedua kiri) didampingi Menhub Dudy Purwagandhi (kiri), Mendagri Tito Karnavian (tengah), Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kanan), dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) memimpin rapat tingkat menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (22/11/2024). Rapat tersebut membahas mengenai persiapan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, memimpin Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/12/2024).

Pratikno menyebutkan, resiko bencana hidrometeorologi diperkirakan terjadi cukup tinggi pada Desember 2024 serta Januari-Februari 2025. Oleh karena itu, pemerintah pusat disebut telah memetakan wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami hujan ekstrem, angin kencang, gelombang tinggi, banjir, dan tanah longsor.

“Kita harus memastikan kesiapan seluruh pihak untuk mengantisipasi risiko ini. Infrastruktur, kesiapan masyarakat, dan petugas lapangan harus menjadi perhatian utama,” ujar Pratikno, dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/12/2024).

Pratikno menegaskan, ada empat langkah utama yang harus segera dilaksanakan untuk menghadapi bencana hidrometeorologi. Pertama, menyiapkan sarana prasarana seperti drainase, tanggul, dan perlengkapan penyelamatan.

Lalu, sosialisasi resiko bencana serta pengaktifan posko siaga 24 jam. Kemudian, memastikan kesiapan sumber daya manusia dan peralatan. Terakhir, memberi perhatian khusus pada jalur mudik dan arus balik Natal-Tahun Baru.

“Langkah-langkah ini harus dijalankan secara sinergis. Infrastruktur di daerah harus dipastikan siap, masyarakat diedukasi, dan petugas di lapangan harus siaga penuh. Kita tidak boleh lengah karena potensi bencana bisa datang kapan saja,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pratikno juga meminta seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor. Menurut Pratikno, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan mitigasi bencana.

“Kita harus bergerak bersama, respons cepat dan kesiapsiagaan penuh adalah hal yang utama,” kata dia.

Baca juga artikel terkait BENCANA atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang