Menuju konten utama

Kapan Puncak Hujan Meteor Leonid 2023, Tanggal, dan Jam Berapa?

Puncak hujan meteor Leonid diprediksi berlangsung selama dua hari berturut-turut tanggal 17 hingga 18 November 2023 jam 02.00 WIB.

Kapan Puncak Hujan Meteor Leonid 2023, Tanggal, dan Jam Berapa?
Ilustrasi Hujan Meteor. foto/istockphoto

tirto.id - Hujan meteor Leonid merupakan salah satu bentuk fenomena langit yang berlangsung di Indonesia pada November 2023. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) puncak hujan meteor Leonid 2023 akan berlangsung dalam waktu dekat.

Puncak fenomena langit hujan meteor Leonid diprediksi terjadi selama dua hari berturut-turut tanggal 17 hingga 18 November 2023. Dikutip dari Langit Selatan, fenomena ini dapat dilihat paling jelas pada dini hari jam 02.00 WIB hingga fajar.

Natural History Museum (NHM) mencatat, hujan meteor Leonid berlangsung setiap tahun antara tanggal 6-30 November. Fenomena ini dapat terjadi saat Bumi melintasi jalur komet 55P/Tempel-Tuttle.

Leonid merupakan meteor yang bergerak paling cepat dan paling terang. Meteor Leonid disebut demikian karena mereka bergerak melalui konstelasi Leo, sebuah gugus bintang yang bentuknya mirip kepala singa.

Meteor ini mampu memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan 70 kilometer per detik. Pada puncak hujan meteor Leonid 18 November mendatang, diperkirakan akan ada sekitar 10 meteor per jam yang melintasi atmosfer Bumi.

Apa Itu Hujan Meteor Leonid?

Seperti kebanyakan hujan meteor lainnya, hujan meteor Leonids disebabkan oleh puing-puing komet yang pernah melintasi jalur Bumi. Hujan meteor Leonids sendiri disebabkan oleh puing-puing komet 55P/Tempel-Tuttle.

Dikutip The Planetary Society, komet 55P/Tempel-Tuttle yang telah mengorbit selama 33 tahun ini mencapai perihelion (titik terdekat dengan Matahari) pada tahun 1998. Komet ini diprediksi akan kembali lagi pada tahun 2031.

Kira-kira setiap 33 tahun, hujan meteor Leonid menjadi badai meteor. Badai meteor adalah fenomena hujan meteor deras dengan setidaknya 1.000 meteor per jam.

Pada tahun 1966, badai Leonid yang spektakuler pernah menghiasi langit Bumi. Ribuan meteor jatuh ke atmosfer Bumi setiap menitnya selama 15 menit. Saking banyaknya, meteor-meteor itu tampak seperti hujan.

Hujan meteor Leonid terakhir terjadi pada tahun 2002, meskipun tidak sespektakuler hujan meteor tahun 1966. Hujan meteor Leonid berikutnya kemungkinan akan terjadi pada tahun 2035.

Leonid bisa dilihat oleh pengamat langit di belahan langit utara dan selatan. Meteor akan tampak datang dari area rasi bintang Leo yang terbit di timur pada jam-jam setelah tengah malam selama bulan November. Meteor akan melesat dari area ini ke segala arah.

Cara Melihat Hujan Meteor Leonid

Leonid diperkirakan akan menghasilkan sekitar 15 meteor per jam di lokasi yang gelap. Menurut ahli meteorit Ashley King, cara terbaik untuk menyaksikan hujan meteor adalah dari lokasi yang gelap.

"Semakin gelap langit, semakin besar peluang Anda untuk melihat meteor yang sangat redup," katanya seperti yang dikutip dari NHM.

Oleh karena itu, bagi orang-orang yang tertarik menonton hujan meteor sebisa mungkin berada di tempat yang jauh dari lampu kota.

"Anda bisa pergi ke pantai atau berdiri di atas bukit di tengah-tengah pedesaan di suatu tempat,” tambahnya.

King juga mengimbau para pemburu hujan meteor untuk bersabar. Pasalnya, dalam 10 menit pertama hujan meteor mungkin tidak akan terlihat.

Hal ini bisa terjadi karena mata manusia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

"Setelah Anda terbiasa dengan tingkat cahaya rendah, Anda akan mulai melihat lebih banyak lagi. Jadi, jangan terlalu cepat menyerah,” pungkas Ashley.

Baca juga artikel terkait HUJAN METEOR LEONID atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy