tirto.id - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta memberikan pernyataan terkait Palestina melalui acara Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab, di Riyadh, Arab Saudi, pada 10 November 2024.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melaporkan pernyataan Wamenlu Anis Matta itu disampaikan di hadapan para menteri dan delegasi negara-negara yang menghadiri Pertemuan Persiapan KTT OKI dan Liga Arab, di Riyadh.
Menurut Anis Matta, perjuangan Palestina dalam merebut kemerdekaan adalah dasar pembentukan OKI. Itulah sebabnya, ia menegaskan bahwa seluruh negara anggota OKI harus membantu perjuangan rakyat Palestina.
Kehadiran Indonesia yang diwakili Wamenlu Anis Matta pada acara KTT Luar Biasa OKI sejalan dengan amanat UUD 1945 agar senantiasa menolak penjajahan dan mengupayakan perdamaian dunia.
Isi Pernyataan Anis Matta di KTT OKI
Wamenlu Anis Matta dikabarkan menjadi pemimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Gabungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, 10 November 2024.
Pertemuan Persiapan KTT Luar Biasa Gabungan OKI dipimpin oleh Menlu Arab Saudi, dan dihadiri perwakilan negara anggota OKI dan Liga Arab, seperti Aljazair, Iran, Lebanon, Mesir, Palestina dan Turkiye.
KTT Luar Biasa rencananya diselenggarakan keesokan harinya, 11 November 2024. Isinya membahas upaya OKI dan Liga Arab dalam menghentikan aksi Israel di Palestina dan Lebanon.
“Perjuangan Palestina merebut kemerdekaan adalah dasar pembentukan OKI. Itulah sebabnya, kita semua adalah Palestina dan harus membantu perjuangan Palestina," ucap Anis Matta.
Bahkan, dikatakan Anis menegaskan hingga sampai tiga kali terkait pernyataan “Kita adalah Palestina”. Pernyataan ini bisa menjadi komitmen bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
Selain itu, Anis Matta juga mendorong OKI dan Liga Arab untuk berbuat nyata atas konflik Palestina.
“Kata-kata harus segera diwujudkan dalam aksi nyata, termasuk dalam memastikan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan bagi Palestina”, tekan Anis Matta.
Tak hanya itu, pihaknya turut mendesak agar Israel dikeluarkan sebagai anggota PBB dan tidak membiarkan aksi genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
"Kami mendesak semua lembaga internasional untuk mengisolasi Israel dan mencabut keanggotaannya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta tidak membiarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina (berlangsung) tanpa konsekuensi," katanya, seperti dikutip Antaranews, Selasa, 12 November 2024.
Komunitas internasional diminta untuk meningkatkan tindakan politik dan diplomatik demi mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, serta mencegah eskalasi yang bisa memperburuk situasi konflik di Timur Tengah.
Kemudian, Wamenlu Anis Matta turut mendesak agar komunitas internasional melakukan isolasi terhadap Israel dan memastikan menerima konsekuensi karena tidak mematuhi keputusan PBB, Dewan Keamanan PBB, serta Mahkamah Internasional (ICJ) yang meminta untuk menghentikan aksi genosida di Jalur Gaza.
Selanjutnya, Anis Matta menyerukan agar negara Islam dan Arab menolak segala upaya normalisasi hubungan dengan Israel. Ia juga meminta dilakukan peninjauan kembali terhadap hubungan diplomatik dengan Israel berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab yang menawarkan solusi atas konflik Israel-Palestina.
Profil Singkat Anis Matta Wamenlu RI
Anis Matta adalah seorang politikus kelahiran 7 Desember 1968. Ia sekarang menjabat Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) di Kabinet Merah Putih 2024-2029. Anis Matta mendampingi Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono.
Selain menjabat Wamenlu, Anis Matta juga merupakan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) sejak 2019. Sebelumnya, ia adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tahun 2013-2015 dan Wakil Ketua DPR RI bidang Ekonomi dan Keuangan (2009-2013).
Lantas, kenapa Anis Matta keluar dari PKS? Anis Matta dan pentolan PKS lainnya dikabarkan keluar dari PKS dan membuat partai baru karena dorongan konflik internal.
Namun, konflik internal lantas tidak membuat pembentukan Partai Gelora didasari karena adanya sakit hati terhadap PKS. Konon, semua ide dan narasi politik rancangan pendirian Partai Gelora sudah didiskusikan sejak lama ketika Anis Matta masih berstatus kader PKS.
Sebelum berkarier di bidang politik, Anis menghabiskan masa kecil dan remaja di beberapa daerah. Ia lahir di Bone. Lalu pernah sekolah di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara. Kemudian lulus dari SD Inpres Welado, Bone.
Anis masuk pondok pesantren pada usia SMP hingga SMA di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Gombara, Makassar. Ia melanjutkan ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta, lewat jalur beasiswa, dan lulus sarjana jurusan syariah tahun 1992.
Selepas kuliah, Anis Matta sempat menjadi dosen agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi UI, Depok. Dirinya juga tekun berdakwah di berbagai masjid perkantoran di wilayah Jakarta.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani