tirto.id - Piramida biomassa bisa menunjukkan cara alam bekerja. Secara umum, fungsi piramida biomassa menggambarkan berat dari berbagai organisme di suatu habitat dengan ukuran dalam satuan massa.
Piramida biomassa merepresentasikan hubungan antara jumlah, biomassa, energi, atau produktivitas biologis di setiap tingkatan trofik suatu ekosistem.
Maka dari itu, piramida biomassa bisa menggambarkan jalannya ekosistem secara visual. Bentuk piramida yang kian ke atas makin mengerucut mewakili tingkat ekosistem tempat organisme hidup.
Apa yang Dimaksud dengan Biomassa dalam Ekosistem?
Biomassa merupakan massa organisme yang hidup di suatu area atau ekosistem dalam kurun waktu tertentu. Secara luas, biomassa bisa dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu biomassa spesies dan biomassa komunitas.
Biomassa spesies berkaitan dengan massa agregat seluruh individu di satu spesies dalam suatu ekosistem. Entitas seperti organisme mikroskopis hingga makhluk yang lebih besar masih tergolong dalam biomassa spesies.
Sementara itu, biomassa komunitas cenderung merujuk pada total massa semua spesies yang menjadikan komunitas tertentu sebagai habitat alaminya.
Sebagai contoh, kayu bisa dianggap sebagai biomassa. Pasalnya, kayu merupakan bagian dari tumbuhan. Sementara itu, bahan bakar fosil bukan termasuk biomassa. Sebab bahan bakar fosil adalah sisa-sisa organisme yang mati jutaan tahun silam.
Biomassa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembentukan piramida biomassa. Penjelasan diharapkan bisa menjawab pertanyaan apa yang dimaksud dengan biomassa dalam ekosistem.
Fungsi Piramida Biomassa dalam Ekosistem
Fungsi piramida biomassa dalam ekosistem adalah memberikan informasi berupa tingkat trofik, transfer energi, hingga pola makan spesies hewan dalam suatu ekosistem.
Manfaat yang bisa diambil dari piramida biomassa salah satunya ialah menjadi rujukan di dalam upaya pelestarian lingkungan.
Para ilmuwan atau ahli ekologi bisa mengacu pada piramida biomassa sebelum membuat keputusan mengenai suatu tindakan pelestarian di ekosistem tertentu.
Kendati begitu, piramida biomassa bukan tanpa kelemahan. Menukil dari Environment.co, piramida biomassa gagal mempertimbangkan kompleksitas dampak iklim terhadap rantai makanan pada aktivitas tingkat trofik.
Piramida biomassa mempunyai sejumlah keterbatasan. Untuk tujuan penelitian, ilmuwan mesti menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan piramida biomassa. Namun demikian, fungsi piramida masih dianggap penting dalam mempelajari ekosistem.
Secara visual, bentuk piramida biomassa biasanya akan mengecil ke arah puncak. Bentuk tersebut menggambarkan distribusi biomassa di berbagai tingkat trofik suatu ekosistem.
Struktur piramida biomassa yang mengarah ke atas terbagi jadi beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut terdiri atas produsen utama, konsumen primer, konsumen sekunder, serta konsumen teratas yang memiliki tingkat trofik lebih tinggi.
Fungsi piramida biomassa bisa dilihat dari peran produsen utama dalam struktur tersebut. Produsen utama menempati struktur dasar piramida biomassa. Pasalnya, produsen utama memiliki biomassa lebih tinggi.
Dalam ekosistem, rerumputan umumnya berperan sebagai produsen utama. Mereka kemudian dikonsumsi oleh tingkatan yang lebih tinggi, yakni hewan-hewan herbivora seperti belalang dan bison, yang berperan sebagai konsumen primer. Sementara hewan-hewan herbivora akan menjadi santapan utama hewan-hewan karnivora.
Gambaran serupa juga bisa berlaku pada ekosistem laut. Produsen utama di laut adalah fitoplankton, salah satu organisme terkecil di laut dan mampu berkembang biak secara cepat. Fitoplankton dikonsumsi zooplankton, yang kemudian diikuti zooplankton predator.
Hewan penyaring di laut menempati level lebih tinggi dan bertindak sebagai pemakan plankton-plankton itu. Namun, para hewan penyaring itu juga akan jadi bahan konsumsi ikan predator karena memuncaki struktur tertinggi piramida biomassa laut.
Contoh Piramida Biomassa
Contoh piramida biomassa dapat diambil dari ekosistem di padang rumput subtropis. Piramida biomassa yang bisa menggambarkan ekosistem tersebut dapat dibentuk dengan struktur-struktur berikut ini:
1. Rerumputan (Produsen Utama)
Rerumputan berfungsi sebagai dasar piramida biomassa. Pasalnya, rumput memiliki biomassa tertinggi di ekosistem ini berkat keluasan cakupan dan kepadatannya. Rerumputan juga menyediakan sumber energi dan menjadi nutrisi utama untuk tingkat trofik selanjutnya.2. Konsumen Primer
Konsumen primer terletak di atas rerumputan yang berperan sebagai produsen utama. Konsumen primer umumnya dihuni oleh hewan-hewan herbivora, contohnya kelinci dan tikus. Konsumen primer cenderung memiliki biomassa yang lebih rendah. Karena itu, mereka memakan rerumputan sebagai sumber konsumsi.3. Konsumen Sekunder
Hewan-hewan karnivora dapat dimasukkan ke dalam kategori konsumen sekunder di piramida biomassa. Hewan-hewan karnivora itu dapat meliputi kadal, ular, hingga burung hantu. Dengan tingkat biomassa yang lebih rendah dari konsumen primer, hewan-hewan karnivora ini pun memangsa hewan herbivora untuk mendapatkan energi mereka.4. Konsumen Tertinggi
Sementara itu, elang merupakan predator yang bisa memuncaki tingkat tertinggi piramida biomassa. Lantaran memiliki biomassa paling sedikit, elang akan bergantung pada konsumen sekunder dan memangsa mereka sebagai upaya bertahan hidup.Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Addi M Idhom