Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Dalil Naqli tentang Syaja'ah dalam Islam dan Hikmahnya

Syaja'ah menjadi sikap terpuji yang seyogianya dimiliki umat Islam. Ada banyak dalil syaja'ah di Al-Qur'an mulai An-Nisa ayat 13 hingga Ali Imran ayat 139.

Dalil Naqli tentang Syaja'ah dalam Islam dan Hikmahnya
Ilustrasi perilaku syaja'ah, keberanian untuk salat malam meskipun mengantuk di malam hari. Syaja'ah menjadi sikap terpuji yang seyogianya dimiliki umat Islam. Ada banyak dalil syaja'ah di Al-Qur'an mulai An-Nisa ayat 13 hingga Ali Imran ayat 139. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Syaja'ah menjadi contoh sikap terpuji yang hendaknya dimiliki setiap umat Islam. Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an dan hadis yang menjadi dalil syaja'ah.

Syaja'ah (اَلشَّجَاعَةُ) adalah kata dalam bahasa Arab yang memiliki arti kekuatan nyata, keberanian, tekun, kegagahan, kekuatan hati menghadapi keputusasaan, tenang, sabar, atau menguasai diri.

Syaja'ah dapat dimaknai sebagai kemampuan menundukkan hati agar mampu tegar, teguh, dan terus maju menghadapi berbagai masalah hidup, musuh hingga musibah. Makna lain syaja'ah adalah berani karena benar dan tidak ada ketakutan menyampaikan kebenaran demi meraih rida Allah.

Dalil Tentang Syaja'ah

Sifat syaja'ah dianjurkan untuk dimiliki dalam hati setiap muslim. Alasannya adalah agar muslim memiliki pribadi yang tidak mudah memperturutkan hawa nafsu sekaligus berani membela kebenaran.

Ada banyak dalil tentang syaja'ah. Salah satu contoh dalil naqli tentang perilaku syaja'ah adalah Surah An-Nisa ayat 135.

Berikut ini daftar dalil tentang syaja'ah dalam Al-Qur'an dan hadis:

1. An-Nisa Ayat 135

۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

Arab Latinnya:

Yā ayyuhal-lażīna āmanū kūnū qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā'a lillāhi wa lau ‘alā anfusikum awil-wālidaini wal-aqrabīn(a), iy yakun ganiyyan au faqīran fallāhu aulā bihimā, falā tattabi‘ul-hawā an ta‘dilū, wa in talwū au tu‘riḍū fa innallāha kāna bimā ta‘malūna khabīrā(n).

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia [yang diberatkan dalam kesaksian] kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu [kemaslahatan] keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang [dari kebenaran]. Jika kamu memutarbalikkan [kata-kata] atau berpaling [enggan menjadi saksi], sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan," (QS. An-Nisa [4]: 135).

2. Al-Hud Ayat 112

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Arab Latinnya:

Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma‘aka wa lā taṭgau, innahū bimā ta‘malūna baṣīr(un).

Artinya:

"Maka, tetaplah [di jalan yang benar], sebagaimana engkau [Nabi Muhammad] telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Hud [11]: 112).

3. Ali Imran Ayat 139

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Arab Latinnya:

Wa lā tahinū wa lā taḥzanū wa antumul-a‘launa in kuntum mu'minīn(a).

Artinya:

"Janganlah kamu [merasa] lemah dan jangan [pula] bersedih hati, padahal kamu paling tinggi [derajatnya] jika kamu orang-orang mukmin," (QS. Ali Imran [3]; 139).

4. HR Muslim

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ (رواه مسلم)

Artinya:

“Siapa diantaramu yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya [kekuasaannya], bila tidak memiliki kemampuan, maka cegahlah ia dengan lisannya [tulisan], bila tidak mampu juga, maka hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan hatinya [mengingkari perbuatan tercela itu dengan hatinya],” (HR. Muslim, No: 70).

5. HR Tirmidzi

لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ (رواه الترمذي)

Artinya:

“Kalian harus memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau bila tidak, maka Allah akan menjadikan orang-orang jahat diantaramu menguasai dan mencengkeram kamu; dan handai kata orang-orang baik diantaramu berdo’a untuk keselamatan, maka doa mereka tidak akan dikabulkan," (HR. Tirmidzi No. 48).

Hikmah Syaja'ah dalam Islam

Mengamalkan sifat syaja'ah mendatangkan beragam kebaikan bagi pelakunya. Beberapa hikmah yang dapat dipetik sebagai berikut:

1. Kuat menghadapi masalah

Memiliki kemampuan bertahan lebih kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Orang yang menerapkan syaja'ah cenderung tahan banting ketika dirinya dalam penderitaan hingga bahaya sewaktu meraih rida Allah.

2. Berani menyampaikan kebenaran

Seseorang akan cenderung berterus terang dan konsisten untuk menyuarakan kebenaran sekalipun dirinya mungkin akan berada dalam kesulitan akibat perbuatan orang-orang zalim.

3. Teguh memegang rahasia

Orang-orang yang memiliki sifat syaja'ah tidak akan menjadi pengkhianat. Dia memegang rahasia yang diamanahkan kepadanya sekalipun bertaruh dengan jiwanya saat dipaksa mengatakan.

4. Mengakui kesalahan

Pelaku syaja'ah adalah orang yang berbesar hati mengakui kesalahan jika yang dilakukannya menyimpang dari kebenaran sembari memperbaiki diri.

5. Dapat mengendalikan diri saat marah

Orang pemberani yang menerapkan syaja'ah tidak membiarkan amarahnya menguasai pikirannya. Dirinya mampu berpikir dengan jernih sekalipun ada hal yang membuatnya marah.

6. Objektif

Pelaku syaja'ah melihat dirinya sendiri secara objektif dan mengakui bahwa ada kekurangan atau kelebihan sehingga tidak menjadikannya sombong.

Baca juga artikel terkait SYAJAAH atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Edusains
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif