tirto.id - Materi khutbah jumat tentang keadilan dan kejujuran telah disediakan contohnya dalam tulisan ini. Materi juga ditambahkan mengenai sikap jujur.
Adil dan jujur merupakan sikap mulia dalam Islam. Adil membuat banyak pihak memperoleh haknya dengan benar. Adapun kejujuran dapat meminimalisasi kerugian banyak karena munculnya kedustaan.
Umat Islam mesti menjunjung tinggi sikap adil dan jujur. Keduanya perlu diterapkan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.
Contoh Khutbah Jumat tentang Kebenaran dan Kejujuran dalam Islam
Berikut contoh khutbah tentang kebenaran dan kejujuran dalam Islam. Contohnya lengkap dengan khutbah pertama dan kedua, termasuk doa penutup.
Khutbah pertama
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhالحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah...
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita beragam kenikmatan. Kenikmatan paling utama adalah keimanan yang dapat membawa kita pada kenikmatan abadi yaitu surga Allah.
Khatib juga berwasiat untuk kita semua agar senantiasa meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Peningkatan keimanan kita wujudkan dengan melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi larangan Allah.
Tidak lupa, selawat dan salam semoga tercurah untuk nabi dan rasul yang paling mulia, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya, dan semua umat Islam ampai hari kiamat. Amma ba’du …
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah...
Alhamdulillah, hari ini kita kembali berkumpul dalam majelis Jumat yang insya Allah dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam kesempatan kali ini khatib membaahas mengenai mengenai cara berlaku adil dan jujur menurut konsep Islam dan Al-Qur'an.
Jemaah yang dirahmati Allah...
Islam mengajarkan sikap adil sebagai salah satu dari ajaran nilai-nilai kemanusiaan yang asasi untuk dijadikan sebagai pilar kehidupan. Keadilan diterapkan secara pribadi hingga kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Ajaran ini sangat dijunjung tinggi oleh Islam. Keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran Islam. Allah pun mengutus para Rasul dalam rangka untuk menegakkan dan mewujudkan keadilan di muka bumi.
Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُوۡنُوۡا قَوَّا امِيۡنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِالۡقِسۡطِ ۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ عَلٰٓى اَ لَّا تَعۡدِلُوۡا ؕ اِعۡدِلُوۡا هُوَ اَقۡرَبُ لِلتَّقۡوٰى وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ
Yaaa aiyuhal laziina aamaanuu kuunuu qawwaa miina lillaahi shuhadaaa'a bilqist, wa laa yajrimannakum shana aanu qawmin 'alaaa allaa ta'diluu; i'diluu huwa aqrabu littaqwaa wattaqul laah; innal laaha khabiirum bimaa ta'maluun
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 8).
Dalam ayat ini dijelaskan Islam memerintahkan untuk berlaku adil sekalipun kepada orang lemah. Adil tidak hanya kepada sesama umat Islam saja, tetapi juga kepada siapa saja walaupun berhadapan dengan kaum yang tidak disukai.
Allah juga menerangkan bahwa seorang muslim yang berperilaku adil, ia lebih dekat dengan ketakwaan. Dengan demikian, adil merupakan sikap yang mesti dimiliki setiap muslim sebagai bentuk ketakwaannya pada Allah.
Dalam Al-Qur’an, kata “adil” disebutkan setidaknya 28 kali denghan konteks beragam. Salah satunya, Allah sangat mencintai kepada orang-orang yang berlaku adil. Allah berfirman dalam surah Al Hujurat ayat 9:
وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
wa aqsituu innal laaha yuhibbul muqsitiin
”Dan berbuat adillah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil.” (QS. Al-Hujurat: 9).
Allah memerintahkan kita untuk melakukan keadilan dalam segala urusan. Allah menyukainya hamba-Nya yang berlaku adil dan akan memberikan ganjaran kebaikan yang setimpal.
Selain itu, ingat baik-baik sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tentang orang yang adil, terutama bagi penguasa. Adil adalah menurut Islam memiliki balasan surga bagi pelakunya. Nabi bersabda:
”(Di antara) penghuni surga ialah tiga orang; seorang penguasa yang adil, serta ahli sedekah dan mendapat bimbingan dari Allah; orang yang memiliki sifat penyayang dan lembut hati kepada keluarga dekatnya dan setiap kepada muslim serta orang yang tidak mau meminta-minta sementara ia menanggung beban keluarga yang banyak jumlahnya.” (HR Muslim).
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah...
Sikap selanjutnya yang mendatangkan ketakwaan bagi seorang hamba adalah kejujuran. Jujur artinya mengatakan hal yang benar dalam hati dan lisan. Atau, dalam makna lain, jujur merupakan perkataan yang sesuai kenyataan dan hakikat sebenarnya.
Allah memerintahkan hamba untuk berbuat jujur dalam beberapa ayat. Misalnya dalam surah At-Taubah ayat 119, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma’aṣ-ṣādiqīn
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).
Jujur adalah sikap yang identik dengan kaum muslim. Setiap muslim diperintahkan agar selalu berlaku jujur dalam situasi apapun.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengatakan tindakan jujur bisa mendekatkan muslim menuju surga Allah. Allah pun akan mencatat orang tersebut sebagai bagian dari orang-orang yang jujur dalam hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mudah berdusta, justru mengantarkan pada kejahatan yang lebih dekat pada neraka. Allah pun mencatatnya sebagai pendusta di akhirat kelak.
Nabi bersabda:
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no.2607)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah...
Kejujuran tidak akan membuat kita rugi sedikit pun. Keuntungan berlaku jujur tidak hanya diterima di dunia. Kenikmatan yang dirasakan di akhirat jauh berkali lipat menyenangkannya.
Oleh sebab itu, jadikan kejujuran sebagai bekal untuk mendapatkan akhirat lebih baik. Menempatkan keadilan dan kejujuran sebagai bagian dari sikap hidup kita, insyaallah akan berbalas dengan kebahagiaan hakiki di akhirat.
Nabi bersabda, “Satu bagian kecil nikmat di surga lebih baik dari dunia dan seisinya.”(HR. Bukhari no. 3250, dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi)
Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Barokallahu lii wa lakum fil qur’anil ‘azhim wa nafa’anii wa iyyakum bimaa fiihi minal ayaati wadz dzikril hakiim, wa taqobbal minni wa minkum tilaawatahu, innahu huwas samii’ul ‘aliim. Wa astaghfirullaha lii wa lakum fastaghfiruuhu, innahu huwal ghafurur rohiim.
Khutbah kedua (doa)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ ، والبُخْلِ والهَرَمِ ، وَعَذَابِ القَبْرِ ، اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، وَزَكِّها أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ؛
وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ؛ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar