Menuju konten utama

Contoh Aba-Aba Gerak Jalan & Ketentuan Peraturan Baris-berbaris

Aba-aba gerak jalan adalah serangkaian instruksi yang diberikan oleh pemimpin regu. Berikut adalah beberapa contoh aba-aba gerak jalan yang umum digunakan.

Contoh Aba-Aba Gerak Jalan & Ketentuan Peraturan Baris-berbaris
Sejumlah pelajar mengikuti Gerak Jalan Karakter Rute Gerilya Kemerdekaan di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (26/8/2023). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/tom.

tirto.id - Contoh aba-aba gerak jalan dan ketentuan peraturan baris-berbaris (PBB) ini diperlukan, terutama bagi yang akan mengikuti lomba gerak jalan menyambut HUT RI.

Menyambut perayaan HUT RI atau hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, sejumlah instansi dan institusi pendidikan kerap mengadakan perlombaan gerak jalan atau baris berbaris.

Setiap peserta lomba gerak jalan akan dinilai berdasarkan kecepatan, keutuhan barisan, keserasian, ketertiban, semangat para peserta, kerapian barisan dan juga pakaian yang dikenakan.

Untuk mewujudkan berbagai kriteria tersebut di atas, para peserta baris-baris harus memahami apa saja aba-aba dalam gerak jalan, termasuk berbagai ketentuan yang ada dalam peraturan baris-berbaris atau PBB.

Namun, sebelum mengetahui berbagai aba-aba dalam gerak jalan, perlu diketahui juga apa itu yang dimaksud dengan peraturan baris-berbaris atau gerak jalan?

Apa yang Dimaksud Peraturan Baris-berbaris atau Gerak Jalan?

Dilihat dari sejarahnya, baris berbaris pertama kali dikenal pada zaman Kekaisaran Romawi yang ketika itu dipimpin oleh Julius Caesar.

Ketika itu, baris-berbaris dimaksudkan untuk melatih, kerapihan, kekompakan, ketertiban dan kesigapan seluruh pasukan Romawi yang berada di bawah kekuasaan Julius Caesar.

Baris berbaris sendiri adalah suatu wujud latihan fisik yang berguna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab, serta membentuk sikap lahir dan batin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Sementara itu, maksud dan tujuan dilaksanakannya PBB ini adalah:

Secara umum, PBB dimaksudkan sebagai latihan awal bela negara, serta dapat melatih para peserta, mengetahui perbedaan antara hak dan kewajiban. Kemudian, secara khusus, maksud dari PBB ini adalah ini menanamkan rasa disiplin serta mempertebal semangat dan rasa kebersamaan.

Lantas, tujuan utama dari pelaksanaan PBB ini adalah untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, serta disiplin sehingga dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu. Hal ini tentu, secara tidak langsung juga akan menanamkan rasa tanggung jawab.

Apa Itu Aba-Aba dalam Gerak Jalan

Ada sejumlah contoh aba-aba dalam gerak jalan yang perlu diketahui oleh peserta baris-berbaris, termasuk oleh pemimpin baris-berbaris.

Namun, sebelum mengetahui macam aba-aba, perlu diketahui maksud dari aba-aba. Aba-aba sendiri adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya atau pemimpin baris-berbaris kepada peserta baris-berbaris, agar perintah itu segera dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.

Macam aba-aba yang ada dalam gerak jalan adalah:

1. Aba-aba petunjuk

Aba-aba ini digunakan untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan atau aba-aba pelaksanaan.

2. Aba-aba peringatan

Aba-aba ini adalah sebuah perintah yang jelas dan harus dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3. Aba-aba pelaksanaan

Aba-aba ini merupakan aba-aba yang berisi ketegasan untuk melaksanakan aba-aba petunjuk atau aba-aba peringatan dengan serentak atau berturut-turut.

Aba-aba pelaksanaan yang digunakan dalam gerak jalan di antaranya adalah:

1. Gerak

Ini adalah aba-aba untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat dengan menggunakan kaki atau anggota tubuh lain, baik saat berhenti maupun berjalan.

2. Jalan

Aba-aba ini adalah aba-aba untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Bila gerakan meninggalkan tempat tidak terbatas jaraknya, maka aba-aba ini harus didahului dengan aba-aba peringatan "Maju".

3. Mulai

Aba-aba ini adalah aba-aba untuk pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.

Contoh Aba-Aba dalam Gerak Jalan

Aba-aba gerak jalan adalah serangkaian instruksi yang diberikan oleh pemimpin regu untuk mengatur ritme dan formasi tim selama gerak jalan. Berikut adalah beberapa contoh aba-aba gerak jalan yang umum digunakan:

1. Aba-Aba Awal

  • "Siap!"
    • Digunakan untuk mempersiapkan peserta gerak jalan. Peserta harus berdiri tegak dengan sikap sempurna.
  • "Maju Jalan!"
    • Aba-aba untuk memulai gerak jalan. Peserta mulai melangkah maju dengan kaki kiri.

2. Aba-Aba Selama Gerak Jalan

  • "Jalan di Tempat, Jalan!"
    • Digunakan untuk memerintahkan peserta berjalan di tempat. Peserta tetap bergerak, tetapi tidak maju.
  • "Cepat Jalan!"
    • Mempercepat langkah peserta. Langkah menjadi lebih cepat dan teratur.
  • "Lambat Jalan!"
    • Memperlambat langkah peserta. Langkah menjadi lebih lambat dan teratur.
  • "Belok Kiri/Kanan, Jalan!"
    • Digunakan untuk mengubah arah gerak jalan. Peserta belok sesuai dengan arah yang diperintahkan.
  • "Berhenti, Grak!"
    • Aba-aba untuk menghentikan gerak jalan. Peserta harus berhenti dengan posisi siap.

3. Aba-Aba Formasi

  • "Lencang Kiri/Kanan, Grak!"
    • Digunakan untuk menyelaraskan barisan ke kiri atau kanan. Peserta bergerak dengan cepat ke posisi yang diperintahkan.
  • "Hadap Kiri/Kanan, Grak!"
    • Digunakan untuk memerintahkan peserta untuk menghadap ke arah kiri atau kanan.
  • "Hormat, Grak!"
    • Aba-aba untuk memberi hormat. Peserta memberikan salam hormat sesuai dengan tata cara yang berlaku.

4. Aba-Aba Penyelesaian

  • "Istirahat di Tempat, Grak!"
    • Digunakan untuk memberi waktu istirahat kepada peserta di tempat mereka berdiri.
  • "Bubarkan, Grak!"
    • Aba-aba untuk mengakhiri gerak jalan. Peserta boleh meninggalkan formasi dengan tertib.

Cara Memberi Aba-Aba dalam Gerak Jalan

Gladi bersih Upacara HUT ke-78 RI

Paskibraka berjalan dalam barisan saat gladi bersih Upacara Peringatan HUT ke-78 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/8/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.

Ketika memimpin barisan dan bertugas untuk memberikan aba-aba, seorang pemimpin baris-berbaris perlu memperhatikan beberapa cara dalam memberikan aba-aba dalam baris-berbaris. Berikut ini adalah beberapa cara yang perlu dperhatikan dalam memberi aba-aba saat baris-berbaris:

  • Pada waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan.
  • Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku pula untuk si pemberi aba-aba, maka pada saat memberi aba-aba, pemberi aba-aba tidak menghadap pasukan.
  • Saat menyiapkan pasukan pada saat akan memasuki lapangan upacara dan setelah selesai, pemberi aba-aba tidak perlu menghadap pasukan.
  • Pada taraf permulaan latihan, aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang bergerak (berjalan/berlari), aba-aba pelaksanaannya harus selalu bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang dilakukan dengan tambahan gerakan satu langkah pada waktu berjalan atau tiga langkah pada waktu berlari.
  • Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan, yang pelaksanaannya dilakukan dengan gerakan tambahan yaitu dua langkah pada waktu berjalan atau empat langkah pada waktu berlari. Kemudian berhenti atau maju, dengan mengubah bentuk dan arah pada pasukan.
  • Semua aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas dan bersemangat.
  • Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.
  • Pemberian aba-aba peringatan, wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang menghentak.
  • Waktu antara aba-aba peringatan dengan aba-aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar kecilnya pasukan, dan atau tingkatan perhatian pasukan. Pemberi aba-aba dilarang memberikan keterangan-keterangan lain di sela-sela aba-aba pelaksanaan.
  • Bila ada suatu bagian aba-aba yang memerlukan koreksi, maka pemberi aba-aba bisa mengeluarkan perintah “ulangi”.

Ketentuan dalam Peraturan Baris-berbaris

LATIHAN PASKIBRAKA MADIUN

Sejumlah calon pengibar bendera yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) berlatih di Alun-alun Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (7/8/2018). ANTARA FOTO/Siswowidodo

Ada sejumlah ketentuan dalam PBB yang harus dipatuhi oleh para peserta baris-berbaris. Berbagai ketentuan itu:

Sebagai awalan, para peserta baris-berbaris harus tahu bahwa PBB sejatinya terdiri dari 2 bagian yaitu, gerakan di tempat dan gerakan berjalan.

A. Gerakan di tempat terdiri dari:

  • Sikap sempurna
Sikap Sempurna identik dengan posisi siap. Oleh karena itu, aba-aba yang menuntun ke posisi sempurna ini adalah Siap Grak. Posisi yang harus dicapai oleh peserta baris-berbaris dalam posisi sempurna adalah, badan berdiri tegak, tumit kaki bertemu dan ujung kaki dibuka membentuk sudut 450.

  • Lencang depan
Lencang depan berguna untuk mengatur jarak antara peserta dengan peserta di depannya. Lencang depan dilakukan dengan merentangkan lengan kanan ke arah bahu peserta yang didepannya, kemudian jaraknya ditambah dua kepalan tangan.

Lencang depan juga digunakan untuk meluruskan barisan. Hanya barisan paling kanan yang melakukan lencang depan, setelah itu barisan lain mengikuti meluruskan barisan.

  • Lencang kanan
Lencang kanan digunakan untuk mengatur jarak antara peserta yang satu dengan peserta di sebelah kanan dan kirinya. Ukuran jaraknya adalah dengan merentangkan satu lengan ke arah kanan peserta menyentuh bahu peserta di sebelah kanannya.

Lencang kanan juga disertai dengan gerakan meluruskan barisan. Lencang kanan dilakukan oleh barisan paling depan saja sementara yang lain hanya meluruskan barisan.

  • Setengah lengan lencang kanan
Gerakan ini bermanfaat untuk mengatur jarak antara posisi peserta yang satu dengan peserta di sebelah kanan dan kirinya. Jaraknya adalah sejauh setengah lengan dengan meletakkan tangan di pinggang sambil merapikan barisan. Sama seperti yang lain, setengah lengan lancang kanan hanya dilakukan barisan paling depan saja, sementara barisan yang lain merapikan barisan.

  • Berhitung
Berhitung berguna untuk mengetahui jumlah peserta dalam barisan. Ketika ada aba-aba berhitung maka peserta barisan paling depan melakukan penghitungan yang dimulai dari barisan paling kanan. Berhitung hanya dilakukan oleh barisan paling depan, selanjutnya jumlah keseluruhan peserta dilaporkan oleh peserta barisan belakang paling kiri.

  • Hadap kanan
Gerakan ini berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kanan. Untuk melakukan gerakan ini, peserta harus menempatkan kaki kiri di ujung kaki kanan kemudian kaki kanan diputar menghadap kanan, lalu tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450.

  • Hadap Kiri
Aba-aba hadap kiri berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kiri. Untuk mengubah posisi ini langkah pertama adalah menempatkan kaki kanan di ujung kaki kiri kemudian kaki kiri diputar menghadap kiri, lalu tumit kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450.

  • Hadap serong kanan atau kiri
Gerakan ini berguna untuk mengubah posisi barisan menyerong ke kanan atau ke kiri. Untuk melakukan serong kanan, kaki kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu tumit kaki kanan diputar menyerong kanan. Terakhir, tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450. Demikian juga kebalikannya untuk melakukan serong kiri.

  • Balik kanan
Gerakan ini berguna untuk mengubah posisi berdiri berlawanan arah dari posisi sebelumnya atau bergeser sejauh 1800 dari posisi semula. Untuk melakukannya maka kaki kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu tumit kaki kanan diputar sejauh 1800 ke kanan lalu terakhir kaki tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan dengan jarak kedua ujung kaki tetap 450.

  • Istirahat di tempat
Istirahat ini sebenarnya bertujuan untuk merilekskan peserta baris-berbaris. Namun istirahat dalam hal ini tetap terikat aturan. Oleh karena itu, posisi istirahat yang dimaksud adalah dari posisi siap kaki dibuka selebar bahu, dan kedua tangan diletakkan di pinggang belakang dengan tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.

B. Gerakan berjalan di antaranya adalah:

  • Maju Jalan
Maju Jalan adalah sebuah perintah untuk melangkah ke depan. Langkah pertama adalah fokus maju jalan. Langkah pertama harus tegas yang ditunjukkan dengan kaki kiri yang lebih dulu melangkah dengan menghentak tegas dan pasti yang diikuti dengan tangan kanan juga diayun ke depan dengan pasti dan tegas, sementara tangan kiri ke arah sebaliknya. Kemudian, dilanjutkan dengan langkah biasa, namun tetap terarah ke depan, namun kaki dan tangan bergerak santai (tidak dihentak). Lakukan begitu seterusnya hingga aba-aba berhenti.

  • Hadap kanan/kiri maju jalan
Perintah hadap kanan/kiri maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan ke kanan atau ke kiri yang kemudian dilanjutkan dengan maju jalan. Untuk melakukan gerakan ini, gabungkan perintah hadap kanan/kiri dengan gerakan maju jalan.

  • Balik kanan maju jalan
Perintah balik kanan maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan 1800 berlawanan arah dari posisi semula. Ini kemudian dilanjutkan dengan maju jalan. Cara melakukannya, gabungkan perintah balik kanan dengan gerakan maju jalan.

  • Jalan di Tempat
Gerakan ini sama seperti gerakan melangkah di tempat, namun tetap dengan posisi yang indah, dimana kaki kiri dan kanan secara bergantian diangkat setinggi pinggang, Sementara kedua tangan dengan posisi siap di samping badan dan jari tangan dikepal.

  • Langkah tegak maju jalan
Ini adalah kebalikan dari maju jalan. Jika maju jalan memiliki kesan agak santai, maka langkah tegak maju jalan lebih kaku dan berat, dengan langkah yang berderap tegas. Gerakan melangkah ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang lebih formal.

  • Berhenti
Saat ada aba-aba berhenti, peserta baris-berbaris tidak serta-merta berhenti. Biasanya, satu langkah setelah aba-aba berhenti, lalu diakhiri dengan kaki yang satu lagi menutup langkah.

  • Belok kanan/kiri Jalan
Belok kanan/kiri jalan adalah perubahan posisi ke kanan atau ke kiri (berbelok) sembari berjalan.

  • Bubar Jalan
Aba-aba ini adalah pemberitahuan bahwa baris-berbaris telah selesai dilaksanakan sehingga peserta baris-berbaris diharapkan untuk membubarkan barisan. Walaupun baris-berbaris sudah usai, sebelum membubarkan barisan, peserta harus balik kanan terlebih dahulu, lalu peserta melakukan hitungan 1 hingga 8. Setelah itu. peserta baru boleh meninggalkan barisan.

Baca juga artikel terkait UMUM atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani