tirto.id - Istilah ayam kampung (Gallus domesticus) digunakan untuk menyebut ayam peliharaan yang tidak berasal dari ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial alias ayam bukan ras. Budidaya ayam kampung banyak dilakukan dalam skala rumahan. Apa saja yang perlu diperhatikan dan jenis sistem cara ternaknya?
Dikutip dari buku Berternak Ayam Buras (1995) karya Sarwono B., ayam kampung telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Istilah ayam kampung semula adalah kebalikan dari istilah ayam ras, dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan.
Ayam kampung memiliki beberapa keistimewaan dibanding ayam potong atau ayam broiler. Selain harga daging dan telurnya yang lebih mahal, ayam kampung juga dinilai memiliki cita rasa lebih lezat dan bergizi.
Asal-usul ayam kampung konon berasal dari ayam hutan merah yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Kutai di Nusantara. Sujionohadi dan Setiawan dalam buku Ayam Kampung Petelur (1993) menuliskan, kala itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai upeti dari rakyat.
Kewajiban dari rakyat untuk kerajaan itulah yang membuat ayam kampung mulai diternakkan dan dijaga populasinya. Kebiasaan beternak ayam kampung menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia hingga kini.
Apa Saja yang Perlu Diperhatikan dalam Budidaya Ayam Kampung?
Cara memelihara ayam kampung yang tidak serumit ayam potong. Inilah yang membuat bisnis ini banyak dilakukan dalam skala rumahan.
Akan tetapi, waktu panen yang jauh lebih lama dari ayam potong menjadi salah satu alasan ternak ayam kampung tidak terlalu digemari. Kendati begitu, budidaya ayam kampung yang tepat dapat membantu menambah perekonomian keluarga.
Berikut ini beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam pemeliharaan ayam kampung selain memiliki kandang yang sesuai standar kesehatan, dikutip dari laman Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah:
1. Pemilihan bibit berkualitas
Memilih bibit berkualitas adalah langkah awal yang menentukan keberhasilan budidaya ayam kampung. Bibit ayam biasa disebut day old chick (DOC), yakni anak ayam (kuthuk dalam bahasa Jawa) yang baru saja ditetaskan.
Bibit DOC ayam kampung berkualitas berasal dari indukan yang berkualitas pula. Bibit ayam yang berkualitas memiliki ciri-ciri mata cerah, bersinar, berdiri tegap, lincah, tidak punya cacat fisik, dan menetas di saat yang tepat.
2. Air minum
Sediakan air minum yang bersih dan cukup. Jangan biarkan ayam minum dari air di luar kandang, apalagi yang tercampur air hujan. Air minum sering diabaikan oleh peternak ayam kampung karena mereka umumnya hanya fokus pada pemberian makanan saja.
Air minum yang tidak higienis apalagi bercampur air kotor dapat menjadi sarang bakteri dan kuman yang masuk ke tubuh ayam. Ini dapat menyebabkan ayam mudah sakit dan mati. Tambahkan antibiotik dan vitamin pada air minumnya.
3. Pakan
Pakan ayam sangat mudah lembab sesuai dengan lingkungannya. Jika lembab, pakan mudah ditumbuhi jamur, parasitm dan mikroorganisme lain. Maka dari itu, jagalah agar pakan ayam tetap kering dan simpan di tempat bersih.
Pakan ayam kampung dapat berupa dedak atau bekatul, konsentrat, atau jagung dan sisa makanan berupa nasi.
4. Waspada Penyakit
Ayam kampung cenderung punya sistem imun yang lebih tinggi dibanding ayam potong, namun peternak harus selalu waspada pada berbagai jenis penyakit yang mungkin terjadi. Beberapa contoh penyakit pada ayam kampung adalah influenza, diare, tetelo, cacingan, dan lainnya.
Ketika musim kemarau, penularan penyakit biasanya terjadi melalui media udara, sedangkan pada musim hujan melalui air minum. Untuk menambah daya tahan tubuh ayam, beri vitamin dan makanan tambahan lainnya.
5. Kandang
Memelihara ayam sebaiknya tetap menggunakan kandang karena lebih aman dan terlindung, terjamin kebersihannya, serta tidak merusak tanaman di sekitar rumah. Ayam akan terlindung dari panas dan hujan, angin, serta serangan hewan lain.
Jenis kandang yang sering dipakai adalah kandang litter, kandang slat, dan kandang lantai campuran.
3 Jenis Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung Sederhana
Ada 3 macam sistem pemeliharaan ayam kampung sederhana, dikutip dari tulisan Sabrina Arifah Ramadhani yang diunggah laman Info Publik Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat:
1. Sistem Intensif
Ayam dimasukkan ke dalam kandang dengan kontrol makanan dan minuman ketat. Nilai lebih dari sistem ini adalah hasil ternak ayam bisa maksimal dan ayam terjaga dari serangan hewan atau hilang. Kekurangannya, butuh biaya pakan yang lebih banyak.
2. Sistem Semi Intensif
Sistem semi intensif adalah ayam diberi kandang namun ada waktu-waktu tertentu ayam dilepas untuk makan atau berkeliaran, misalnya pagi dan siang hari. Kekurangannya ayam berisiko hilang dan makan sembarang makanan. Juga mudah tertular penyakit akibat berkeliaran bebas walau malamnya tidur di kandang.
3. Sistem Umbaran
Sistem umbaran adalah ayam dibiarkan lepas tanpa adanya kandang sehingga biaya lebih murah karena tak perlu membangun kandang. Ayam juga mencari makan sendiri, dan minum sembarang air.
Namun kekurangannya, ayam rentan hilang, sakit dan diserang hewan buas serta merusak tanaman di sekitar.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Iswara N Raditya