Menuju konten utama

Cara Menanam Caisim: Teknik Budidaya Sawi Hijau di Lahan

Berikut cara menanam caisim mulai dari tahap penyemaian hingga panen. Teknik budidaya sawi hijau di lahan tidak terlalu sulit dilakukan. 

Cara Menanam Caisim: Teknik Budidaya Sawi Hijau di Lahan
Petani memanen sayur caisim (sawi hijau) di Belendung, Tangerang, Banten, Rabu (22/9/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

tirto.id - Caisim atau sawi adalah sayuran yang mampu beradaptasi di berbagai macam ketinggian lahan, baik rendah (100 Mdpl) maupun tinggi (1.000 mdpl). Caisim juga bisa hidup di hampir segala jenis tanah dengan tingkat kemasaman (pH) optimal 6 sampai 7 dan suhu sekitar 15-20 derajat celcius.

Orang asing menyebut Caisim (Brassica sinensis L.) dengan istilah mustard. Sayuran yang di tanah air terkenal sebagai pelengkap bakso atau mie rebus ini memiliki banyak kandungan nutrisi. Caisim mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, hingga Vitamin A, B, dan C.

Dari berbagai jenis caisim, yang paling dikenal dan banyak ditemui adalah sawi bakso atau sawi Cina yang memiliki ciri tangkai daun kecil memanjang dan berwarna putih kehijauan. Sementara itu daunnya agak melebar, tipis serta berwarna hijau.

Rasa dari caisim cenderung sedikit pahit tetapi segar dan renyah saat dimakan. Caisim diketahui memiliki beberapa manfaat seperti mengobati sakit kepala, mengobati gatal di tenggorokan ketika mengalami batuk, membersihkan darah, melancarkan pencernaan, dan membetulkan fungsi ginjal.

Cara Budidaya Sawi Hijau (Caisim) di Lahan

Ada beberapa tahap dalam budidaya caisim (sawi hijau) di lahan. Berikut cara budidaya sawi hijau di lahan, seperti dikutip dari publikasi Balitsa Litbang Kementan RI.

1. Teknik Persemaian Benih Caisim

Sebelum ditanam di kebun, benih caisim mula-mula direndam selama kurang lebih 2 jam dalam larutan Propamokarb Hidroklorida 0,1%. Benih yang mengambang dibuang dan setelah perendaman dilakukan pengeringan dengan diangin-anginkan.

Benih sawi kemudian disemai di media campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 selama sekitar seminggu dan ditutup 2-3 hari dengan menggunakan daun pisang atau penutup lainnya. Setelah 7-8 hari, bibit sawi kemudian dipindahkan ke bumbungan sampai kurang lebih 2-3 minggu.

Untuk tiap hektar lahan, diperlukan sekitar 750 gram benih sawi. Pemilihan benih pun perlu dilakukan dengan memperhatikan lama penyimpanan, jenis, kadar air, serta suhu penyimpanan benih.

2. Teknik Persiapan Lahan Caisim

Lahan untuk penanaman bibit dicangkul dan dibersihkan terlebih dahulu dari gulma atau sampah lain yang berpotensi menghambat pertumbuhan caisim. Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 30 cm dan dibuat bedengan.

Pengolahan lahan untuk penanaman sebaiknya dilakukan 3-4 minggu sebelum penanaman bibit caisim. Bila tanah memiliki pH rendah, tambahkan kapur Dolomit atau Kalsit. Perbandingannya 1-1,5 ton/hektar dengan cara dicampur rata dengan tanah pada 2-4 minggu sebelum penanaman bibit.

Setelah itu dibuat bedengan yang lebarnya 100-120 cm dan ketinggian 30 cm. Di setiap bedengan, bibit caisim ditanam membaris dengan jarak antar tanaman sekitar 10-15 cm.

3. Cara Menanam Caisim

Bibit caisim yang siap tanam bisa disebar ke bedengan. Caranya, membuat lubang terlebih dahulu untuk tempat menaruh bibit caisim.

Jika penanaman benih caisim dilakukan langsung di bedengan, setelah dua minggu perlu dilakukan penjarangan antar-tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan caisim.

Pastikan caisim tidak tertutupi oleh apa pun alias terpapar sinar matahari secara langsung. Hal ini untuk menunjang pertumbuhan bibit caisim.

4. Pemberian Pupuk untuk Budidaya Caisim

Terdapat 2 jenis pupuk yang diberikan ketika menanam caisim ini, yaitu pupuk kandang dan urea. Pemberian pupuk dilakukan sebelum dan setelah penanaman bibit caisim.

Pupuk kandang diberikan ke lahan sebelum caisim ditanam, dengan jarak sekitar 3 hari sebelum penanaman. Caranya adalah mencampur rata pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha dengan tanah.

Sementara itu, pupuk urea diberikan setelah 2 minggu dari penanaman bibit caisim. Pupuk susulan ini disebar sebanyak 130 kg/ha lahan.

5. Cara Perawatan Caisim

Cara perawatan caisim adalah dengan melakukan penyiraman air dan penyiangan dari gulma serta melakukan pencegahan dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Hal ini dilakukan supaya caisim bisa tumbuh baik dan sehat serta tidak berebut nutrisi dengan tanaman pengganggu.

Penyiraman air perlu dilakukan dari awal sampai panen jika menanam caisim saat musim kemarau. Sementara jika penanaman dilakukan di musim hujan, penyiraman air dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Penyiangan dari gulma atau tanaman pengganggu pertumbuhan lainnya dilakukan setiap 2 minggu sekali. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pemberian urea pada caisim.

Untuk menjaga caisim dari hama dan penyakit lain, penggunaan pestisida bisa dilakukan setelah dilakukan pencegahan dengan memperhatikan saluran drainase serta sanitasi lahan.

Hama utama penyerang caisim ialah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Cara mengendalikannya, bisa dengan memanfaatkan Diadegma semiclausum yang berfungsi sebagai parasitoid.

Selain Diadegma Semiclausum, bisa juga dengan menggunakan biopestisida, pestisida nabati, atau pestisida kimia dengan memperhatikan takaran, jenis, cara pemakaian, dan jarak penggunaan.

6. Cara Panen Caisim

Pemanenan dapat dilakukan setelah usia caisim mencapai 45-50 hari. alam skala optimal, produksi dari 1 hektar lahan bisa mencapai 1-2 ton caisim.

Cara pemanenan adalah dengan mencabut tanaman caisim dari bidang tanam. Panen caisim bisa juga dengan memotong pangkal batangnya. Perlu dicatat, keterlambatan dalam memanen bisa menyebabkan caisim menjadi berbunga.

7. Tahap Pascapanen Caisim

Caisim yang telah dipanen diletakkan di tempat teduh dan diperciki air untuk menjaga agar tidak mudah layu.

Lakukan penyortiran dari daun yang busuk, tua, atau terlihat sakit. Setelah disortir, caisim diangkut dalam wadah yang memiliki lubang agar sirkulasi udara tetap terjaga dan caisim tidak mudah membusuk.

8. Pembenihan Caisim

Bila ingin melakukan pembenihan dari caisim yang ditanam sendiri, perlu memperhatikan usia dari tanaman tersebut. Tanaman caisim baik untuk menghasilkan benih jika usianya sekitar 70 hari.

Sebaiknya caisim yang akan digunakan untuk pembenihan dipisah dari yang lain. Perhatikan pula perlakuan terhadap benihnya seperti pengeringan yang hanya dianginkan, penyimpanannya dalam suhu dan ruangan tertentu, serta tidak lebih dari 3 tahun.

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Fajri Ramdhan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Fajri Ramdhan
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Addi M Idhom