Menuju konten utama

Cara Budidaya Cacing Sutra, Persiapan dan Tahapannya

Cacing sutera seperti halnya ulat sutera yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Harga per kilogramnya bisa mencapai Rp70 ribu.

Cara Budidaya Cacing Sutra, Persiapan dan Tahapannya
Warga mencari cacing sutra (tubifex) di Sungai Ngrowo, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (24/10). Cacing sutra untuk pakan ikan budidaya darat tersebut dijual Rp36 ribu per liter. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/aww/16.

tirto.id - Cacing sutra yang memiliki nama ilmiah Tubifex sp ini kerap dijadikan pakan alami dan permintaan pasarnya cukup tinggi. Salah satu alasannya, cacing sutra dikenal bernutrisi tinggi dan menjadi makanan bergizi untuk menunjang pertumbuhan larva ikan.

Dikutip dari laman Balai Perikanan Air Tawar Tatelu, ciri cacing sutra yaitu memiliki tubuh yang dominan berwarna kemerahan. Tubuhnya ramping, halus, dan punya panjang sekira 1-2cm. Hewan ini bernapas melalui permukaan tubuhnya yang dipenuhi pembuluh darah.

Cacing sutra membutuhkan suhu lingkungan sekira 12-17 derajat celcius agar mendapatkan pertumbuhan terbaik. Syarat lingkungan lainnya yang diperlukan untuk hidup cacing ini yaitu memiliki tingkat keasaman dengan pH 6.0-8.0. Dengan kondisi demikian, tingkat ketahanan hidup cacing sutra sekira 24-96 persen.

Dilihat dari nutrisinya, cacing sutra diketahui memiliki kandungan protein (57%), lemak (13,3%), serat kasar (2,04%), kadar abu (3,6%) dan air (87,7%). Semua kandungan tersebut bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan benih ikan secara optimal.

Di alam liar, cacing sutra dapat ditemukan di sungai, area pertanian yang tergenang air, hingga saluran pembuangan (got). Cacing ini mampu bertahan hidup di perairan yang tercemar. Namun, cacing sutra yang hidup di lingkungan tercemar berisiko menjadi pembawa penyakit (carrier).

Oleh sebab itu, cara mendapatkan cacing sutra yang sehat bisa diupayakan dengan budidaya. Budidayanya bisa dilakukan dengan mudah.

Cara budidaya cacing sutra

Proses awal budidaya cacing sutra dimulai dengan memanipulasi lingkungan. Cacing sutra perlu dibuatkan lingkungan yang nyaman baginya menyerupai habitat aslinya. Di samping itu, perlu dipastikan terdapat sumber air agar lingkungan tidak sampai kering yang mengakibatkan cacing bisa mati secara massal.

Berikut tahapan dalam budidaya cacing sutra seperti dikutip dari laman Dispeterikan Pemerintah Kabupaten Magelang:

1. Siapkan lahan yang dijadikan tempat budidaya.

Lakukan fermentasi pada lahan dengan cara merendam lahan memakai air seinggi 5cm selama 3-4 hari.

2. Lakukan pemupukan agar cacing bisa tumbuh dan berkembang optimal.

Caranya yaitu menyiapkan pupuk kandang atau ampas tahu sebagai pakan. Kebutuhan ampas tahu yaitu 200-250 gram per meter persegi, dan jika memakai pupuk kandang sekira 300 gram per meter persegi.

Apabila memiliki memakai pupuk kandang sebagai pakan, maka dapat menerapkan cara berikut untuk pembuatannya:

  • Siapkan kotoran ayam dan jemur sampai kering. Gas beracun pada kotoran akan hilang sekira 6 jam
  • Siapkan EM4, gula pasir dengan air. Campurkan dengan takaran EM4 sebanyak 4ml dengan 300 ml air, ditambah ¼ sendok makan gula pasir. Diamkan selama 2 jam.
  • Masukkan cairan tersebut pada kotoran ayam sebanyak 10 kg. Takaran cairan dapat ditambah bila jumlah kotoran ayam lebih banyak lagi.
  • Jika sudah tercampur, tutup rapat dan biarkan selama 5 hari agar fermentasi berjalan optimal
3. Siapkan habitat atau media tumbuh cacing sutra.

Caranya bisa membuat kubangan lumpur berukuran 1x2 meter persegi. Lalu, kubangan dilengkapi dengan saluran untuk masuk dan keluar air. Setiap kubangan dibuat petak berukuran 20x20x10 (tinggi)cm dan antar petak diberi lubang dengan jari-jari 0,5 cm

4. Pembibitan.

Setelah semua media untuk habitat cacing disiapkan, lalu diteruskan dengan pemberian bibit cacing sutra. Bibit cacing yang disiapkan sebaiknya dikarantina 2-3 hari untuk menghilangkan bakteri patogen yang mungkin menempel. Setelah itu, taburkan cicit cacing ke dalam lahan dan diusahakan teraliri air dengan debit kecil atau lambat.

5. Perawatan.

Setelah ditabur ke lahan, cacing perlu diberikan pakan tambahan lagi. Pada lahan bisa ditambahkan kembali ampas tahu atau pupuk kandang.

6. Panen.

Panen pertama dalam budidaya cacing sutra umumnya berlangsung setelah 75 hari. Setelah itu, panen akan terulang dalam perkiraan 15 hari sekali. Pemanenan bisa dilakukan saat pagi atau sore hari.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari