Menuju konten utama

BPS Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Terbaru, Apa Hasilnya?

BPS merilis data pertumbuhan ekonomi RI terbaru yang meningkat sebesar 5,12 persen (y-on-y) pada triwulan II-2025. Berikut rinciannya.

BPS Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Terbaru, Apa Hasilnya?
kantor badan pusat statistik (bps). tirto/andrey gromico.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/y-on-y) pada triwulan II-2025.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan dibanding edisi sebelumnya.

"Bila dibandingkan dengan triwulan I 2025 atau secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), tumbuh sebesar 4,04 persen," ujarnya dalam konferensi pers Selasa (5/8/2025).

Menurut Edy, kinerja ekonomi pada periode ini ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga, meningkatnya mobilitas masyarakat, dan pertumbuhan investasi domestik ataupun asing.

“Konsumsi masyarakat tetap terjaga, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan indeks penjualan eceran riil dan nilai impor barang konsumsi secara tahunan,” kata Edy.

Rincian Pertumbuhan Ekonomi RI Terbaru dari BPS

Menurut Berita Resmi Statistik Nomor 74/08/Th. XXVIIII yang dirilis pada 5 Agustus 2025, pertumbuhan ekonomi RI berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2025 mencapai Rp5.947 triliun. Sementara, besaran PDB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3.396,3 triliun.

Berikut ini rincian pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 (y-on-y) sebesar 5,12 persen:

  • Dari sisi produksi
Pertumbuhan tertinggi: Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 11,31 persen

  • Dari sisi pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi: Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,67 persen

Dalam komponen lapangan usaha, pertumbuhan terjadi di seluruh lapangan usaha. Berikut ini rincian pertumbuhannya:

  • Jasa Lainnya: 11,31 persen
  • Jasa Perusahaan sebesar 9,31 persen
  • Transportasi dan Pergudangan: 8,52 persen
  • Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum: 8,04 persen
Sementara itu, dalam komponen pengeluaran, pertumbuhan terjadi di semua komponen, kecuali Komponen PK-P yang terkontraksi sebesar 0,33 persen. Berikut ini rincian pertumbuhannya:

  • Komponen Ekspor Barang dan Jasa: 10,67 persen
  • Komponen PK-LNPRT: 7,82 persen
  • Komponen PMTB: 6,99 persen
  • Komponen PK-RT: 4,97 persen
  • Komponen Impor Barang dan Jasa: 11,65 persen
Menurut data yang sama, ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2025 menunjukkan pertumbuhan di sejumlah provinsi. Kelompok provinsi di Pulau Sulawesi mencatat pertumbuhan (y-on-y) tertinggi sebesar 5,83 persen. Berikut ini rincian pertumbuhan ekonomi secara spasial:

  • Pulau Sulawesi: 5,38 persen
  • Pulau Jawa: 5,24 persen
  • Pulau Sumatera: 4,96 persen
  • Pulau Kalimantan: 4,95 persen
  • Pulau Bali dan Nusa Tenggara: 3,73 persen
  • Pulau Maluku dan Papua: 3,33 persen
Namun, beberapa pihak ragu dengan data yang dipaparkan BPS. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, menilai banyak data yang dirilis tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan dan tak sejalan dengan data-data lain yang dikeluarkan pemerintah.

“Kalau kita melihat dari apa yang disampaikan oleh BPS, begitu ya, terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini, salah satu yang perlu kita lihat kembali apakah pertumbuhan tersebut memang terproyeksikan di lapangan,” kata Andry dalam Diskusi Publik: Tanggapan Atas Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025, Rabu (6/9/2025).

Peneliti Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Muhammad Anwar, ragu dengan angka yang dipaparkan oleh BPS. Hal ini karena terdapat sejumlah indikator utama yang justru mencerminkan perlambatan ekonomi selama kuartal II, salah satunya adalah Purchasing Managers' Index (PMI) dan PHK.

"PMI di bawah 50 berarti sektor industri tidak sedang ekspansif. Bahkan terjadi lonjakan PHK yang signifikan, utamanya di sektor padat karya, dengan 42.385 pekerja kehilangan pekerjaan selama Juni saja. Ini menunjukkan bahwa klaim pertumbuhan sektor industri harus dikritisi," sambung Anwar

Pembaca yang ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai pertumbuhan ekonomi dapat membaca kumpulan artikel sejenis melalui tautan berikut ini.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat