tirto.id - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menilai daya beli masyarakat masih lemah, kendati Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2025 tumbuh 4,97 persen dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 54,25 persen. Hal ini tercermin dari tingkat okupansi pusat perbelanjaan atau mall yang hanya mencapai 10 persen sampai saat ini.
“Kisaran itu kita ada 400 ribu pusat perbelanjaan. Ada 400 (ribu) itu kurang lebih kalau per hari di satu pusat perbelanjaan itu berarti kurang lebih hampir 20 juta (pengunjung), ya. 20-30 juta per hari (untuk seluruh pusat perbelanjaan),” ucapnya kepada para pewarta, di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).
Tidak hanya itu, fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana) yang ramai belakang juga nyata adanya di pusat-pusat perbelanjaan. Hanya saja, intensitas munculnya rojali dan rohana sangat tergantung dengan musim ramai mall.
Artinya, ketika peak season atau musim padat, jumlah rohana dan rojali biasanya akan lebih sedikit. Berbeda ketika musim sepi alias low season datang, yang membuat jumlah kunjungan rojali dan rohana melonjak. Pada tahun ini, intensitas rojali dan rohana sedikit lebih tinggi dari biasanya karena ada dua kali low season.
“Rojali dan rohana itu kan sebetulnya sudah lama ada di pusat perbelanjaan, bukan tiba-tiba sekarang muncul,” tegas Alphonzus.
Munculnya rojali dan rohana ini pun tidak sepenuhnya didorong oleh daya beli masyarakat yang masih melemah, namun juga karena adanya pergeseran fungsi pusat perbelanjaan menjadi pusat perkumpulan (social hub). Hal ini terlihat dari rojali dan rohana yang berasal dari masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.
“Di kelas menengah atas pun terjadi, tetapi bukan karena faktor daya beli. Tapi, faktor yang tadi, makroekonomi, kemudian global. Dampak-dampak global itu semua mempengaruhi. Itu lah yang membuat Rojali dan Rohananya kadang naik, kadang turun,” jelas Alphonzus.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































