Menuju konten utama

Biografi Ismail Al-Jazari, Sejarah Hidup Bapak Robotika Penemu Jam

Berikut ini biografi Ismail Al-Jazari, sejarah hidup Bapak Robotika penemu jam pertama di dunia.

Biografi Ismail Al-Jazari, Sejarah Hidup Bapak Robotika Penemu Jam
Ilustrasi Ilmuwan Muslim

tirto.id - Ismail Al-Jazari merupakan seorang perancang mekanik yang gemilang dari kalangan muslim pada abad ke-12. Kecermelangan Ismail sering dibandingkan dengan ilmuwan Leonardo da Vinci yang menggemparkan Eropa. Berikut ini biografi Ismail Al-Jazari, sejarah hidup Bapak Robotika penemu jam pertama di dunia.

Bernama lengkap Badīʿ Az-Zaman Abū l-ʿIzz bin Ismāʿīl bin Ar-Razāz Al-Jazarī, ia lahir pada 1136 masehi di suatu tempat di antara sungai Tigris dan Eufrat (dulu dikenal sebagai wilayah Mesopotamia—kini Irak). Ismail hidup bersamaan dengan era kemajuan ilmu pengetahuan di negara-negara Islam (Islamic Golden Age).

Selama hidupnya, Ismail menjalani karir sebagai kepala insinyur di Istana Artuku di daerah Diyarbakir. Ia mengabdikan diri pada Dinasti Artuqid, penguasa wilayah timur Anatolia dan Jazira (kini Turki) pada abad ke-12 dan 13. Ismail mengikuti jejak ayahnya yang juga menjadi kepala insinyur di istana tersebut.

Sejarawan dan ahli kimia, George Sarton, dalam bukuIntroduction to the History of Science (1927) menggambarkan Al-Jazari sebagai perancang mekanik muslim paling terkemuka pada masanya. Menurut George Santon, karya-karya Al-Jazari merupakan yang “paling rumit dan dapat dianggap sebagai puncak dari standar pencapaian muslim kala itu.”

Beberapa alat yang menandakan kecemerlangan Ismail dalam membuat alat mekanik waktu itu antara lain jam kastil, jam lilin, pompa mekanik, dan jam gajah.

Semasa hidupnya, Ismail al-Jazari berhasil membuat kurang lebih 174 gambar perangkat mekanik, 80 di antaranya dilengkapi dengan tata cara pembuatannya.

Biografi Ismail al-Jazari dan Karyanya

Oleh Al-Jazari, rancangan dan cara pembuatan alat mekanik yang ia buat dibukukan dalam beberapa buku. Salah satu bukunya yang termasyhur adalah Kitab fi Ma`rifat Al-hiyal Al-Handasiyya.

Pada 1974, buku termasyhur dari Al-Jazari tersebut diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh seorang insinyur cum sejarawan sains bernama Donald Routledge Hill dengan judul Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices(1974).

Dalam terjemahannya tersebut, Donald R. Hill menggambarkan Al-Jazari sebagai seorang perajin alat mekanik, alih-alih seorang penemu macam Leonardo da Vinci.

Hal tersebut dikarenakan rancangan-rancangan yang dibuat oleh Al-Jazari lebih berfokus pada cara pembuatan yang bersifat praktikal—ketimbang bersifat teoritis.

Selain itu, sebagian besar rancangan alat yang dibuat oleh Al-Jazari menggunakan cara kerja alat yang dikembangkan penemu-penemu sebelumnya seperti Archimedes dan Banu Musa Bersaudara.

Meskipun demikian, kata Donald R. Hill dalam terjemahan buku Al-Jazari, "...tidak berarti bahwa Al-Jazari tidak membuat inovasi, atau bahwa alat yang dia buat tidak penting."

Terdapat beberapa inovasi yang dilakukan Ismail Al-Jazari dalam pembuatan alat mekanik, seperti penyempurnaan tipping-bucket, pompa bolak-balik, jam Tarjahār, dan wadah pengukur pengeluaran darah.

Penerjemahan buku Al-Jazari juga menunjukkan bahwa Ismail Al-Jazari, dalam beberapa hal, lebih maju dari perancang mekanik Eropa pada masanya.

Profesor bidang sejarah Universitas Princeton, Lynn White Jr, dalam kata pengantarnya untuk Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices (1974) menjelaskan bahwa "cendekiawan Barat mengira bahwa katup berbentuk kerucut pertama kali muncul dalam gambar Leonardo da Vinci, tetapi alat itu lebih dulu ada pada gambar kerja Al-Jazari.

Demikian pula roda gigi segmental pertama kali muncul dengan jelas di Al-Jazari, sedangkan di Barat, alat itu muncul dalam rancangan jam astronomi Giovanni de' Dondi pada tahun 1364."

Dari semua alat yang dirancang oleh Al-Jazari, banyak sejarawan sains terpana pada jam gajah yang dibuat cendekiawan muslim tersebut. Ehsan Masood, dalam bukunya Sciene and Islam: A History (2008, hlm. 163), menyebut jam tersebut sebagai salah satu alat bikinan cendekiawan muslim yang luar biasa.

Jam gajah Al-Jazari menggunakan prinsip tekanan air Archimedes dan menggunakannya sebagai penggerak jam. Oleh Al-Jazari, jam tersebut dipadupadankan dengan corak budaya India, Cina, Mesir, Persia, dan Arab. Alat ini menggambarkan luasnya referensi Al-Jazari dalam membuat alat mekanik.

Pada 1976, jam gajah Al-Jazari yang monumental tersebut diciptakan kembali dan dipamerkan dalam Festival Dunia Islam. Replika jam air tersebut juga pernah dibuat dan dipamerkan di area “India kecil” di mal Ibnu Batuta di Dubai.

Sejumlah mesin rancangan al-Jazari yang lain juga dibuatkan model animasi 3D oleh sejumlah akademisi Foundation for Science, Technology, and Civilization (FSTC), Manchester, Inggris. Kesemua modelnya benar-benar bisa bekerja dengan baik.

Saqiya, Alat Mekanik Terbaik Rancangan Al-Jazairi

Barangkali, saqiya merupakan alat rancangan Al-Jazari yang paling berpengaruh bagi masyarakat Timur Tengah. Saqiya merupakan mesin pengangkut air yang memaksimalkan pengangkutan air dari sumur bawah tanah.

Pembuatan saqiya terinspirasi dari alat sedot ala Bizantium yang dipakai untuk menjaga api menyala. Dengan menggunakan katup dan mekanisme penghubung engkol, ia menciptakan pompa isap dengan piston kembar yang bisa bergerak maju-mundur terus-menerus.

Mesin bikinan Al-Jazira ini sangat berguna bagi teknologi irigasi masyarakat Timur Tengah masa itu. Dalam pembuatan saqiya, al-Jazari juga mengembangkan beberapa terobosan antara lain pipa sedot pertama, pompa isap, dan pompa aksi ganda.

Pompa yang terdapat dalam saqiya bikinan Al-Jazari memanfaatkan tekanan air dan membuatnya bekerja secara otomatis sehingga tidak menggunakan tenaga manusia. Meski teknik ini juga dilakukan oleh orang Cina, tetapi kerja mesin Al-Jazari lebih modern dan mampu bekerja lebih efektif.

Mesin saqiya rancangan Al-Jazari ini telah berjasa menyuplai air di Damaskus (terutama ke masjid-masjid dan rumah sakit) sejak abad ke-13 hingga era modern, serta dipakai oleh masyarakat Islam di sepanjang abad pertengahan.

Kecemerlangan Al-Jazari terhenti ketika ia meninggal dunia pada tahun 1206. Namun, karya-karyanya abadi sebagai salah-satu kegemilangan cendekiawan muslim dalam bidang teknologi.

Baca juga artikel terkait BIOGRAFI ILMUWAN MUSLIM atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Abdul Hadi