tirto.id - Sholat dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang dapat dikerjakan sebagai ladang amal selama Ramadhan. Berikut ini bacaan dan doa shalat dhuha lengkap yang dapat diamalkan, dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya.
Kementerian Agama (Kemenag) RI memutuskan bahwa 1 Ramadan 1443 hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022. Hal itu berdasar kepada hasil sidang isbat Kemenag yang termuat dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 324 Tahun 342 tentang Tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriyah/2022 Masehi.
Salah satu amalan yang dapat dijalankan pada Ramadan adalah salat duha. Selaras dengan namanya, salat duha merupakan salat sunah yang dikerjakan di waktu duha. Waktu duha terjadi kira-kira ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta dari waktu terbit hingga sebelum zuhur.
Salat duha paling sedikit dikerjakan 2 rakaat. Selebihnya, salat duha dapat didirikan sampai 12 rakaat, dengan pelaksanaan setiap 2 rakaat 1 salam.
Shalat duha umumnya dilaksanakan munfarid (sendirian). Namun, salat sunah ini juga dapat ditunaikan secara berjemaah. Hal ini merujuk kepada suatu hadis yang diriwayatkan oleh ‘Itban bin Malik sebagai berikut:
“Rasulullah SAW mengerjakan salat di rumahnya pada waktu duha, kemudian para sahabat berdiri di belakang beliau lalu mengerjakan salat dengan salat beliau,” (H.R. Ahmad, ad-Daruquthni, dan Ibnu Hibban)
Di samping pahala amalan Ramadan yang dilipatgandakan, salat duha juga memiliki keutamaannya sendiri. Salah satu keutamaan orang melaksanakan salat sunah ini adalah dosanya akan dihapuskan meski sebanyak buih di lautan. Hal ini sesuai dengan hadis sebagai berikut:
“Siapa pun yang melaksanakan salat duha dengan langgeng akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan,” (H.R. Tirmidzi).
Tidak hanya itu, orang yang menjalankan salat duha pahalanya seperti orang yang bersedekah. Hal ini dikatakan dalam sebuah hadis riwayat Abu Dzar bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
“Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua rakaat salat duha,” (H.R. Muslim).
Bacaan Niat, Tata Cara, dan Doa Sholat Dhuha
Berikut ini niat pelaksanaan, tata cara lengkap, dan bacaan doa shalat dhuha:
1. Mengucapkan niat salat duha dua rakaat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.”
2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan dengan mengucap takbir "Allahu akbar"
3. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca salah satu surah dalam Al-Qur'an
Bacaan surat dalam salat duha pada rakaat pertama sebaiknya Asy-Syams dan pada rakaat kedua Ad-Dhuha, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
12. Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
13. Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua
Setelah melaksanakan salat duha, biasanya dilanjutkan dengan membaca doa.
Berikut ini bacaan doa setelah salat duha sebagaimana dikutip dari kitab Syarah Minhaj yang ditulis Asy-Syarwani dan Ad-Dimyati dalam I’anatut Thalibin.
اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Bacaan latinnya: "Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn"
Artinya: “Tuhanku, sungguh waktu duha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu.
Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Setelah itu, dianjurkan untuk membaca wirid sebanyak 40 atau 100 kali sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Bacaan latinnya: "Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm"
Artinya: “Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi