Menuju konten utama

Apa yang Dilakukan saat Itikaf dan Hal-hal yang Membatalkannya?

Apa saja yang dilakukan saat itikaf dan apa saja hal yang membatalkan i'tikaf dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan?

Apa yang Dilakukan saat Itikaf dan Hal-hal yang Membatalkannya?
Jamaah membaca Al-Quran saat beritikaf pada malam ganjil di Masjid Al-Hakim, Padang, Sumatera Barat, Selasa (4/5/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.

tirto.id - I'tikaf secara bahasa berarti membatasi diri pada sesuatu. Sementara itu, menurut syariat, itikaf berarti menetap di masjid, yang dilakukan oleh individu tertentu dengan sifat yang khusus, demikian seperti disebutkan Ibnu Hajar al-Asqalani yang dinukil dari Fathul Baari.

Hukum dasar pelaksanaan i'tikaf adalah sunah, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan pada waktu kapan saja. Namun, i'tikaf dapat saja menjadi wajib bagi seseorang yang sudah bernazar untuk melakukannya.

Terkait apa saja amalan yang dapat dilakukan pada saat i'tikaf, bagaimana cara melakukan itikaf yang benar, hingga hal-hal yang membatalkan itikaf akan dibahas satu per satu di artikel ini.

Amalan Apa Saja yang Biasa Bilakukan pada saat I'tikaf?

Itikaf dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan dapat diisi dengan berbagai amal saleh seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, atau berdoa.

10 hari terakhir Ramadhan 2024 bisa diketahui dari awal Ramadan dan durasi Ramadan. Di Indonesia, pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1445 H/2024 M pada 12 Maret 2024. Jadi, perhitungan i'tikaf 10 hari terakhir Ramadan 2024 dimulai pada hari ke-20 malam 21 Ramadhan, yakni pada 31 Maret 2024-9 April 2024.

Seperti disebutkan sebelumnya, itikaf merupakan praktik ibadah di mana seseorang memilih untuk tinggal di dalam masjid dengan tujuan khusus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta mengisinya dengan berbagai amalan, seperti:

1. Shalat

Selama itikaf, seseorang diharapkan untuk melakukan shalat secara teratur, termasuk shalat wajib dan sunnah.

2. Dzikir dan Doa

Mengingat Allah dan berdoa adalah bagian penting dari itikaf. Apa saja yang dibaca saat itikaf?

Seseorang bisa menggunakan waktu tersebut untuk berdzikir, mengucapkan tasbih (menyatakan kebesaran Allah), tahmid (memuji Allah), takbir (mengagungkan Allah), serta istighfar (meminta ampunan) dan membaca doa-doa yang diajarkan dalam Islam.

3. Membaca Al-Qur'an

Itikaf juga merupakan kesempatan yang baik untuk membaca Al-Qur'an dan merenungkan maknanya. Banyak orang memilih untuk membaca dan memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an selama itikaf.

4. Mengikuti Kajian Keagamaan

Pada beberapa masjid, terutama yang besar, biasanya diadakan kajian keagamaan atau ceramah selama periode itikaf. Menghadiri kajian semacam itu dapat memberi tambahan manfaat spiritual.

5. Muhasabah

Itikaf adalah waktu yang baik untuk muhasabah atau introspeksi diri, memikirkan perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang perlu diperbaiki, serta untuk meningkatkan kesadaran akan hubungan seseorang dengan Allah.

6. Bersedekah

Memberikan sedekah atau amal kebaikan lainnya juga dapat dilakukan selama itikaf. Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.

7. Menjauhi Perkara Dunia

Selama itikaf, seseorang diharapkan untuk fokus pada ibadah dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi. Ini termasuk menghindari percakapan yang tidak bermanfaat atau berlebihan, serta menahan diri dari aktivitas yang tidak relevan dengan ibadah.

I'tikaf dianjurkan untuk dikerjakan saat bulan Ramadan sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah ayat 187 sebagai berikut:

فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ – ١٨٧

Artinya: “… Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”(QS. Al Baqarah [2]:187)

Amalan apa saja yang biasa dilakukan pada saat itikaf, Apa saja yang dibaca saat itikaf, Bagaimana cara melakukan itikaf yang benar, apa saja amalan yang dapat dilakukan pada saat i'tikaf, hal-hal yang membatalkan itikaf, amalan yang tidak dikerjakan saat itikaf adalah,

Waktu paling utama untuk melaksanakan iktikaf pada bulan Ramadan adalah pada 10 hari bulan suci tersebut. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang termuat dalam hadis.

Diriwayatkan dari jalur Aisyah, bahwa "Sesungguhnya Nabi SAW melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1886 dan Muslim: 2006).

Hal-hal yang Membatalkan I'tikaf 10 Hari terakhir Ramadhan

Lantas, adakah amalan yang tidak dikerjakan saat itikaf? Terdapat beberapa perkara yang dapat membatalkan pelaksanaan i'tikaf.

Dalam artikel “Hal-hal yang Membatalkan I’tikaf” (NU Online) oleh M. Mubasysyarum Bih, disebutkan bahwa hal-hal tersebut meliputi gila, pingsan, mabuk, bersetubuh, hingga keluar dari masjid tanpa uzur.

1. Gila

Hal pertama yang dapat membatalkan iktikaf ialah gila. Salah satu syarat sah seorang muslim yang menjalankan iktikaf adalah berakal sehat.

Orang gila atau orang yang mengalami gangguan jiwa parah, tidak dapat mengendalikan diri, sehingga tidak memungkinkannya untuk melakukan iktikaf.

Dalam konteks umum, kondisi gila yang membatalkan iktikaf adakah jika sang pelaku sengaja lalai, misalnya dengan sengaja mengonsumsi obat yang membatnya jadi gila.

2. Pingsan (ighma)

Perkara kedua yang membatalkan iktikaf setelah gila ialah pingsan. Pingsan yang menyebabkan batal adalah yang disebabkan unsur kesengajaan seperti meminum obat.

Sementara itu, apabila pingsan itu terjadi bukan karena kelalaian yang disengaja, maka iktikafnya tetap sah dengan catatan masih berada di dalam masjid.

3. Mabuk

Mabuk termasuk ke dalam hal yang membatalkan iktikaf. Mabuk yang dimaksud ialah mabuk dengan sengaja,

4. Keluar dari Islam (riddah)

Riddah merupakan perkara yang menyebabkan iktikaf batal. Riddah adalah keluar dari agama Islam atau biasa disebut murtad. Salah satu hal yang menjadi syarat sah pelaksanaan iktikaf adalah muslim.

5. Bersetubuh

Bersetubuh ketika sedang beriktikaf merupakan perkara yang membatalkan. Hal ini dijelaskan langsung oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surah Al Baqarah ayat 187.

6. Bersentuhan kulit dengan syahwat

Bersentuhan kulit dengan syahwat, terutama disertai keluarnya sperma adalah perkara yang membatalkan iktikaf.

7. Keluar dari masjid tanpa uzur

Perkara terakhir yang membatalkan iktikaf adalah keluar masjid tanpa adanya uzur. Namun, jika ada uzur seperti berwudu, buang hajat, makan-minum yang tidak dapat dilakukan di masjid, maka keluar dari masjid tidak membatalkan i'tikaf.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Dhita Koesno