tirto.id - Kata “privilege” semakin akrab di telinga, terutama di media sosial. Kata ini muncul dalam cuitan, komentar hingga diskusi panjang di kolom caption. Namun, banyak pengguna kata ini belum benar-benar memahami artinya.
Merujuk pada laman Sahabat Pegadaian, kata privilege berasal dari bahasa Latin privilegium. Artinya yaitu aturan khusus yang hanya berlaku untuk seseorang saja tidak bagi semua orang.
Dalam pemahaman sederhana, privilege adalah hak istimewa yang tidak semua orang miliki. Ia datang bukan karena usaha, melainkan dari keadaan bawaan, entah dari latar belakang keluarga, jenis kelamin, hingga ras. Karena itulah, privilege bisa jadi hal yang tak kasat mata tapi berdampak nyata.
Contoh privilege bisa ditemukan mulai dari akses ke pendidikan berkualitas, bebas dari diskriminasi sampai kemudahan diterima di lingkungan kerja. Beberapa orang bahkan bisa menjalani hidup lebih mudah hanya karena paspor yang dimilikinya. Lalu, apakah semua privilege itu buruk? Belum tentu, tapi mengenalinya penting agar kita lebih sadar posisi.
Apa yang Dimaksud dengan Privilege?
Istilah privilege atau hak istimewa kini makin sering muncul dalam percakapan sehari-hari, terutama di media sosial. Kata ini biasanya digunakan untuk menyoroti ketimpangan yang muncul akibat akses atau keuntungan tertentu yang tidak dimiliki semua orang. Tetapi, di balik kata yang terdengar ringan itu, ada makna sosial yang dalam.
Privilege adalah keuntungan yang dimiliki seseorang karena faktor di luar kendalinya. Contohnya seperti lahir di keluarga berada, punya warna kulit tertentu, atau bersekolah di tempat elit.
Keuntungan ini tidak selalu terlihat jelas, tapi memberi pengaruh besar dalam hidup sehari-hari. Orang yang memiliki privilege bisa lebih mudah mendapat akses, kesempatan, dan perlakuan baik dalam banyak aspek.
Ciri utama dari privilege adalah sifatnya yang tidak merata dan kerap tidak disadari oleh pemiliknya. Privilege bukan sesuatu yang dipilih, melainkan sesuatu yang didapat secara otomatis karena latar belakang sosial tertentu. Justru karena tidak dirasakan sebagai keistimewaan, privilege sering kali menimbulkan ketimpangan yang dianggap “wajar”.
Jenis-jenis privilege dapat dibagi menjadi beberapa kategori, sebagai berikut:
1. Privilege Sosial-Ekonomi
Mereka yang berasal dari keluarga mampu biasanya lebih mudah mengakses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.2. Privilege Gender
Laki-laki sering mendapat lebih banyak kesempatan dalam karier dan pengambilan keputusan.3. Privilege Ras dan Etnis
Kelompok mayoritas atau dominan secara rasial sering lebih dipercaya atau diutamakan.4. Privilege Agama
Penganut agama mayoritas biasanya lebih mudah beribadah dan diterima secara sosial.5. Privilege Heteroseksual
Pasangan heteroseksual jarang mendapat stigma saat mengekspresikan hubungan mereka di ruang publik.6. Privilege Kulit Putih (White Privilege)
Orang kulit putih sering mendapat perlakuan lebih baik dalam masyarakat mayoritas kulit putih.7. Privilege Laki-laki (Male Privilege)
Laki-laki cenderung lebih diuntungkan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk sosial dan politik.8. Privilege Cisgender
Orang yang identitas gendernya sesuai dengan jenis kelamin lahir jarang mengalami diskriminasi gender.9. Privilege Ekonomi
Orang kaya punya akses lebih besar ke layanan penting seperti pendidikan dan kesehatan.10. Privilege Pendidikan
Mereka yang berpendidikan tinggi lebih mudah mendapat pekerjaan dan dihormati.11. Privilege Kemampuan Fisik (Able-bodied)
Orang tanpa disabilitas bisa beraktivitas lebih mudah dan jarang menghadapi hambatan fisik.12. Privilege Kewarganegaraan
Warga negara suatu negara punya akses penuh ke layanan, hak hukum, dan mobilitas.13. Privilege Berat Badan Ideal (Thin Privilege)
Orang dengan tubuh yang dianggap ideal lebih jarang dinilai negatif oleh masyarakat.14. Privilege Kecantikan (Beauty Privilege)
Penampilan menarik sering membuka lebih banyak peluang dan perlakuan positif.15. Privilege Bahasa
Penutur bahasa dominan lebih mudah mengakses informasi, pendidikan, dan pekerjaan.16. Privilege Orangtua
Orang yang punya anak sering mendapat dukungan sosial dan kebijakan ramah keluarga.17. Privilege Kebangsaan (Nationality Privilege)
Warga negara dari negara kuat punya lebih banyak akses dan kebebasan bepergian.18. Privilege Teknologi
Mereka yang melek teknologi lebih mudah belajar, bekerja, dan terhubung secara digital.Apa Contoh dari Privilege dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Salah satu bentuk privilege yang sering tak disadari adalah beauty privilege atau keistimewaan karena penampilan. Orang yang dianggap menarik secara fisik cenderung lebih mudah diterima di lingkungan sosial, bahkan bisa mendapat perlakuan lebih baik dalam dunia kerja. Mereka juga sering diasumsikan lebih kompeten hanya karena penampilannya.
Ada juga privilege yang datang dari orang tua, misalnya saat seseorang lahir dalam keluarga berpendidikan atau mapan. Anak-anak dari latar belakang seperti ini biasanya punya akses ke sekolah unggulan, koneksi profesional, atau fasilitas penunjang prestasi. Hal ini membuat peluang mereka untuk sukses jauh lebih besar dibandingkan anak dari keluarga biasa.
Sementara itu, smart privilege muncul ketika seseorang dianggap cerdas sejak kecil. Mereka lebih sering dipuji, diberi ruang untuk berkembang, dan diprioritaskan dalam banyak kesempatan. Meskipun kecerdasan juga bisa diasah, perlakuan khusus ini menunjukkan bahwa keistimewaan bisa datang dari persepsi, bukan hanya kenyataan.
Apakah Setiap Orang Memiliki Privilege?
Setiap orang bisa saja memiliki privilege, tapi bentuknya berbeda-beda. Ada yang lahir dengan ekonomi stabil, ada pula yang tumbuh dengan lingkungan sosial yang suportif. Privilege tidak selalu tentang harta, tapi juga soal akses dan perlakuan.
Namun, tak semua privilege memberi pengaruh yang sama besar. Sebagian orang mungkin punya satu jenis keistimewaan, tapi tetap mengalami diskriminasi di sisi lain. Karena itu, penting memahami bahwa privilege bersifat kompleks dan berlapis.
Apa Dampak dari Privilege?
Privilege bisa menciptakan kesenjangan yang sulit terlihat secara kasat mata. Mereka yang punya hak istimewa seringkali tanpa sadar mendapatkan peluang lebih mudah dan perlakuan khusus. Sementara yang lain harus berjuang lebih keras hanya untuk mendapatkan kesempatan yang sama.
Di sisi lain, privilege juga bisa menimbulkan rasa ketidakadilan dan perpecahan sosial. Ketidaksadaran terhadap keberadaan privilege sering membuat diskriminasi tak terselesaikan. Oleh karena itu, mengenali privilege penting untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Pembaca yang ingin mengetahui informasi lainnya tentang Trivia, silakan kunjungi tautan Tirto.id di bawah ini.
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id


































