tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberikan mengancam kepada Kanada dengan tarif impor tinggi seiring pernyataan Kanada yang berencana mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka.
Sebelumnya, Kanada berencana untuk mengakui Palestina sebagai negara dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2025.
Rencana tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, dalam pernyataan tertulis pada Rabu (30/7/2025).
"Kanada telah lama berkomitmen pada solusi dua negara—sebuah negara Palestina yang merdeka, layak, berdaulat yang hidup berdampingan dengan negara Israel dalam perdamaian dan keamanan," tulis Carney dalam keterangan tertulisnya.
Melalui keterangan tersebut, Ottawa juga turut mengutuk bencana kemanusiaan dan kelaparan yang terjadi di Gaza akibat kebijakan militer Israel.
"Kanada mengutuk fakta bahwa pemerintah Israel telah membiarkan bencana terjadi di Gaza," katanya.
Namun, keputusan untuk mengakui Palestina tersebut membuat kerja sama perdagangan Kanada dan AS menjadi makin runyam.
Sebagaimana dinukil dari Reuters, keputusan Kanada mengakui Palestina tersebut ditanggapi dengan keras oleh Washington.
Sebagai salah satu kolaborator utama Israel, AS menanggapi keputusan Kanada secara negatif. Hal ini membuat negosiasi kesepakatan antara Washington dengan Ottawa menjadi runyam.
Trump akan Terapkan Tarif 35% usai Kanada Akui Palestina
Mengetahui rencana Kanada untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka, Donald Trump mengancam tetangganya itu dengan tarif impor tinggi.
Ancaman tersebut disampaikan Trump melalui platform media sosialnya, Truth, pada Rabu malam waktu setempat.
"Wow! Kanada baru saja mengumumkan dukungannya terhadap status kenegaraan Palestina," tulis Trump. "Itu akan sangat menyulitkan kita untuk mencapai Kesepakatan Dagang dengan mereka. Oh, Kanada!!!"
Sebelumnya, pemerintahan Trump telah mematok tarif impor sebesar 35 persen kepada Kanada yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025 waktu setempat.
Sejatinya, pemerintahan Trump memberikan waktu bagi negara-negara yang dikenai tarif impor untuk menegosiasikan ulang besaran tarif yang ditetapkan.
Namun, dengan pernyataan Trump tersebut, besaran tarif impor sebesar 35 persen untuk Kanada agaknya tak akan berubah hingga kebijakan tersebut dijalankan.
Pada Rabu, sebelum Trump membuat pernyataan tentang keputusan Kanada mengakui Palestina, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan bahwa kesepakatan tarif impor dengan AS agaknya tak akan tercapai sebelum 1 Agustus.
"Ada kemungkinan [negosiasi tarif impor] tidak akan selesai pada awal Agustus," kata Carney, sebagaimana dikutip dari CBC.
Tanggapan keras atas keputusan pemerintahan PM Mark Carney mengakui status kenegaraan Palestina tak hanya disampaikan Donald Trump, melainkan pula pemerintah Israel dan partai politik konservatif di Kanada.
Kementerian Luar Negeri Israel menyebut bahwa langkah PM Mark Carney sebagai "hadiah bagi Hamas" dan dapat merusak gencatan senjata di Gaza, serta pembebasan sandera.
Sedangkan, di dalam negeri Kanada, keputusan tersebut juga menuai pro-kontra.
Partai Konservatif Kanada mengecam keputusan mengakui kenegaraan Palestina, sementara Partai Liberal dan partai lain seperti NDP menyambut baik keputusan tersebut.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































