tirto.id - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah barat daya Afghanistan pada Minggu malam (31/8) waktu setempat. Getaran dirasakan hingga ke beberapa provinsi tetangga, memicu kepanikan di tengah warga yang berlarian menyelamatkan diri.
Pusat gempa dilaporkan berada di kedalaman dangkal sehingga dampaknya terasa cukup kuat di permukiman padat. Sehari setelah kejadian, Kementerian Informasi Afghanistan mengonfirmasi lebih dari 250 orang meninggal dunia.
Sementara itu, jumlah korban luka telah menembus angka 500, sebagian besar mengalami cedera serius akibat reruntuhan bangunan. Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus berlangsung di sejumlah titik terdampak parah.
Petugas penyelamat menghadapi tantangan besar akibat medan yang sulit dan terbatasnya akses menuju lokasi bencana. Banyak korban yang diduga masih tertimbun di bawah puing-puing rumah yang ambruk.
Pemerintah menyerukan bantuan dari organisasi kemanusiaan internasional untuk mempercepat penanganan darurat.
Afghanistan Gempa M 6.2, Berapa Jumlah Korban dan Kondisi Terkini?
Gempa bumi bermagnitudo 6,2 Afghanistan melanda Provinsi Kunar dan Nangarhar. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, pusat gempa berada 27 kilometer dari Jalalabad dengan kedalaman hanya 8 kilometer.
Sesaat setelah gempa utama, terjadi gempa susulan bermagnitudo 4,5 di dekat Basawul. Guncangan terasa hingga ke Pakistan, termasuk wilayah Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab. Dampak meluas ini dilaporkan oleh Kamal Hyder dari Al Jazeera yang berbasis di Lahore.
“Laporan dari Kunar, Afghanistan, menunjukkan bahwa seluruh desa telah hancur total, orang-orang tertimbun reruntuhan dan operasi penyelamatan sedang berlangsung,” kata Kamal Hyder, dilansir Al Jazeera, Senin (1/9).
Ia menambahkan bahwa akses ke lokasi sulit dan jaringan komunikasi masih terganggu. Kondisi geografis yang berat menjadi tantangan utama dalam penanganan bencana.
Wilayah Kunar sendiri dikenal miskin dan berada di daerah pegunungan, dengan rumah-rumah sederhana yang dibangun dari lumpur dan batu.
Bangunan semacam ini sangat rentan terhadap gempa bumi, terutama jika terjadi pada malam hari saat banyak warga berada di dalam rumah. Inilah yang diyakini memperparah jumlah korban jiwa.
Kementerian Informasi Afghanistan melaporkan bahwa lebih dari 250 orang tewas dan 500 lainnya luka-luka. Korban terbanyak ditemukan di distrik Nur Gal, Sawki, Watpur, Manogi, dan Chapa Dara di provinsi Kunar. Namun, angka ini masih bisa berubah karena proses evakuasi dan pendataan masih berlangsung.
Sejumlah daerah terpencil di Afghanistan timur dilaporkan masih belum dapat diakses akibat rusaknya infrastruktur pasca gempa.
Jalur transportasi utama tertutup, menyulitkan distribusi bantuan ke wilayah yang paling terdampak. Kondisi ini menghambat kecepatan evakuasi dan penyaluran logistik oleh tim penyelamat.
Longsor besar dilaporkan terjadi di beberapa titik, termasuk di jalur menuju Dewa Gul di distrik Sawki dan Mazar Dara di distrik Nur Gal. Material longsoran menutup jalan sepenuhnya, membuat kendaraan tidak bisa melintas. Tim penyelamat pun terpaksa mencari jalur alternatif untuk mencapai lokasi tersebut.
Secara geografis, kawasan timur Afghanistan berada di wilayah rawan gempa karena terletak di pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia.
Aktivitas tektonik yang intens di kawasan pegunungan ini kerap memicu gempa besar dan tanah longsor. Struktur tanah yang labil membuat dampak gempa lebih parah, tak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga menyebabkan lereng-lereng bukit runtuh.
Ingin tahu lebih banyak tentang peristiwa gempa bumi? Klik tautan di bawah ini untuk membaca artikel selengkapnya.
Penulis: Yulita Putri
Editor: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id


































