tirto.id - Fenomena Blood Moon akan tampak di seluruh dunia pada tanggal 7-8 September 2025. Lantas, apa saja fakta di seputar peristiwa langit langka ini dan terjadi berapa tahun sekali?
Selama Blood Moon, Bumi bergerak tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangannya jatuh di permukaan Bulan. Penyelarasan ini mengubah Bulan menjadi bola berwarna merah menyala.
Menurut NDTV, peristiwa ini akan terlihat pada banyak negara di Asia dan Australia Barat. Begitu juga sebagian wilayah Eropa, Afrika, Australia Timur, dan Selandia Baru.
Blood Moon yang sering disebut sebagai gerhana Bulan total ini bisa disebut sebagai salah satu fenomena alam paling menakjubkan. Saat Bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan Bumi, cahaya matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi akan membuat Bulan tampak berwarna merah pekat.

Apa Itu Blood Moon
Menurut laman NASA, salah satu makna dari Blood Moon didasarkan pada cahaya merahnya. Blood Moon ini terjadi selama gerhana bulan total. Selama gerhana bulan total, Bumi berada di antara Bulan dan Matahari, sehingga Bulan tertutupi oleh cahaya Matahari.
Ketika hal ini terjadi, cahaya yang mencapai permukaan Bulan hanya berasal dari tepi atmosfer Bumi. Molekul udara dari atmosfer Bumi menyebarkan sebagian besar cahaya biru. Cahaya yang tersisa memantul ke permukaan Bulan dengan cahaya merah, membuat Bulan tampak merah di langit malam.
Gerhana bulan total atau Blood Moon yang terjadi pada 7-8 September 2025 ini akan terlihat secara utuh dari awal hingga akhir di seluruh Asia dan Australia Barat. Sebagian fase gerhana juga akan terlihat dari Eropa, Afrika, Australia Timur, dan Selandia Baru. Sayangnya, peristiwa ini tidak akan terlihat dari Amerika.
Lantas, apas aja fakta-fakta menarik di seputar fenomena langit ini?
Fakta-Fakta Gerhana Bulan Blood Moon
Fenomena langit ini adalah peristiwa langka yang sayang untuk dilewatkan. Sebelum menyaksikan gerhana Bulan berwarna merah darah ini ada baiknya mengetahui berbagai fakta menarik di seputar Blood Moon. Berikut ini beberapa faktanya:
1. Frekuensi Gerhana Bulan Total
Menurut NDTV, rata-rata, ada sekitar dua gerhana bulan setiap tahun, tetapi sebagian besar adalah gerhana penumbral atau parsial. Hanya sekitar 29% dari semua gerhana bulan yang menjadi gerhana total, atau Blood Moon.Bumi hanya mengalami sekitar dua gerhana bulan per tahun. Sebagian besar wilayah di Bumi diperkirakan bisa melihat gerhana bulan total sekitar sekali setiap 2,5 tahun.
2. Rata-Rata Terjadinya Blood Moon
Meskipun gerhana bulan terjadi cukup sering, sebuah lokasi spesifik di Bumi bisanya hanya bisa menyaksikan Blood Moon sekitar sekali setiap 2,5 tahun. Ini karena gerhana total tidak selalu terlihat dari semua belahan dunia.3. Pada Abad ke-21 Ada 228 Gerhana Bulan
Pada abad ke-21 yaitu dari tahun 2001 hingga 2100, diperkirakan akan ada sekitar 228 gerhana Bulan. Dari jumlah itu, sekitar 95 di antaranya adalah gerhana Bulan total.4. Tahun 2025 Ada Banyak Blood Moon
Tahun 2025 adalah tahun yang luar biasa menarik karena akan terjadi dua gerhana bulan total. Tahun 2025 ini, Blood Moon terjadi pada 13–14 Maret 2025 dan 7–8 September 2025.Peristiwa ini merupakan kejadian yang relatif jarang. Mengapa demikian? Fenomena langit Blood Moon yang terjadi dalam satu tahun adalah hal yang tidak selalu terjadi.
5. Tetrad Lunar Eclipse
Tahun 2025 ini menjadi tahun yang luar biasa salah satunya karena ada Tetrad Lunar Eclispe atau gerhana beruntun dalam kurun dua tahun.Fenomena tetrad, atau empat gerhana bulan total berturut-turut dalam waktu dua tahun, adalah kejadian langka yang terjadi sekitar sekali setiap dekade. Tahun 2025 hampir memenuhi kriteria ini, dengan dua gerhana total, diikuti satu lagi di awal 2026 dan satu gerhana parsial di akhir 2026.
Menurut Time and Date, fenomena tetrad ini adalah hal langka, sehingga beberapa orang sering mengaitkannya dengan makna khusus, bahkan religius. Pada 2014-205 beberapa organisasi keagamaan mengklaim bahwa gerhana tetrad merupakan tanda akhir zaman.

6. Gerhana Terlama Sejak 2022
Gerhana bulan total atau Bloon Moon yang terjadi pada 7–8 September 2025 akan menjadi yang terlama sejak tahun 2022. Durasi totalitas atau fase di mana bulan sepenuhnya tertutup bayangan Bumi dan tampak merah, diperkirakan akan berlangsung selama sekitar 82 menit atau sekitar 1 jam 22 menit.Durasi selama 82 menit tersebut akan menjadikan gerhana total atau Blood Moon pada 7-8 September 2025 sebagai gerhana terpanjang dalam beberapa tahun terakhir atau sejak 2022. Sebagai informasi, gerhana Bulan total pada 15-16 Mei 2022 berlangsung selama sekitar 84 menit atau sekitar 1 jam 24 menit.
7. Wilayah Prime Visibility
Gerhana bulan total atau Blood Moon pada 7-8 September 2025 akan menjadi fenomena global yang dapat disaksikan oleh mayoritas populasi dunia. Sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Australia, dan Eropa bagian timur, yang mencakup sekitar 85% populasi dunia dapat menyaksikan Blood Moon ini.Berikut adalah wilayah-wilayah dengan prime visibility yang bisa menyaksikan Blood Moon:
- Asia dan Australia: Sebagian besar wilayah Asia dan Australia akan menjadi lokasi terbaik untuk menyaksikan seluruh fase Blood Moon dari awal hingga akhir. Indonesia, India, Tiongkok, Jepang, dan sebagian besar negara Asia Tenggara, adalah beberapa wilayah dengan prime visibility tersebut.
- Afrika: Sebagian besar wilayah Afrika, terutama Afrika bagian timur adalah wilayah dengan prime visibility.
- Eropa: Sebagian besar wilayah Eropa akan dapat melihat setidaknya sebagian dari Blood Moon, terutama saat Bulan terbit.
8. Bulan Terlihat Lebih Besar
Saat Blood Moon, Bulan akan terlihat sedikit lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena fenomena ini terjadi hanya sekitar 2,6 hari sebelum Bulan mencapai perigee, yaitu titik terdekat dengan Bumi.Saat Bulan berada di perigee, ia akan terlihat sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan saat berada di titik terjauh. Fenomena ini juga dikenal dengan istilah Perigee Full Moon, di mana ada kombinasi posisi terdekat bulan dengan gerhana.
Hal ini membuat Bulan terlihat lebih besar dan lebih spektakuler karena posisinya yang relatif dekat. Mungkin ukuran yang tampak sedikit lebih besar ini tidak akan terlihat bila diamati oleh pengamat biasa.
9. Sangat Aman untuk Diamati
Bagi yang bertanya-tanya apakah fenomena Blood Moon ini aman untuk diamati? Maka jawabannya adalah ya, Blood Moon ini sangat aman diamati dengan mata telanjang.Blood Moon ini tidak seperti gerhana matahari yang berbahaya bagi mata jika dilihat langsung tanpa menggunakan alat. Untuk pengalaman melihat Blood Moon yang tak terlupakan, Anda bisa menikmati pemandangan Bulan yang berwarna merah darah ini dari tempat yang gelap.
10. Dikaitkan dengan Mitos dan Spiritualitas
Warna merah yang terlihat seperti warna darah pada Blood Moon ini sejatinya bisa dijelaskan secara ilmiah. Warna merah pada Blood Moon tersebut adalah murni efek atmosferik.Namun, di banyak budaya dan tradisi, Blood Moon ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan spiritualitas. Sejak zaman kuno, peristiwa langit ini sering dianggap memiliki makna yang mendalam, bukan sekadar kejadian astronomis.
Salah satu di antaranya adalah di banyak tradisi, termasuk beberapa interpretasi agama, Blood Moon sering dianggap sebagai pertanda datangnya akhir zaman, bencana alam, atau perubahan besar. Warna merah darah pada Bulan sering dianggap sebagai simbol peringatan atau malapetaka yang akan datang.

Demikian penjelasan ringkas dan padat tentang fenomena gerhana Bulan Blood Moon, serta fakta di seputar peristiwa langit langka ini. Dengan membaca penjelasan ringkas ini, Anda akan memahami mengapa fenomena ini disebut 'Bulan Merah Darah', dan mengapa peristiwa ini merupakan peristiwa langka yang menarik untuk diamati.
Tertarik membaca artikel Tirto lainnya tentang Fenomena Alam? Kunjungi link berikut ini:
Link Kumpulan Artikel Fenomena Alam
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































