Menuju konten utama

WIKA Targetkan Kontrak Baru Rp17 Triliun hingga Akhir 2025

Realisasi perolehan proyek baru hingga kuartal ketiga tahun ini diketahui tercatat hanya senilai Rp6 triliun.

WIKA Targetkan Kontrak Baru Rp17 Triliun hingga Akhir 2025
Pekerja WIKA. FOTO/dok. WIKA

tirto.id - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memproyeksikan perolehan kontrak baru hingga akhir tahun 2025 akan mencapai sekitar Rp17 triliun. Proyeksi ini muncul setelah realisasi perolehan proyek hingga kuartal ketiga tahun ini yang tercatat hanya senilai Rp6 triliun.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengakui terjadi penurunan signifikan dalam perolehan proyek baru sepanjang tahun ini hingga kuartal III-2025.

"Kami harus akui bahwa infra-boom terjadi sampai dengan tahun 2022, puncaknya kita mendapatkan proyek kurang lebih Rp33 triliun. Tapi faktanya adalah di 2024 dan turun lagi, di 2025 itu kita mengalami penurunan yang signifikan. Di mana sampai dengan kuartal III kita baru mendapatkan proyek itu Rp6 triliun," ujarnya dalam Public Expose secara daring, Rabu (12/11/2025).

Namun, Agung menjelaskan bahwa ada sejumlah proyek yang telah ditandatangani pada Oktober-November 2025 meski belum tercatat dalam realisasi hingga kuartal ketiga.



Proyek-proyek tersebut antara lain meliputi irigasi dari Kementerian PUPR, sekolah rakyat, pemipaan, dan penanganan limbah. "Sehingga di Q4 rencana kita akan mencapai di sekitar Rp17 triliun," tambahnya.

Meskipun demikian, Agung menjelaskan penurunan perolehan proyek baru di kuartal ketiga ini berdampak langsung pada kinerja perusahaan.

"Penurunan ini mengakibatkan tentu saja yang pertama adalah revenue kita turun. Dengan revenue turun, terus terang saja cash flow juga sedikit turun," jelas Agung.



Untuk mengatasi dampak tersebut, WIKA menerapkan sejumlah strategi. Perusahaan kini lebih selektif dalam memilih proyek dengan fokus pada perbaikan cash flow.



"Kita untuk memperbaiki cash flow Wika yang baik, memang kita harus mencari proyek-proyek yang money payment, sehingga cash flow kita tidak tertekan," papar Agung.

Strategi ini terbukti efektif dengan peningkatan persentase proyek money payment dari 80 persen pada 2023, menjadi 91 persen di 2024, dan kini mencapai 94 persen. "Sehingga memang hampir semua proyek tidak memerlukan tambahan modal kerja dari Induk. Ini akan berpengaruh cukup baik," katanya.

Selain strategi pemilihan proyek, WIKA juga melakukan efisiensi melalui pengurangan biaya usaha baik di kantor maupun lapangan, serta penerapan operasi yang lebih efektif di lapangan.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga kinerja perusahaan di tengah tantangan penurunan perolehan proyek baru dan kerugian perusahaan yang tercatat sebesar Rp3,21 triliun hingga kuartal III-2025.

Baca juga artikel terkait PT WIKA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra