Menuju konten utama

WIKA Beton Jual Pabrik di Boyolali untuk Jaga Cash Flow 2026

Langkah ini diambil untuk memperkuat arus kas dan fundamental keuangan perusahaan di tengah kondisi kinerja kas yang menurun pada semester I-2025.

WIKA Beton Jual Pabrik di Boyolali untuk Jaga Cash Flow 2026
Pekerja memeriksa kualitas bantalan rel (slab track) di Pabrik Slab Track PT WIKA Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.

tirto.id - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengumumkan rencana strategis untuk melakukan divestasi aset tidak produktif, salah satunya pabrik beton di Boyolali, Jawa Tengah.

Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Syailendra Ogan, mengatakan langkah ini diambil untuk memperkuat arus kas dan fundamental keuangan perusahaan di tengah kondisi kinerja kas yang menurun pada semester I-2025.

Namun Syailendra bilang, meski rencana penjualan pabrik Boyolali sudah diajukan, realisasinya ditargetkan baru terjadi pada tahun 2026.

“Untuk saat ini kami sudah merencanakan satu pabrik Boyolali, tapi memang bukan ditargetkan tahun ini. Kami sudah mengajukan izin untuk kami jual, cuma target kami di 2026,” ujar Syailendra dalam acara Pubex Live 2025, Selasa (9/9/2025).

Selain pabrik Boyolali, perusahaan juga akan melepas sejumlah aset tetap lain yang dinilai tidak produktif. Saat ini, WTON mengoperasikan 10 pabrik produk beton yang tersebar di berbagai wilayah seperti Karawang, Lampung, Bogor, Majalengka, Pasuruan, dan Subang.

Keputusan divestasi ini didorong oleh menipisnya likuiditas perusahaan. Laporan keuangan per akhir Juni 2025 menunjukkan, saldo akhir kas dan setara kas WTON merosot 67,44 persen menjadi Rp194,59 miliar dari posisi akhir 2024 yang sebesar Rp597,55 miliar.

Tidak hanya itu, arus kas operasi juga memburuk dengan mencatatkan angka negatif minus Rp159,46 miliar, berbanding terbalik dengan surplus Rp262,01 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di samping divestasi, manajemen juga menggalang program cash acceleration untuk memperbaiki kondisi kas. Salah satu fokus utamanya adalah mempercepat perputaran piutang usaha.

“Kami lakukan pertama adalah menjaga rasio piutang dan ketersediaan. Ini yang menjadi fokus kami, sehingga harapannya nanti di Oktober atau November kami bisa memberikan kas operasi yang positif,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan, ke depan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), ini akan memastikan bahwa setiap kontrak baru yang ditandatangani akan disertai dengan uang muka untuk membantu memperkuat arus kas ke depan.

“Nanti setiap kontrak baru kita akan mintakan pembayaran uang muka terlebih dahulu, karena ini akan membantu keuangan perusahaan,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait LATEST SC atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra