Menuju konten utama

Viral Bocah-Bocah Cuci Darah di RSCM, Ini Penjelasannya

Penjelasan dokter mengenai fenomena bocah-bocah cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, yang viral di media sosial.

Viral Bocah-Bocah Cuci Darah di RSCM, Ini Penjelasannya
Ilustrasi Selang Cuci Darah. FOTO/iStock

tirto.id - Viral fenomena bocah-bocah cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Lantas, apa penyebab fenomena banyaknya bocah cuci darah di RSCM? Simak penjelasannya.

Fenomena ini ramai dibicarakan usai unggahan warganet di media sosial yang menyebut sering melihat bocah kecil atau bocil cuci darah di RSCM belakangan ini. Unggahan tersebut dibenarkan oleh warganet lainnya dan berkembang menjadi topik hangat di media sosial.

Banyak pengguna media sosial menduga banyaknya anak-anak melakukan cuci darah sebagai imbas gaya hidup tak sehat. Ini termasuk konsumsi makanan berpengawet hingga minuman tinggi gula.

Sebagian lagi menduga bahwa fenomena ini disebabkan oleh kasus beredarnya beberapa sirup obat mengandung etilen glikol dan dietilen glikol pada 2022. Kedua zat ini memang terbukti menyebabkan gangguan ginjal pada anak-anak.

Menyusul ramainya pembicaraan soal fenomena anak cuci darah di RSCM, salah satu dokter anak di rumah sakit tersebut angkat bicara. Ia memberikan penjelasan mengapa saat ini banyak anak-anak melakukan cuci darah di RSCM.

Penjelasan Dokter Terkait Bocah-Bocah Cuci Darah di RSCM

Dokter spesialis anak di RSCM Eka Laksmi Hidayati membenarkan rumah sakitnya menangani puluhan pasien anak gagal ginjal yang memerlukan cuci darah.

Menurut Eka, jumlah pasien anak yang melakukan cuci darah di RSCM ada sekitar 55 hingga 60 anak dalam satu periode. Usia mereka bervariasi, yang paling muda masih berusia 6 bulan.

Eka menjelaskan bahwa fenomena cuci darah di RSCM bukan tiba-tiba melonjak. Jumlah pasien cuci darah anak di RSCM juga tidak bisa dibilang meningkat.

Ia menyebut bahwa jumlah pasien cuci darah di RSCM ada banyak karena statusnya sebagai rumah sakit rujukan. RSCM merupakan salah satu rumah sakit besar di Jakarta, bahkan di Indonesia, sehingga sering jadi RS rujukan pasien dari luar Jawa.

"Karena mereka juga melihat bahwa sudah ada rujukan yang bisa mereka kirim, kemudian jadi banyak yang juga mengirimkan," katanya seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (25/7/2024).

Banyaknya rujukan pasien anak untuk cuci darah ke RSCM juga menjadi perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menurut Eka, saat ini Kemenkes tengah berupaya meratakan layanan penanganan ginjal anak di rumah sakit lainnya.

Lebih lanjut, Eka menepis anggapan yang menyebut bahwa kasus penyakit ginjal anak di Indonesia meningkat. Menurutnya penyakit ginjal anak yang ditemukan saat ini tidak terlalu banyak.

Sayangnya, Eka menyebut bahwa dokter spesialis nefrologi di dalam negeri juga tidak banyak. Kondisi ini menyebabkan layanan hemodialisis atau cuci darah untuk anak tidak banyak ditemukan di rumah sakit daerah.

Idealnya, masalah ini bisa diatasi dengan melakukan sentralisasi layanan ke RS rujukan, salah satunya di RSCM.

"Tentu kita tidak ingin juga hanya di RSCM, tetapi memang di banyak provinsi sudah bisa. Nah sekarang ini kita sedang meluaskan lagi ke provinsi-provinsi yang saat ini belum ada dokter ginjal anaknya," jelas dia.

Penyebab Anak Harus Cuci Darah

Children's Nebraska menyebut bahwa kehilangan fungsi ginjal adalah penyebab utama anak harus menjalani cuci darah. Ketika ginjal tidak berfungsi, maka tubuh anak akan sulit mengeluarkan zat sisa seperti fosfor dan kalium dari dalam tubuh.

Kedua zat tersebut dapat membahayakan tubuh jika jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itu, anak-anak yang kehilangan fungsi ginjalnya memerlukan dialisis untuk mengeluarkan cairan berlebih, mencegah pembengkakan tubuh, dan membantu mengurangi tekanan darah tinggi.

Kehilangan fungsi ginjal bisa terjadi karena beberapa faktor. Eka menjelaskan bahwa penyakit ginjal pada anak-anak bisa disebabkan karena penyakit atau karena kelainan bawaan.

"Kelainan bawaan itu bisa berupa bentuknya ketika lahir memang bentuk ginjalnya tidak normal atau fungsinya yang tidak normal," katanya.

Kelainan bawaan yang terjadi pada anak bisa berupa sindrom nefrotik kongenital. Sindrom ini terjadi karena anak mewarisi salinan gen yang rusak sehingga mengalami gejala berupa protein dalam urine yang memicu gagal ginjal.

Selain itu, ada penyakit ginjal lainnya yang dapat memicu anak mengalami gagal ginjal dan harus cuci darah. Berikut beberapa penyebab anak harus cuci darah:

  • Anak menderita sindrom nefrotik kongenital;
  • Anak mengalami ginjal polikistik atau kista pada ginjal;
  • Anak mengalami hidronefrosis atau penyumbatan aliran keluar urine;
  • Anak lahir hanya dengan satu ginjal;
  • Anak menderita kanker ginjal.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya