tirto.id - Gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) merupakan kondisi kerusakan ginjal secara tiba-tiba. Penyakit ini tergolong berbahaya karena memengaruhi fungsi ginjal.
Banyak orang yang khawatir, apakah gangguan tersebut dapat menular dan bisa diobati atau tidak. Hal ini menyusul informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa terdapat peningkatan kasus AKI pada anak-anak.
“Sampai 10 Oktober ini memang sudah ada 14 IDAI cabang yang melaporkan kasus seperti ini yang tipikalnya adalah AKI, tanpa ada penyebabnya yang jelas dan jumlahnya ada 131,” kata Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati, Selasa (11/10/2022).
Sejak bulan Agustus 2022, IDAI sudah menemukan adanya 35 kasus penyakit ginjal akut. Jumlah tersebut terus meningkat hingga September dan Oktober 2022.
Pemerintah saat ini tengah menyelidiki terkait gangguan ginjal akut misterius tersebut. Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, nantinya penelitian soal kasus gangguan ginjal akut misterius akan diumumkan pekan ini.
"Nanti sebentar lagi (disampaikan ke publik). Harusnya minggu ini kita bisa rilis," kata Budi.
Bisakah Gangguan Ginjal Akut Menular?
Kecurigaan adanya kemungkinan gangguan ginjal akut menular mencuat seiring dengan tingginya kasus yang menyerang anak-anak beberapa bulan terakhir.
Faktanya, menurut Cleveland Clinic, gagal ginjal bukanlah penyakit menular dan penderita tidak bisa menularkan kondisi penyebab gagal ginjal ke orang lain.
Penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada 131 anak di Indonesia saat ini masih belum dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun IDAI.
Namun, menurut Boston Children's Hospital, kondisi AKI bisa disebabkan oleh beberapa faktor termasuk:
- kecelakaan yang menyebabkan cedera perut atau punggung;
- operasi;
- penyakit yang memengaruhi kinerja aliran darah, seperti penyakit jantung;
- konsumsi obat-obatan tertentu yang berbahaya untuk ginjal;
- penyakit yang mengakibatkan penyumbatan mendadak di saluran kemih seperti batu ginjal;
- infeksi bakteri seperti E.coli yang memicu penyumbatan struktur dan pembuluh darah di ginjal;
- lahir dengan kelainan pembuluh darah;
- penyakit atau kondisi lain yang dapat merusak ginjal seperti glomerulonefritis atau lupus.
Gejala Gangguan Ginjal Akut
Gangguan ginjal akut bisa dikenali lewat beberapa gejala, termasuk:
- Jarang atau bahkan tidak bisa buang air kecil karena produksi urine di dalam tubuh terlalu sedikit.
- Kaki, pergelangan kaki, dan sekitar mata kaki bengkak.
- Lemas dan kelelahan.
- Sesak napas.
- Bingung dan sulit fokus.
- Mual.
- Nyeri dada atau dada serasa ditekan.
- Pada kasus yang parah mengalami kejang dan koma.
Cara Mengobati Gangguan Ginjal Akut
Kabar baiknya, gangguan ginjal akut pada anak bisa diobati. Langkah utama yang harus dilakukan adalah dengan mengobati penyebab gagal ginjal tersebut.
Menurut National Kidney Foundation anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut sebisa mungkin mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Nantinya, tenaga kesehatan akan memantau jumlah air dan garam yang tepat dalam tubuh penderita. Kandungan air dan garam ini akan berpengaruh terhadap tekanan darah mereka.
Di beberapa kasus, penderita AKI akan membutuhkan peralatan atau obat-obatan khusus untuk memenuhi nutrisi mereka. Selain itu, ada pula kasus di mana penderita membutuhkan kateter urine atau prosedur bedah untuk mengalirkan urine.
Pada kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan menyarankan penderita untuk melakukan dialisis atau cuci darah. Dialisis sendiri adalah metode perawatan dengan menggunakan mesin khusus yang berfungsi untuk membantu kinerja ginjal penderita.
Editor: Yantina Debora
