tirto.id - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengingatkan kepada setiap kepala daerah yang baru saja dilantik bahwasanya mandat mereka saat ini ada pada rakyat, bukan partai. Hal itu disampaikan sebagai bentuk tanggapan atas adanya kepala daerah yang menunda keikutsertaan dalam acara retret pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.
“Karena kepala daerah kan dia dipilih oleh rakyat, dan dia harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat kembali,” kata Tito di Komplek Akmil, Sabtu (22/2/2025).
Tito beranggapan, partai hanyalah alat kendaraan politik agar setiap individu bisa melenggang dalam proses kontestasi pilkada. Sehingga dia mengingatkan bahwa tanggung jawab kepala daerah bukan pada partai, melainkan kepada rakyat.
“Ketika dia terpilih, dia tanggung jawabnya, nomor satu bukan kepada partainya, tapi nomor satu dia tanggung jawabnya kepada rakyat yang memilih dia. Nah, silakan rakyat nanti menilai,” kata Tito.
Dia menekankan mengenai urgensi keikutsertaan kepala daerah dalam agenda retret. Menurut dia, kegiatan yang dihelat pada 21-28 Februari 2025 tersebut menjadi bekal untuk kepemimpinan selama lima tahun mendatang.
“Saya menganggap bahwa kegiatan orientasi kepala daerah ini sangat-sangat penting. Bukan kepentingan pusat, kepentingan daerah itu sendiri. Supaya rekan-rekan kepala daerah ini memiliki bekal yang cukup sebelum 5 tahun nanti melangkah,” kata dia.
Tito menyebut dengan agenda retret setiap kepala daerah baik di tingkat gubernur maupun bupati/wali kota dapat terjalin hubungan keakraban di antara mereka. Tito berpesan hubungan antar kepala daerah menjadi penting agar komunikasi dan kerjasama dapat terjalin sejak dini.
“Itu yang kita harapkan. Mereka saling kenal, saling bantu, saling kerja sama. Nah ini kepentingan daerah lebih penting, dan inilah kepentingan bangsa, kepentingan untuk rakyat masing-masing," kata dia.
Menurut Tito, agenda yang menghabiskan APBN Rp13 miliar tersebut tidak bisa tergantikan dengan agenda virtual. Menurut dia, jika diganti secara virtual, tidak ada hubungan keakraban antarkepala daerah yang bisa dibangun.
“Tapi zoom meeting itu enggak keluar chemistry-nya. Kalau di sini mereka keluar chemistry. Ketahuan siapa, sampai ke personal siapa yang hobinya makan anu, siapa yang hobinya ngorok," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz