tirto.id - Suatu hari di tahun 2004, seorang aktris Amerika Serikat bernama Annette Benning, berkata kepada Roger Ebert (kritikus film) bahwa dirinya adalah sosok wanita di balik logo The Torch Lady dari rumah produksi film Columbia Pictures.
Mendengar itu, Roger Ebert mendatangi Dough McCash--kritikus seni yang bekerja di surat kabar New Orleans Times-Picayune--untuk memastikannya. Setelah bertemu, ia dihubungkan oleh Dough McCash untuk bertanya langsung kepada Michael J. Deas, illustrator logo Columbia Pictures tahun 1992.
Michael J. Deas mengirimkan sebuah surat untuknya lengkap lampiran foto asli sang model. Beriktu petikan suratnya sepertu terdapat dalam buku Roger Ebert's Movie Yearbook 2006 (2006):
"Meskipun nyonya Benning adalah seorang aktris berbakat, dia bukanlah model untuk Columbia Pictures. Model sebenarnya adalah Jenny Joseph, seorang ibu rumah tangga dan ibu dari dua anak yang sekarang tinggal di daerah Houston. Dia adalah seorang model yang sangat ramah dan sederhana, dan menerima kompensasi yang sangat kecil untuk pekerjaannya pada tahun 1992.”
Klaim Annette Benning membuat Michael J. Deas risih. Namun, hal semacam itu bukanlah yang pertama kali terjadi sejak Columbia Pictures menampilkan The Torch Lady sebagai logonya.
Mengutip artikel “The History of a Logo: The Lady with the Torch”, sejak logo itu muncul pertama kalinya pada 1924, banyak wanita yang mengklaim sebagai model dalam logo tersebut, meskipun semuanya langsung dibantah oleh Columbia Pictures.
Hanya beberapa artis seperti Claudia Dell, Amelia Batchler, Evelyn Venable, dan seorang wanita yang bekerja untuk Columbia Pictures bernama Jane Bartholomew yang pernah tercatat sebagai model di balik logo The Torch Lady pada tahun 1930-an.
Dari Apartemen French Quarter di New Orleans
Semua berawal saat Michael J. Deas mendapat permintaan dari Columbia Pictures untuk mengembalikan tampilan klasik logo The Torch Lady pada 1992. Ia pun segera mencari model.
Setelah kesulitan menemukan orang yang cocok untuk dijadikan model, ia kemudian mendatangi kawannya, Kathy Anderson, yang bekerja sebagai fotografer untuk surat kabar The Times-Picayune.
Bagi Kathy, Michael J. Deas bukanlah orang yang baru dikenalnya, sebab “selama bertahun-tahun, saya mengambil banyak foto untuk Michael, termasuk sampul buku dan potret pesanan,” ujarnya kepada Yahoo Entertainment.
Mengutip laman wwltv, setelah menerima saran salah satu rekan kerjanya, Kathy Anderson mengusulkan Jenny Joseph, desainer yang bekerja di tempat kerja yang sama dengannya, sebagai model untuk proyek pembuatan logo tersebut. Gayung bersambut, Michael J. Deas merasa Jenny Joseph adalah sosok yang tepat untuk dijadikan sebagai modelnya.
Proses pengambilan gambar dilakukan bertepatan dengan waktu makan siang sang model. Ketiganya bergegas ke tempat tinggal Kathy Anderson di sebuah apartemen yang terletak di French Quarter, New Orleans, Amerika Serikat.
Setibanya di lokasi, Anderson segera berbenah, memindahkan barang-barang dan memasang sebuah kain berlatar abu-abu yang berbintik untuk dijadikan sebagai background dalam fotonya.
"Saya meletakkan beberapa kotak di lantai agar kainnya bisa menggantung. Saya memasang kembali Polaroid pada kamera Hasselblad untuk memulai beberapa pengambilan gambar percobaan,” ungkapnya.
Sedangkan Michael J. Deas datang dengan membawa sekotak kroisan hangat dan beberapa perlengkapan untuk pemotretan, seperti kain dan lampu kecil dengan bola yang mencuat di atasnya hingga terlihat seperti obor ketika dinyalakan.
"[Mereka kemudian] membungkus saya dengan selembar kain dengan memegang lampu meja kecil biasa,” ujar Jenny Joseph.
Di tengah sesi pemotretan yang berlangsung beberapa jam, sang model yang saat itu berusia 28 tahun, sempat meminta izin kepada mereka untuk duduk sejenak dan mengatakan bahwa dirinya tengah hamil.
Setelah pemotretan selesai, ketiganya kembali ke tempat masing-masing. Foto hasil pemotretan kemudian dibawa Michael J. Deas untuk dipoles lebih lanjut. Dia butuh waktu dua bulan untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum diserahkan kepada Columbia Pictures.
"[Hasilnya] benar-benar mengejutkan saya. Puluhan tahun setelah pembuatannya, orang-orang masih terpesona dengan gambar tersebut,” ujar Michael J. Deas.
Sementara Kathy Anderson berkomentar,"pemotretannya akan memiliki tempat khusus di hati saya, mungkin karena dilakukan di ruang tamu saya, bersama teman-teman baik saya,” ujarnya kepada PetaPixel.
Dan bagi Jenny Joseph, pemotretan dirinya pada tahun 1992 itu merupakan pengalaman pertama dan terakhirnya sebagai model. Kini, ia tinggal di Houston, Amerika Serikat dan bekerja sebagai seorang muralis.
Terhitung sejak 1992, sudah 31 tahun logo The Torch Lady tampil sebagai opening screen dari setiap film yang didistribusikan oleh Columbia Pictures, yang pada tahun 1989 menjadi bagian dari Columbia Tristar Motion Picture Group milik Sony Pictures Entertainment.
The Torch Lady dari Masa ke Masa
Mengutip buku Columbia Pictures: Potrait of a Studio (2021), nama Columbia Pictures mulai digunakan pada tahun 1924 setelah dilakukan rebranding perusahaan oleh ketiga pendirinya: Joe Brandt dan Cohn bersaudara. Sebelumnya, rumah produksi film ini bernama CBC Film Sales Corporation yang berdiri pada 1918.
Sejak saat itu, logo baru muncul dengan warna hitam putih yang menampilkan seorang wanita Athena yang ditempatkan dalam sebuah lencana berbentuk oval sedang memegang perisai dan sebatang gandum.
Setahun kemudian logo mengalami perubahan dengan mengubah lencana oval menjadi sebuah lingkaran dengan dominasi warna hitam yang dilingkari nama perusahaan.
Pada 1926, logo mengalami perubahan lagi dengan menampilkan The Torch Lady pertama yang terlihat seperti patung Liberty. Sejak saat itu, The Torch Lady menjadi simbol yang melekat dengan Columbia Pictures.
Namun, dari 1964 sampai 1975, logo tersebut sempat menghilang dan digantikan dengan logo yang menampilkan sebuah obor di depan huruf C yang merupakan inisial dari nama perusahaan. Juga logo setengah lingkaran yang menampilkan semacam pancaran sinar putih matahari dengan latar berwarna hitam dari tahun 1975 hingga 1981.
Baru saat memasuki tahun 1980-an, seiring dengan dibelinya Columbia Pictures oleh The Coca Cola Company, logo The Lady Torch kembali tampil sebagai logo utama dan bertahan hingga sekarang setelah diakuisisi Sony Pictures Entertainment.
Penulis: Andika Yudhistira Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi