tirto.id - Cara sholat tarawih 20 rakaat dilaksanakan sebagaimana sholat sunnah lainnya. Sholat tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan sholat 2 rakaat 1 kali salam sebanyak 10 kali.
Sholat tarawih adalah ibadah sunnah yang dikerjakan di setiap malam pada Ramadhan atau bulan puasa. Waktu pelaksanaan sholat tarawih selepas sholat isya, dan dianjurkan dikerjakan dengan berjamaah.
Kesunnahan sholat tarawih tidak diragukan lagi dan para ulama sudah bersepakat mengenai hal ini. Apalagi, keutamaan sholat tarawih disebut di dalam banyak hadis.
Salah satunya, hadis yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa ibadah (tarawih) di bulan ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Rasulullah SAW diriwayatkan pernah melaksanakan sholat tarawih pada malam bulan Ramadhan, di masjid bersama para sahabat, dan juga di rumahnya. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini:
"Dari ‘Aisyah R.A: sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menanti nabi), tetapi Rasulullah SAW justru tidak keluar menemui mereka. Di pagi harinya beliau bersabda: Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini [tarawih] diwajibkan pada kalian. Aisyah berkata: hal itu terjadi pada bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim).
Mengenai jumlah rakaat sholat tarawih, para ulama memang beda pendapat. Di Indonesia, umat muslim umumnya mengerjakan sholat tarawih dengan 8 rakaat atau 20 rakaat. Selain itu, umat muslim Indonesia biasa melaksanakan sholat witir 3 rakaat setelah mengerjakan sholat tarawih.
Masing-masing pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih didasari dalil yang kuat sehingga umat muslim dipersilakan memilih sesuai dengan keyakinannya.
Khusus untuk sholat tarawih dengan 20 rakaat dan kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan 3 rakaat sholat witir, didasarkan pada sejumlah riwayat mengenai pelaksanaan ibadah ini pada masa Khalifah Umar ibn Khattab, berikut ini:
"Yazid bin Ruman telah berkata, "Umat muslim senantiasa melaksanakan sholat pada masa Umar radliyallahu‘anhu pada bulan Ramadhan 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir),” (HR Malik).
Berikutnya adalah riwayat dari Sa’ib bin Yazid yang berkata: "Para sahabat melaksanakan sholat (tarawih) pada masa Umar R.A di bulan ramadan sebanyak 20 rakaat," (HR. Al-Baihaqi, sanadnya dishahihkan oleh Imam Nawawi dan lainnya).
Pada masa sahabat, sholat tarawih sempat dikerjakan secara sendiri-sendiri ataupun berjamaah dengan jumlah tiga, empat, atau enam orang. Atas inisiatif Sayyidina Umar bin Khattab, akhirnya sholat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid.
Cara Sholat Tarawih 20 Rakaat Berjamaah
Sholat tarawih 20 rakaat dilaksanakan dengan cara sebagaimana sholat sunnah lainnya. Namun, sholat tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan sholat 2 rakaat satu kali salam sebanyak 10 kali. Berikut ini, rincian tata cara sholat tarawih berjamaah.
A. Bacaan niat sebagai imam sholat tarawih
Apabila bertindak sebagai imam atau pemimpin salat tarawih, maka bacaan niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT."
B. Bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih
Sementara untuk bacaan niat sebagai makmum dalam sholat tarawih adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT."
Dalam bacaan niat sebagai imam atau sebagai makmum, perbedaannya adalah terletak pada kata setelah أَدَاءً (adaan). Ketika sebagai imam, kata berikutnya adalah إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى (imaman lillahi ta'ala).
Sedangkan bagi makmum, usai kata أَدَاءً (adaan) diikuti kemudian oleh kata مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى (ma'muman lillahi ta'ala).
C. Urutan cara sholat tarawih 20 rakaat
- Mengucapkan niat sholat tarawih dua rakaat sesuai posisinya (sebagai imam atau makmum)
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan bersamaan dengan mengucap takbir
- Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
- Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
- Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua.
- Kemudian kembali melaksanakan sholat tarawih 2 rakaat dengan satu salam hingga 10 kali
Bacaan Doa Kamilin Setelah Tarawih
Banyak ulama mengajurkan agar umat muslim membaca doa kamilin setelah mengerjakan sholat tarawih 20 rakaat. Dikutip dari laman NU Online, berikut ini bacaan doa kamilin.
1. Bacaan Doa Kamilin
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Bacaan: "Allahummaj’alna bil imani kamilin. Wa lil faraidli muaddin. Wa lish-shalati hafidhin. Wa liz-zakati fa’ilin. Wa lima ‘indaka thalibin. Wa li ‘afwika rajîn. Wa bil-huda mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu’ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati raghibin. Wa bil-qadla’I radlin. Wa lin na’ma’I syakirin. Wa ‘alal bala’i shabirin. Wa tahta liwa’i muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irina wa alal haudli waridin. Wa ilal jannati dakhilin. Wa minan nari najin. Wa ‘ala sariirl karamati qa’idin. Wa bi hurun ‘in mutazawwijin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin mutalabbisin. Wa min tha’amil jannati akilin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaribin. Bi akwabin wa abariqa wa ka’sin min ma’in. Ma’al ladzina an’amta ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqina wasy syuhada’i wash shalihina wa hasuna ula’ika rafîqan. Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘aliman. Allahummaj’alna fi hadzihil lailatisy syahrisy syarifail mubarakah minas su’ada’il maqbulin. Wa la taj’alna minal asyqiya’il mardudin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma’in. Birahmatika ya arhamar rahimin wal hamdulillâhi rabbil ‘alamin."
Artinya: "Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), Yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
2. Bacaan Doa Setelah Sholat Witir
Kemudian, sebagian ulama juga menganjurkan supaya umat muslim membaca doa berikut usai melaksanakan sholat witir berjamaah tiga rakaat:
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا فِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَّامَ الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَا مَنَا وَقِيَا مَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Bacaan: "Allahumma innaa nas’aluka iimaanan daaimaan, wanas’aluka qalban khaasyi’an, wanas’aluka ‘ilman naafi’an, wanas’aluka yaqiinan shaadiqon, wanas’aluka ‘amalan shaalihan, wanas’aluka diinan qayyiman, wanas’aluka khairan katsiran, wanas’alukal ‘afwa wal’aafiyata, wanas’aluka tamaamal ‘aafiyati, wanas’aluka syukra ‘alal ‘aafiyati, waanas’alukal ghinaa’a ‘aninnaasi. Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhusy-syu’anaa watadhorru’anaa wata’abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiin. Washallallaahu ‘alaa khairi khalqihi muhammadin wa’alaa aalihi washahbihi ajma’iina, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin."
Artinya: "Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang langgeng, hati yang khusyu', ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar,amal yang shalih, agama yang lurus, kebaikan yang banyak.kami mohon kepada-Muampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan, kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesaama manusia. Ya Allah, tuhan kami terimalah dari kami: shalat, puasa, ibadah, kekhusyu'an, rendah diri dan ibadaha kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami. Ya allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad s.a.w, demikian pula keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan semestra alam."
Doa setelah sholat witir di atas dibaca setelah mengucap dzikir: Subhaanal malikil qudduus (tiga kali). Dan dilanjutkan dengan: Subbūhun, quddūsun, rabbunā wa rabbul malā’ikati war rūh.
Kemudian, membaca: Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa‘fu ‘annī (tiga kali). dan dilanjutkan dengan: Yā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīn.
Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis