tirto.id - Apakah sholat tarawih harus memakai doa iftitah? Jika shalat tarawih dilakukan 2 rakaat demi 2 rakaat, apakah doa iftitah mesti dibaca setiap rakaat awal?
Membaca doa iftitah ketika sholat hukumnya sunah yang dianjurkan, namun tidak wajib. Doa ini dibaca setelah takbir atau sebelum Al-Fatihah. Melihat sifat hukumnya, sholat akan tetap sah meskipun seseorang tidak sempat membaca doa iftitah, baik bagi imam maupun makmum.
Selama malam bulan Ramadhan, umat Islam disunahkan untuk menggelar sholat tarawih setelah isya. Di Indonesia, lumrahnya shalat tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushola.
Terkait pengerjaan shalat tarawih, secara umum ada yang melakukannya 8 rakaat ditambah 3 shalat witir. Formasinya adalah 4 rakaat, 4 rakaat, ditambah 3 witir. Jika tidak, 2 rakaat demi 2 rakaat, ditambah shalat witir yang dilakukan dengan 2 rakaat diikuti 1 rakaat.
Ada pula yang melakukan 20 rakaat diikuti 3 rakaat. Pengerjaannya dilakukan 2 rakaat demi 2 rakaat, dengan formasi 2-2-2-2-2-2-2-2-2-2 ditambah shalat witir yang dilakukan 2 rakaat dan 1 rakaat.
Dengan shalat yang dipisahkan 4 rakaat demi 4 rakaat atau 2 rakaat demi 2 rakaat, bagaimana status doa iftitah? Apakah doa iftitah boleh dibaca hanya pada rakaat pertama shalat tarawih saja, misalnya rakaat pertama dari 8 rakaat atau rakaat pertama dari 20 rakaat?
Ataukah doa iftitah harus dibaca sesuai dengan formasi shalat tarawih? Misalnya, yang 4 rakaat demi 4 rakaat, membacanya pada rakaat pertama formasi tersebut. Demikian pula yang 2 rakaat demi 2 rakaat?
Hukum Doa Iftitah Sholat Tarawih
Dalam salah satu hadis tentang doa iftitah, Aisyah pernah ditanya oleh salah satu sahabat. Kemudian ia menjawab:
"Nabi saw. ketika shalat malam, beliau memulai shalatnya dengan membaca doa iftitah, “Allahumma Rabba Jibril wa Mikail wa Israfil.” (HR. Muslim 1847).
Jika berdasarkan ketentuan tersebut, maka doa iftitah dapat dibaca sekali saja di tiap awal sholat tarawih dan tidak perlu diulangi pada rakaat berikutnya.
Kendati demikian, terdapat pandangan berbeda yang menyatakan doa iftitah selalu dibaca di tiap awal sholat alias diulang-ulang setelah takbiratul ihram pada setiap rakaat.
Pendapat ini mengacu pada salah satu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Melihat sholatnya Nabi, ia bertanya,"Ya Rasulullah, apa yang Anda baca ketika kami tidak mendengar suara anda antara takbiratul ihram dan fatihah?".
Lantas Nabi menjawab, "Saya membaca doa iftitah:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
"Allahumma baa’id bainii wa baina kha-thaayaa-ya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib......”
Terdapat 2 pandangan mengenai doa iftitah yang dibaca ketika sholat tarawih. Pendapat pertama menyatakan doa iftitah cukup dibaca sekali saja dalam sebuah sholat (rakaat pertama). Sedangkan pendapat kedua, menyatakan dibaca pada setiap rakaat awal dalam formasi sholat tarawih.
Contoh Bacaan Doa Iftitah Arab & Latin
Berikut adalah contoh doa iftitah sebelum membaca surah Al-Fatihah ketika sholat:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ
Allahumma baa’id bainii khathayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allahummaghsil khathayaaya bil maa-I wats tsalji wal barad.
Artinya, "Wahai Allah Jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin,".
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allahu Akbar kabiira, walhamdu lillaahi katsiira, wasubhaanallahi bukratawwa ashiila. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin.
Artinya,"Allah Mahabesar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin."
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus