Menuju konten utama
Tarawih NU Ramadhan 2023

Formasi Shalat Tarawih 23 Rakaat NU Berapa Kali Salam & Doanya

Formasi shalat Tarawih 23 rakaat NU berapa kali salam? Simak bacaan doanya yang dibaca setelah salat Tarawih.

Formasi Shalat Tarawih 23 Rakaat NU Berapa Kali Salam & Doanya
Umat Islam melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (1/4/2022) malam. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Formasi shalat Tarawih NU adalah 20 rakaat ditambah 3 kali witir. Jadi, jumlahnya ada 23 rakaat, dengan sekali salam tiap 2 rakaat. Selain itu, terdapat bacaan doa tertentu yang bisa dibaca usai menjalankan sholat Tarawih di bulan Ramadhan.

Di kalangan ulama, terdapat perbedaan pandangan terkait jumlah rakaat salat Tarawih. Ada yang berpendapat 8 rakaat, 20 rakaat, hingga 36 rakaat. Namun, pada dasarnya, umat muslim tetap dianjurkan menunaikan ibadah sunnah ini sesuai tuntunan dan formasi sesuai mazhabnya.

Hukum sholat tarawih merupakan sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan dan lebih utama dikerjakan secara berjamaah. Anjuran untuk melaksanakan sholat tarawih juga sudah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui salah satu sabdanya:

"Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," (HR al-Bukhari, Muslim).

Formasi Shalat Tarawih 23 Rakaat NU

Hadis riwayat Aisyah ra., menjelaskan mengenai pelaksanaan sholat tarawih dengan jumlah 8 rakaat:

كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى رَمَضَانَ، فَقَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ، وَلاَ فِى غَيْرِهَا عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

Artinya: "Bagaimana shalat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bulan Ramadan? Aisyah menjawab,"Beliau tidak pernah menambah, baik di bulan Ramadan atau selainnya dari sebelas rakaat," (HR Al-Bukhari-Muslim).

Sementara itu, ada juga umat muslim yang menganut jumlah rakaat sebanyak 36. Imam Nawawi dalam Syarh al-Muhazzab berujar:

“Shalat Tarawih termasuk di dalam shalat Nawafil yang muakkad seperti mana yang ditunjukkan perkara itu oleh hadits- hadits yang mulia yang telah disebut terdahulu. Ia adalah sebanyak dua puluh rakaat selain dari shalat Witir. (Jika) bersama Witir maka ia menjadi 23 rakaat…atas jalan inilah berlalunya sunnah dan sepakat ummah, dari kalangan Salaf dan Khalaf dari zaman Khulafa’ ar Rasyidin Umar ibn Al-Khattab, semoga Allah meridhainya dan dia meridhaiNya juga sampailah ke zaman kita ini…Tidak ada seorang pun ahli fiqih dari kalangan empat imam mazhab (Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah) membantah perkara ini, melainkan apa yang diriwayatkan dari Imam Dar al Hijrah, Imam Malik bin Anas tentang pendapat yang lebih bilangannya pada shalat Tarawih kepada 36 rakaat…Dalam riwayat kedua daripada Imam Malik, yaitu dengan hujahnya beramal dengan amalan penduduk Madinah iaitu: Sesungguhnya diriwayatkan dari Nafi’ sesungguhnya dia berkata: Aku mendapati sebanyak 60 orang mendirikan Ramadhan (shalat Tarawih) dengan 36 rakaat dan termasuk witir.”

Kalangan yang berpegang pada ketentuan 20 rakaat, terutama Nahdlatul Ulama (NU), juga memiliki dasar salah satu hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Bukhari dan Muslim. berbunyi:

"Rasulullah SAW keluar untuk shalat malam di bulan Ramadhan sebanyak tiga tahap: malam ketiga, kelima dan kedua puluh tujuh untuk shalat bersama umat di masjid, Rasulullah saw. shalat delapan raka’at, dan kemudian mereka menyempurnakan sisa shalatnya di rumah masing-masing." (HR Bukhari dan Muslim).

Pada masa Sayyidina Umar bin Khattab, umat Islam mulai mengerjakan salat Tarawih secara berjamaah dengan jumlah 20 rakaat diikuti witir 3 kali. Formasi Tarawih 23 rakaat terdiri dari salat Tarawih sebanyak 20 rakaat dan witir 3 rakaat.

Ketentuannya seperti salat biasa, diawali dengan takbiratulihram dan diakhiri dengan salam. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan 1 kali salam. Artinya, dalam 20 rakaat tersebut terdapat total 10 kali salam.

Setelah Tarawih, umat muslim dapat melafalkan doa tertentu. Baru kemudian dilanjutkan dengan salat witir sebanyak 3 rakaat.

Witir 3 rakaat dilakukan dengan 2 kali bacaan niat. Pertama, untuk salat 2 rakaat 1 salam. Kedua, niat untuk salat 1 rakaat 1 salam.

Bacaan Doa Setelah Salat Tarawih

Usai melaksanakan salat Tarawih, umat muslim bisa membaca doa tertentu. Doa tersebut sering disebut dengan Doa Kamilin.

Berikut ini adalah bacaan doa setelah salat Tarawih dalam bahasa Arab, latin, dan artinya:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bacaan Latin:

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

"Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,".

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fadli Nasrudin