Menuju konten utama

Sholat Nisfu Syaban: Tata Cara, Niat, dan Doa setelahnya

Salah satu amalan malam Nisfu Syaban yang dianjurkan ialah sholat Nisfu Syaban. Simak tata cara, niat, hukum, dan doa sholat Nisfu Syaban di bawah ini.

Sholat Nisfu Syaban: Tata Cara, Niat, dan Doa setelahnya
Ilustrasi sholat Nisfu Syaban. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu waktu yang dimuliakan di bulan Syakban. Pada malam itu, sebagian kalangan muslim meyakini bahwa Allah Swt. membuka pintu ampunan kepada seluruh makhluk-Nya.

Keutamaan malam Nisfu Syaban dijelaskan dalam salah satu hadis riwayat Imam Ahmad. Berikut redaksinya:

Allah senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh,” (HR. Ahmad).

Berdasarkan keutamaan yang dijelaskan dalam hadis di atas, umat Islam dianjurkan mengerjakan amalan sunah. Salah satunya ialah menunaikan sholat Nisfu Syaban.

Lantas, apakah sholat Nisfu Syaban harus ditunaikan secara berjemaah atau boleh sendiri? Simak penjelasan lengkap terkait sholat Nisfu Syaban, mulai dari bacaan niat, tata cara, hingga hukumnya, di bawah ini.

Niat Sholat Nisfu Syaban

Sholat Nisfu Syaban boleh dikerjakan secara sendiri ataupun berjemaah. Namun, bacaan niat sholat Nisfu Sya'ban sendiri berbeda dengan niat sholat Nisfu Syaban berjamaah.

A. Niat sholat Nisfu Sya'ban sendiri

Bacaan niat sholat Nisfu Sya'ban sendiri bisa disimak di bawah ini.

Bahasa Arab: اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Tulisan Latin: Usholli sunnatan nisfu sya'baana rak'ataini lillahi ta'ala.

Artinya: “Saya berniat salat sunah nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta'ala."

B. Niat sholat Nisfu Syaban berjamaah

Bacaan niat sholat Nisfu Syaban berjamaah terbagi menjadi dua, yakni niat sebagai imam dan makmum. Berikut lafal niat sholat Nisfu Syaban berjamaah.

1. Niat sholat Nisfu Syaban berjamaah sebagai imam

أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى،

Latin: Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini imâman lillâhi ta'ala.

Artinya: "Aku niat shalat sunah nisfu sya'ban dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar."

2. Niat sholat Nisfu Syaban berjamaah sebagai makmum

أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini ma'mûman lillâhi ta'ala.

Artinya: "Aku niat shalat sunah nisfu sya'ban dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Sholat Nisfu Syaban

Tata cara sholat Nisfu Syaban tidak jauh berbeda dengan salat sunah yang ditunaikan sebanyak dua rakaat dan 1 salam, misalnya salat duha dan tahajud. Lepas dari itu, di bawah ini akan dijelaskan secara urut tata cara sholat Nisfu Syaban, mulai dari membaca niat, membaca surah pendek, hingga salam.

  1. Membaca niat sholat Nisfu Syaban, baik yang dilaksanakan sendiri maupun berjemaah.
  2. Melakukan takbiratulihram sembari mengangkat kedua tangan selaras telinga atau bahu.
  3. Membaca bacaan doa Iftitah, Al-Fatihah, dan surat dalam Al-Qur'an.
  4. Diutamakan membaca surat Al-Ikhlas di rakaat pertama.
  5. Rukuk dengan membaca doa rukuk.
  6. Iktidal dengan membaca doa Iktidal.
  7. Sujud dengan membaca doa sujud.
  8. Duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan doanya.
  9. Sujud kedua.
  10. Berdiri menunaikan rakaat kedua.
  11. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian diutamakan membaca surat Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah.
  12. Lalu, mengulangi urutan gerakan seperti saat rakaat pertama (rukuk, itidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, sujud kedua).
  13. Duduk tahiyat akhir.
  14. Mengucap salam.
  15. Membaca doa setelah sholat Nisfu Syaban.

Doa Setelah Sholat Nisfu Syaban

Berikut bacaan doa setelah sholat Nisfu Syaban, sesuai yang dianjurkan Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Arab Latinnya:

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya:

Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw. dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Hukum Sholat Nisfu Syaban, Harus Dilaksanakan Sendiri atau Berjemaah?

Sholat Nisfu Syaban merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk ditunaikan pada malam Nisfu Syakban. Rasulullah Saw. pernah bersabda mengenai beberapa amalan di malam Nisfu Syakban dalam hadis dari jalur Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far. Berikut redaksi hadis tentang amalan Nisfu Syaban:

Apabila malam nisfu syaban [pertengahan bulan Syaban], maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah pada malam itu turun ke langit dunia hingga terbit malam hari. Dia berfirman, ‘Ingatlah, adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya. Adakah yang memohon rezeki, niscaya Aku akan memberinya. Adakah yang sedang ditimpa ujian, niscaya Aku akan menyelamatkannya. Begitu seterusnya, hingga terbit fajar.’” (HR. Ibnu Majah).

Seorang ulama asal Turki bernama Ibnu Taimiyah, dalam kitab Majmu’ Fatawa, juga pernah menceritakan tentang golongan orang salaf yang menjalankan sholat Nisfu Syaban. Dalil anjuran sholat sunah tersebut berbunyi:

Adapun terkait [sholat] di malam nisfu Syaban, maka banyak hadis serta atsar dari sahabat yang menyebutkan keutamaannya. Dikutip dari segolongan ulama salaf bahwa mereka melakukan salat pada malam nisfu Syaban.”

Namun, hukum sholat Nisfu Syaban masih menjadi perdebatan di kalangan para ulama. Ada ulama yang memperbolehkan. Namun, ulama yang melarang pelaksanaannya pun terdapat.

Hadis hukum sholat Nisfu Syaban berasal dari hadis hasan lighairihi—hadis yang dilihat dari sanadnya daif tetapi dikuatkan dari jalur lain—riwayat Imam Tirmidzi. Kendati demikian, jumhur ulama bersepakat bahwa hadis hasan maupun hadis daif (lemah), dalam keadaan tertentu, dapat dijadikan dasar pelaksanaan ibadah. Salah satunya terkait hukum sholat Nisfu Syaban, dengan menekankan pada fadhailul a’mal (keutamaan amal).

Lantas, sholat Nisfu Syaban berapa rakaat?

Sholat Nisfu Syaban dapat didirikan sebanyak 10-100 rakaat, dengan gerakan satu salam setiap dua rakaat. Merujuk pada artikel NU Online berjudul "Kontroversi Seputar Kesunnahan Shalat Malam Nisfu Syaban", Imam Ghazali menjelaskan hukum sholat Nisfu Syaban melalui kitab Ihya Ulumuddin. Berikut redaksinya:

Adapun shalat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah, membaca [surat] 'qulhu allahu ahad' sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah, [membaca surat] 'qulhu allahu ahad' 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjemaah."

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin