Menuju konten utama

Malam Nisfu Syaban 2024 Tanggal Berapa dan Kapan Puasa Ramadhan?

Malam Nisfu Syaban 2024 tanggal berapa, dan puasa nisfu Syaban hari apa? Kapan NU mulai puasa Ramadhan 2024, apakah 11 atau 12 Maret 2024?

Malam Nisfu Syaban 2024 Tanggal Berapa dan Kapan Puasa Ramadhan?
Malam Nisfu Syaban 2024 tanggal berapa, dan puasa nisfu Syaban hari apa? Kapan NU mulai puasa Ramadhan 2024, apakah 11 atau 12 Maret 2024? Umat muslim membaca surah Yasin di malam nisfu Syaban 15 Sya'ban 1443 Hijriah di Masjid Al-Barkah, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/3/2022). ANTARA FOTO/Suwandy/foc.

tirto.id - Malam Nisfu Syaban 2024 berdasarkan penanggalan kalender hijriah 1445, jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024. Umat islam dapat melakukan puasa nisfu syaban pada 15 Syaban 1445 H yang bertepatan dengan Minggu, 25 Februari 2024.

Sementara itu, terkait kapan NU puasa Ramadhan 2024 akan ditetapkan berdasarkan rukyatul hilal atau pemantauan hilal yang akan dilakukan pada 29 Syaban 1445 H atau 10 Maret 2024. Merujuk pada pantauan tersebut, akan dikabarkan apakah Syaban berusia 29 hari atau 30 hari.

Dalam penanggalan kamariah yang menjadi dasar kalender hijriah, sebuah hari tidak dimulai sejak tengah malam seperti dalam penanggalan syamsiah. Melainkan usai matahari terbenam pada hari sebelumnya. Oleh karenanya, 15 Syaban 1445 H tidak dihitung sejak Minggu, 25 Februari 2024, melainkan sejak Sabtu, 24 Februari 2024 petang.

Malam 15 Syaban lebih dikenal dengan malam Nisfu Syaban. Pada malam tersebut, umat Islam dianjurkan untuk lebih banyak mengerjakan ibadah sunah dan amalan demi mengharap ampunan dari Allah. Malam tersebut juga dikenal dengan sebutan Laitul Bara'a (Malam Pengampunan Dosa) atau Lailatul Du'a (Malam Doa).

Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila malam nisfu Sya'ban (tiba), maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman, 'Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku? Maka Aku akan mengampuninya. Adakah orang yang meminta rezeki? maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan? Maka Aku akan menyembuhkannya. Adakah yang begini, dan adakah yang begini ... hingga terbit fajar." (H.R. Ibnu Majah).

Malam Nisfu Syaban 2024 Tanggal Berapa dan Hari Apa?

Berdasarkan Surat Keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Nomor 002/SK/LF-PBNU/X/2022), diumumkan bahwa awal bulan Syaban bertepatan dengan Ahad Pon, 11 Februari 2024 atau mulai malam Ahad.

Mengacu pada ikhbar tersebut, 15 Syaban 1445 H untuk kalangan NU jatuh pada Minggu, 25 Februari 2024.

Merujuk pada hadis riwayat Ibnu Majah tentang nisfu syaban, terdapat 2 amalan utama pada saat pertengahan bulan syaban tersebut. Malam harinya, atau pada pergantian hari dari tanggal 14 Syaban 1445 H menuju 15 Syaban 1445 H, umat Islam dianjurkan untuk banyak berdoa dan berzikir. Malam ini bertepatan dengan Sabtu (24/2/2024).

Berikutnya, pada pagi harinya, atau pagi hari 15 Syaban 1445 H yang bertepatan dengan Minggu (25/2), umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah nisfu syaban.

Amalan-amalan yang dapat dilakukan untuk mengisi malam Nisfu Syaban antara lain shalat sunah, zikir, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya.

Diharapkan, dengan banyak melakukan ibadah pada malam nisfu Syaban dengan hati yang tulus, umat muslim dapat membuka pintu rahmat dan ampunan yang lebih besar dari Allah.

Keutamaan Malam Nisfu Syaban dan Amalan di Dalamnya

Sejumlah ulama menganjurkan umat Islam menghidupkan malam Nisfu Syaban demi mendekatkan diri kepada Allah. Alasannya, karena malam tersebut memang istimewa.

Salah satu keutamaan dari malam Nisfu Syaban, adalah terbukanya rahmat dan ampunan yang berlimpah dari Allah. Selain itu, Allah juga berjanji akan mengabulkan keinginan dari hamba-Nya yang berdoa di malam Nisfu Syaban.

Rasulullah saw. bersabda, "Allah melihat semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya)," (HR At-Thabrani).

Berikut ini adalah keutamaan Malam Nisfu Syaban.

Pengampunan terhadap Dosa Masa Lalu

Dalam dua hadits di atas, dijelaskan bahwa Allah akan memberikan ampunan atas dosa yang diperbuat hamba-Nya, jika hamba tersebut mengharapkan ampunan pada malam nisfu syaban. Atas dasar inilah, umat Islam dianjurkan menghidupkan malam nisfu syaban dengan pertaubatan yang tulus.

Allah berfirman dalam Surah Az-Zumar: 53 sebagai berikut.

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Doa yang Dikabulkan

Malam Nisfu Syaban berbeda dengan malam-malam lainnya. Pada malam ini, jika seorang hamba memohon kepada Allah, maka Allah akan mengabulkannya. Oleh karenanya, umat Islam dapat menghidupkan malam ini dengan banyak ibadah, termasuk mengerjakan shalat sunnah seperti shalat lail hingga shalat hajat, sembari berserah kepada Allah untuk selalu diberi kemudahan.

merupakan malam yang istimewa bagi umat muslim. Pasalnya, malam ini memiliki keutamaan sendiri dibanding malam-malam lainnya. Apabila berdoa dengan sungguh-sungguh di malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan mengabulkan doa tersebut.

Firman Allah dalam Surah Al Baqarah: 186 sebagai berikut.

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Doa Malam Nisfu Syaban

Berikut ini adalah doa yang dapat dipanjatkan pada malam Nisfu Syaban, yang diambil dari kitab Maslakul Akhyar, karya Sayyid Utsman bin Yahya, yang dilansir dari artikel "Doa Malam Nisfu Syaban" (Alhafiz Kurniawan) di laman NU Online.

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَار رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya: Wahai Tuhanku yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitab-Mu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah Swt.

Kapan NU Puasa Ramadhan 2024 dan Tanggal Berapa?

Datangnya malam Nisfu Syaban juga menandai bahwa bulan Ramadhan, bagi umat muslim sudah dekat. Tidak terkecuali untuk umat Islam di Indonesia, yang memiliki penduduk mayoritas muslim.

Muhammadiyah sudah memutuskan puasa Ramadhan 2024 dimulai pada Senin (11/3/2024). Sementara NU, dan pemerintah Indonesia akan menentukan awal puasa berdasarkan pantauan hilal dan sidang isbat yang biasanya dilakukan di akhir bulan Syaban.

Sidang isbat Kemenag RI untuk menentukan kapan puasa Ramadhan 1445 H akan digelar pada Minggu, 10 Maret 2024. Jika pada saat matahari terbenam tanggal tersebut, kriteria bulan baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) belum terpenuhi, puasa Ramadhan akan berlangsung mulai Selasa, 12 Maret 2024.

Dalam kriteria MABIMS, imkanur rukyat baru memenuhi syarat jika posisi hilal saat matahari terbenam mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Sementara itu, NU akan terlebih dahulu menggunakan data Lajnah Falakiyah (LF) PBNU. Data hisab tersebut digunakan sebagai instrumen (alat) dan pemandu rukyat. Dari data ini, keputusan kapan ditetapkan bulan baru tadi didasarkan pada metode rukyatul hilal. Ikbhar tentang kapan puasa untuk kalangan NU juga akan disampaikan pada Minggu, 10 Maret 2024.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Fitra Firdaus