Menuju konten utama

Apa Saja Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara?

Tantangan implementasi wawasan Nusantara bagi negara berkembang merupakan suatu keniscayaan di era globalisasi dan modernisasi. Simak penjelasannya di sini.

Apa Saja Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara?
Ilustrasi upaya menangani tantangan wawasan nusantara di era globalisasi. Adegan pementasan sandiwara tradisi berjudul "Bagaspati Gugur" garapan Sanggar Seni Budaya Bakekok dari dusun Cisaga Kabupaten Ciamis di Gedung Kesenian Rumentang siang Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/4). ANTARA FOTO/Agus Bebeng

tirto.id - Wawasan Nusantara perlu menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai persoalan yang terkait dengan kehidupan bangsa dan negara. Persoalan yang dimaksud termasuk tantangan implementasi wawasan Nusantara bagi negara berkembang di era globalisasi.

Secara definitif, menurut Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999, wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.

Di era globalisasi, perilaku individu dalam bermasyarakat dan bernegara telah mengalami banyak perubahan, terutama perubahan ke arah negatif. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengenalan dan implementasi wawasan Nusantara kepada masyarakat, yang mencerminkan nilai-nilai budaya khas Indonesia.

Wawasan Nusantara harus dijaga, dipatuhi, serta diterapkan, oleh seluruh elemen masyarakat. Implementasi Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

Namun, dalam praktiknya, terdapat beberapa tantangan implementasi wawasan Nusantara di era modern. Lantas, apa saja tantangan implementasi wawasan Nusantara di era digital dan globalisasi bagi negara berkembang? Penjelasan lengkapnya dapat disimak di bawah ini.

Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara di Era Globalisasi

Tantangan implementasi Wawasan Nusantara di era globalisasi mencakup beberapa aspek, termasuk pesatnya perkembangan teknologi yang menimbulkan beberapa dampak negatif. Selengkapnya, berikut tantangan implementasi wawasan Nusantara di era globalisasi.

1. Pesatnya perkembangan teknologi

Tantangan implementasi wawasan Nusantara di era modern mencakup aspek perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan era globalisasi yang serba digital membawa dampak positif dan positif, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perkembangan teknologi tersebut dapat memengaruhi pola bersikap, berpikir, dan bertindak bagi masyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Dalam buku The End of Nation State: The Rise of Regional Economies (1995), Kenichi Ohmae menyatakan bahwa dalam perkembangan masyarakat global, batas wilayah negara tetap sama dalam arti geografi dan politik. Akan tetapi, kehidupan satu negara tidak dapat membatasi kekuatan global yang berupa investasi, informasi, industri, dan konsumen yang bersifat individual.

2. Kapitalisme dan ekonomi global

Kapitalisme juga tergolong sebagai tantangan implementasi wawasan Nusantara di era modern. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas milik swasta dan barang individu.

Sistem ekonomi kapitalis telah menjamur di era modern, terlebih di tengah globalisasi. Kapitalisme dapat memengaruhi pola bersikap, berpikir, dan bertindak bagi masyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan dan menerapkan nilai-nilai wawasan Nusantara kepada masyarakat. Hal ini menjadi hal khusus yang termasuk sebagai tantangan implementasi wawasan Nusantara di era globalisasi.

3. Kesadaran masyarakat

Globalisasi membawa perubahan dalam pola kepemimpinan dan partisipasi masyarakat. Tantangan implementasi wawasan Nusantara di era globalisasi dalam aspek ini adalah membangun kesadaran multikultural di kalangan masyarakat.

Dengan memprioritaskan kesadaran multikultural, masyarakat dapat lebih siap menghadapi dinamika global dan membangun fondasi yang kuat untuk kerja sama lintas budaya yang menguntungkan. Hal tersebut juga mendukung tercapainya tujuan wawasan Nusantara dengan memperkaya identitas bangsa Indonesia melalui keberagaman budaya yang ada.

4. Pemertahanan budaya lokal

Globalisasi dapat membawa dampak positif dan negatif terhadap keberagaman budaya. Tantangannya adalah bagaimana menjaga dan melestarikan keanekaragaman budaya lokal di tengah arus informasi global yang sangat cepat. Upaya perlindungan dan pelestarian budaya lokal harus diintegrasikan dengan kebijakan pendidikan dan promosi kebudayaan.

5. Pendidikan berbasis karakter lokal

Globalisasi membawa perubahan dalam sistem pendidikan. Tantangan implementasi wawasan Nusantara di era globalisasi dalam aspek ini adalah mempertahankan pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai lokal dan karakter bangsa.

Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai budaya Indonesia perlu diperkuat untuk menjaga identitas bangsa di tengah arus globalisasi.

Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara di Negara Berkembang

Tantangan implementasi wawasan Nusantara di era globalisasi merupakan satu hal. Namun, ada pula tantangan implementasi wawasan Nusantara di negara berkembang. Simak selengkapnya berikut.

1. Wilayah geografis

Kepulauan Indonesia dengan puluhan ribu pulau memiliki kompleksitas geografis yang tinggi, dan kondisi ini menciptakan sejumlah tantangan dalam pengawasan dan pengelolaan wilayah. Selain itu, ketidaksetaraan dalam pembangunan antar-wilayah dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketidakadilan, memperumit upaya untuk meratakan pembangunan sesuai prinsip wawasan Nusantara.

2. Akses terbatas terhadap pendidikan dan kesehatan

Beberapa daerah di negara berkembang mungkin menghadapi tantangan dalam menyediakan akses yang merata terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Wawasan Nusantara harus mencakup upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan serta layanan kesehatan di seluruh wilayah.

3. Infrastruktur yang terbatas

Kurangnya infrastruktur yang memadai, seperti jaringan transportasi dan energi, dapat menjadi hambatan besar dalam pengembangan ekonomi dan sosial. Pengembangan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Nusantara menjadi bagian penting dari wawasan Nusantara.

4. Tantangan dalam menghadapi revolusi Industri 4.0

Negara-negara berkembang mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi yang cepat, terutama dalam konteks Revolusi Industri 4.0. Pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kapasitas teknologi, dan pembangunan ekosistem inovasi menjadi bagian penting dari wawasan Nusantara.

5. Ketergantungan pada sumber daya alam

Banyak negara berkembang mengandalkan sektor ekonomi berbasis sumber daya alam. Tantangan di sini adalah berpindah ke ekonomi yang lebih beragam dan berkelanjutan, serta mengelola sumber daya alam dengan bijaksana.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting. Pengembangan wawasan Nusantara yang komprehensif dan berkelanjutan dapat menjadi landasan bagi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di negara-negara berkembang.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin