Menuju konten utama

Strategi Pemprov Jateng Bikin Transportasi Publik Nyaman & Murah

Pemprov Jateng mengupayakan agar transportasi massal di wilayahnya bisa terintegrasi di 35 kabupaten/kota.

Strategi Pemprov Jateng Bikin Transportasi Publik Nyaman & Murah
Salah satu armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng. FOTO/Humas Pemprov Jateng

tirto.id - Fitroh Nur merasakan betul manfaat keberadaan bus rapid transit (BRT) Trans Jateng. Layanan transportasi publik yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini menawarkan tarif yang sangat terjangkau.

Cukup merogoh kocek Rp4.000, Fitroh sudah bisa melakukan perjalanan dengan Trans Jateng dari Terminal Cepiring Kabupaten Kendal menuju Terminal Mangkang Kota Semarang.

“Tarifnya murah. Jadi ngerasa kebantu. Bis-nya juga nyaman,” ucap pria yang sehari-hari bekerja di Kota Semarang saat ditemui kontributor Tirto, Kamis (3/10/2024).

Hal serupa dirasakan Imroatus. Perempuan asal Kabupaten Purworejo yang kuliah di UIN Walisongo Semarang ini kerap memanfaatkan Trans Jateng sebagai pilihan kendaraan yang ditumpanginya saat mudik.

Biasanya Imroatus menaiki Trans Jateng dari halte depan RSUP Dr Kariadi, Kota Semarang, menuju tempat pemberhentian terakhir di Terminal Bawen, Kabupaten Semarang.

“Dari Kariadi sampai Bawen ya Rp2.000 kalau nunjukin kartu tanda mahasiswa,” kata dia, Selasa (1/10/2024).

Perjalanan Imroatus masih berlanjut. Namun, Trans Jateng belum melayani perjalanan dari Terminal Bawen ke Magelang. Sehingga biasanya ia menaiki angkutan umum menuju Magelang dengan tarif sekitar Rp40.000.

Dari Magelang, tepatnya di halte Salaman, Imroatus kembali menaiki armada Trans Jateng menuju halte Kutoarjo di Kabupaten Purworejo dengan tarif Rp2.000 karena ia mahasiswa.

Jika dikalkulasi, ongkos perjalanan Semarang-Purworejo sekitar Rp44.000.

Biaya tersebut jauh lebih murah dibandingkan tanpa menggunakan Trans Jateng. Apabila menaiki travel shuttel bus tarif rata-ratanya Rp80.000. Bahkan jika menaiki travel mobil biasa mencapai Rp150.000 per orang.

Tarif Murah karena Disubsidi

Tarif BRT Trans Jateng memang jauh lebih murah dibanding tarif kendaraan lainnya. Tarif Trans Jateng untuk umum Rp4.000, sementara untuk pelajar, mahasiswa, buruh, dan veteran Rp2.000.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, menjelaskan, murahnya tarif Trans Jateng karena selama ini operasionalnya disubsidi penuh oleh pemerintah provinsi.

“Secara keseluruhan anggaran (subsidi) yang dikeluarkan setiap tahun kisaran Rp100 miliar untuk semua koridor," ungkap Henggar saat dihubungi melalui telepon, Rabu (2/10/2024) malam.

Pemberian subsidi tersebut sebagai bentuk pelayanan masyarakat. Trans Jateng menjadi salah satu program pemerintah untuk memberikan layanan transportasi yang aman dan murah.

“Ini program prioritas, angkutan massal butuh campur tangan pemerintah agar layanannya terjaga dengan baik," imbuh Henggar.

Henggar mengungkap, gelontoran dana ratusan miliar untuk subsidi operasional Trans Jateng, sebanding dengan dampak jangka panjang.

Dengan tarif yang murah, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum, alih-alih dengan kendaraan pribadi. Sehingga, kepadatan lalu lintas, polusi udara, dan angka kecelakaan bisa berkurang.

Trans Jateng selama ini juga mempunyai pendapatan tetap. “Pendapatan semua koridor Trans Jateng per tahun sekitar Rp30 miliar lebih,” kata dia. Pendapatan tersebut disetor ke kas negara.

Pengamat transportasi yang juga akademisi Soegijapranata Catholic University (SCU), Djoko Setijowarno, mengatakan, transportasi publik sudah menjadi kebutuhan dasar seperti halnya sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan.

Namun, menurut dia, Indonesia tengah mengalami krisis transportasi umum. Banyak kota yang sudah tidak memiliki layanan angkutan umum. Sehingga, keberadaan transportasi seperti Trans Jateng perlu didukung.

“Di Tengah meredupnya layanan bus AKDP (antarkota dalam provinsi), kehadiran bus Trans Jateng sangat diperlukan," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang dibagikan Senin (15/9/2024).

Trans Jateng Kaji Penambahan Koridor

Pemprov Jateng mengupayakan agar transportasi massal di wilayahnya bisa terintegrasi di 35 kabupaten/kota. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memberikan transportasi massal yang murah, nyaman, dan terintegrasi.

“Karena transportasi yang lancar tentu akan mengakselerasi pergerakan ekonomi di Jateng,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, saat membuka acara Central Java Transport Solution Expo 2024 di Gedung Wahana Graha Dinas Perhubungan Jateng, Rabu, 11 September 2024.

Pemprov Jateng juga terus mendorong pemerintah pusat mereaktivasi jalur kereta api di beberapa daerah. Seperti jalur kereta api Semarang-Pati-Rembang dan jalur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur).

“Reaktivasi jalur kereta api merupakan kewenangan pusat. Kemarin sudah ada kajian, mudah-mudahan jalur kereta api kawasan Kedungsepur segera dapat diaktifkan kembali,” kata Sekda Pemprov Jateng, Sumarno.

Dalam kesempatan itu, Sumarno menyerahkan penghargaan kepada sejumlah perusahaan angkutan umum antar jemput dalam provinsi atau AJDP Award 2024. Ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada perusahaan angkutan umum yang memiliki kualitas pelayanan terbaik.

Hingga 2024, Pemprov Jateng telah menyediakan sebanyak tujuh rute perjalanan BRT Jateng. Dari jumlah trayek yang ada, tersedia 115 unit armada. Detailnya sebagai berikut:

Pertama, koridor dengan rute Stasiun Semarang Tawang (Kota Semarang)-Terminal Bawen (Kabupaten Semarang) yang dibuka sejak Juli 2017. Kedua, koridor rute Terminal Bulupitu (Purwokerto)-Terminal Bukateja (Purbalingga).

Ketiga, koridor Terminal Mangkang (Kota Semarang)-Terminal Bahurekso (Kendal). Keempat, koridor Terminal Kutoarjo (Purworejo)-Terminal Borobudur (Magelang). Kelima, koridor Terminal Tirtonadi (Solo)-Terminal Sangiran-Terminal Sumberlawang (Sragen).

Rute keenam adalah koridor Terminal Penggaron (Kota Semarang)-Terminal Gubug (Grobogan). Serta rute ketujuh, koridor Terminal Tirtonadi (Solo)-Terminal Wonogiri.

“Jadi saat ini ada tujuh koridor yang dilayani Trans Jateng. Rata-rata per koridor menghubungan dua kabupaten-kota, karena sistemnyaa aglomerasi jadi menghubungkan dua bangkitan perjalanan," jelas Henggar.

Penambahan koridor diperlukan lantaran kebutuhan angkutan umum yang murah dan nyaman menjadi harapan masyarakat. Apalagi, dari koridor yang beroperasi saat ini, jumlah penumpangnya terus meningkat.

“Secara keseluruhan (tujuh koridor) kalau dihitung sejak operasional awal (2017) sampai sekarang kurang lebih 35 juta penumpang," ungkap Henggar.

Dia melanjutkan, sementara ini, ada beberapa wilayah aglomerasi yang dipertimbangkan untuk ditambah koridor baru--meskipun pengadaannya perlu mempertimbangkan kebijakan gubernur masa mendatang.

Wilayah yang dijajaki tersebut antara lain rute Kudus-Juwana (Pati) yang mobilitas masyarakatnya tinggi karena, menurut Henggar, potensi bangkitan pasar ikannya sangat bagus.

Kemudian rute Batang-Pekalongan atau Batang-Wleri (Kendal) untuk mendukung keberadaan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Lalu, rute Terminal Bulupitu (Banyumas)-Kroya (Cilacap).

“Rute-rute itu yang jadi catatan prioritas. Tapi secara keseluruhan kami masih melakukan kajian koridor mana yang nanti layak," imbuh Henggar.

Tingkatkan Layanan

Selain mengkaji penambahan koridor baru Trans Jateng, Pemprov Jawa Tengah berkomitmen untuk meningkatkan layanan terhadap tujuh koridor yang saat ini tengah beroperasi

Henggar menjelaskan, setiap koridor rata-rata memiliki 14 unit armada, kecuali koridor Stasiun Semarang Tawang-Terminal Bawen yang memiliki 28 unit Trans Jateng lantaran termasuk koridor padat penumpang.

Ia mengupayakan perawatan terhadap armada. Semua armada dilengkapi GPS, pendingin udara, sarana hiburan berupa radio, serta papan informasi tujuan.

Trans Jateng juga termasuk moda transportasi ramah difabel, baik dari selter maupun armadanya--meskipun belum sepenuhnya ramah difabel. Para petugas pun dilatih untuk penanganan penumpang disabilitas.

Sisi lain, Trans Jateng menyediakan kemudahan layanan sistem pembayaran berupa cahsless atau nontunai. Pembayaran nontunai ini dapat menggunakan tapping kartu, QRIS, atau menggunakan aplikasi Si Anteng yang bekerja sama dengan perbankan dan layanan nontunai.

Meskipun tarifnya sudah murah, Trans Jateng masih sering mengobral promo. Terbaru, ada promo spesial naik Trans Jateng periode 1--31 Oktober, khusus pembayaran via aplikasi Si Anteng akan mendapatkan cashback 70 persen.

“Prinsipnya, terkait operasional harus tetap kita pertahankan dan berupaya meningkatkan pelayanan," tegas Henggar.

Di Jawa Tengah, selain Trans Jateng terdapat tiga program angkutan umum yang dikelola pemerintah kabupaten/kota dengan anggaran APBN atau APBD.

Pertama, Trans Semarang beroperasi sejak 2009. Saat ini Trans Semarang memiliki delapan koridor utama, satu koridor khusus, dan empat koridor pengumpan (feeder). Tahun 2024 dianggarkan Rp260 miliar atau 5 persen dari APBD Kota Semarang.

Kedua, Batik Solo Trans yang dioperasikan sejak 2020 melalui APBN. Saat ini Batik Solo Trans memiliki 6 koridor utama dan 6 koridor angkutan feeder--yang melayani di jalan-jalan kecil. Tahun 2024, Pemkot Surakarta mengambil alih 3 koridor feeder dengan anggaran sekitar Rp15 miliar.

Program angkutan umum yang dikelola pemerintah selanjutnya adalah Trans Banyumas. Program tersebut beroperasi sejak 2021 di wilayah Kabupaten Banyumas dengan tiga koridor.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTASI PUBLIK atau tulisan lainnya dari Baihaqi Annizar

tirto.id - News
Kontributor: Baihaqi Annizar
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Abdul Aziz