tirto.id - Update status Gunung Merapi Jogja pada hari ini, Senin, 29 September 2025, berada di level III atau siaga. Aktivitas Gunung Merapi dilaporkan mengalami peningkatan.
Berdasarkan laporan Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia (MAGMA Indonesia) per Senin (29/9) pukul 08.00 WIB, Gunung Merapi Jogja masih berpotensi mengeluarkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Sebelumnya, hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta melaporkan adanya 88 kali uguran lava dengan jarak luncuran hingga dua kilometer dalam periode 19–25 September 2025. Hal ini dikutip laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Update Status Gunung Merapi Jogja BMKG Hari Ini 2025
Gunung Api Merapi terletak di Kab/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gunung dengan ketinggian 2968 mdpl ini berposisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT.
Menurut catatan MAGMA Indonesia, update status Gunung Merapi Jogja pada hari ini, Senin, 29 September 2025 berada di Level III atau Siaga.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali menaikkan status menjadi "siaga" (Level III) pada November 2020. Hingga kini (29/9) aktivitas Gunung Merapi belum ada perubahan status.
Status siaga diberikan pada gunung api yang mengalami letusan atau menimbulkan bencana, seperti peningkatan intensif pada aktivitas seismik. Pada level ini, otoritas terkait akan melakukan sosialisasi pada wilayah yang terancam, menyiapkan sarana darurat, melakukan koordinasi harian, hingga piket penuh.
Sementara itu, cuaca di sekitar Gunung Merapi Jogja cerah dengan angin tenang ke arah barat. Kemudian, suhu udara sekitar 16.3°C dengan kelembaban 95.5% dan tekanan udara 873.5 mmHg.
Pada hari ini (29/9), aktivitas kegempaan Gunung Merapi Jogja mengalami 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-40 mm dan lama gempa 47.12-222.25 detik. Selain itu, terjadi pula 25 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-21 mm dan lama gempa 13.78-36.89 detik.
Akibat aktivitas tersebut, guguran lava dan awan panas berpotensi terjadi di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Potensi terjadinya guguran lava juga mengintai sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Berdasarkan pengamatan terbaru, suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Pada periode 19-25 September 2025, Gunung Merapi telah memuntahkan guguran lava sebanyak 88 kali dengan jarak luncuran hingga mencapai 2.000 meter.
Berdasarkan laporan resmi BNPB, jumlah guguran lava itu meliputi sebanyak 5 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, 37 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m dan 46 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut-turut adalah sebesar 4.179.900 m3 dan 2.368.800 m3.
Rekomendasi bagi Masyarakat Sekitar Gunung Merapi Jogja
Setelah menelaah hasil pengamatan MAGMA Indonesia, Merapi masih mengalami erupsi efusif, yaitu keluarnya magma secara perlahan dalam bentuk lava dan material guguran.
Akibat aktivitas tersebut, potensi bahaya tetap mengancam berupa awan panas guguran dan lontaran material vulkanik di radius hingga tujuh kilometer.
Berikut daftar rekomendasi yang dikeluarkan oleh MAGMA Indonesia:
- Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat diimbau mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































