Menuju konten utama

Kenapa Pendakian Gunung Merapi Ditutup & Bagaimana Info Terbaru?

Kenapa pendakian Gunung Merapi ditutup & Bagaimana info terbaru? Simak ulasannya berikut ini.

Kenapa Pendakian Gunung Merapi Ditutup & Bagaimana Info Terbaru?
Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/8/2023). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/tom.

tirto.id - Puluhan pendaki ilegal yang memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Merapi melalui jalur New Selo ditangkap oleh Balai Taman Nasional (BTN), pada Minggu (13/4/2025).

Pendakian illegal tersebut diketahui oleh petugas pada Minggu pagi pukul 05.00 WIB, dengan menemukan 12 unit sepeda motor yang terparkir di New Selo.

Pendakian illegal tersebut kini telah ditindaklanjuti oleh aparat Kepolisian Sektor Selo, Koramil Selo, serta masyarakat mitra Polhut.

BTN telah mengamankan 20 pendaki illegal dengan rentan usia mulai dari 15 hingga 24 tahun. Hingga hari ini, jalur pendakian Gunung Merapi masih ditutup.

Kenapa Pendakian Gunung Merapi Ditutup?

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Muhammad Wahyudi menegaskan bahwa tidak diperkenankan mendaki Gunung Merapi. Selain jalur pendakian yang ditutup, masyarakat juga dihimbau untuk tidak beraktivitas pada radius 3 Km dari puncak Merapi.

Larangan tersebut, berkaitan dengan status aktivitas Gunung Merapi berada pada level III atau SIAGA, sebagaimana dilaporkan laman resmi Instagram @btn-gn-merapi.

Larangan di atas juga tertuang dalam Siaran Pers Klarifikasi Berita Pendakian Ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi Nomor: PG.18/T.3/TU/HMS.2.0/04/2025 per 10 April 2025.

Siaran pers tersebut menegaskan bahwa pendakian Gunung Merapi ditutup sejak Bulan Mei 2018 sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Aktivitas Gunung Merapi yang berstatus level III atau Siaga berpotensi terjadi guguran lava dan pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Sungai Boyong maksimal sejauh 5 km. Sungai Bedong, Krasak Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Kemudian, potensi bahaya juga mengancam sector tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol maksimal 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Atas dasar aktivitas gunung Merapi dan potensi bahaya di atas, jalur pendakian Gunung Merapi baik jalur Selo maupun Jalur Sapu angin masih ditutup hingga hari ini.

Info Terbaru Jalur Pendakian Gunung Merapi

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali menaikkan status menjadi "siaga" (Level III) pada November 2020. Hingga kini (15/4/2025) aktivitas Gunung Merapi belum ada perubahan status.

Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode 27 Maret - 3 April 2025 menunjukkan bahwa morfologi kubah lava barat daya Gunung Merapi mengalami sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava.

Sedangkan pada kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan, sebagaimana dilaporkan ANTARA.

Kemudian, berdasarkan analisis foto udara yang dilakukan pada 11 Maret 2025, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.626.200 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah tercatat sebesar 2.368.800 meter kubik.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, termasuk pendakian.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo