tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kebijakan perang tarif yang ditempuh Amerika Serikat sejak awal April 2025 telah memukul perekonomian sejumlah negara, khususnya yang bergantung besar pada ekspor ke Negeri Paman Sam.
“Negara-negara yang ketergantungan ekspornya tinggi terhadap Amerika Serikat mengalami pukulan yang cukup dalam,” ujarnya dalam pidato penyampaian Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2026 di DPR RI, Senin (20/5).
Korea Selatan, misalnya, untuk pertama kalinya sejak Covid-19 mengalami kontraksi 0,1 persen pada kuartal I tahun ini. Kemudian, Malaysia yang sempat tumbuh 4,9 persen pada kuartal IV tahun lalu hanya tumbuh 4,4 persen pada periode Januari-Maret lalu.
Demikian pula Singapura, yang menjadi hub dari perdagangan dan investasi global, mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan dari 5 persen pada kuartal IV 2024 menjadi 3,8 persen di kuartal pertama 2025.
Sementara ekonomi Amerika Serikat, yang memicu terjadinya polisi perang tarif, hanya tumbuh 2 persen atau turun dari triwulan IV tahun lalu yang sebesar 2,5 persen.
Tak hanya itu, Dana Moneter Internasional (IMF) pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8 persen atau turun 0,5 persen dari prediksi sebelum perang tarif. Proyeksi pertumbuhan Meksiko dipangkas 1,7 persen, Thailand 1,1 persen, Vietnam 0,9 persen, dan Filipina 0,6 persen. Indonesia pun terdampak, dengan proyeksi pertumbuhan tahun 2025 dan 2026 direvisi turun sebesar 0,4 persen menjadi 4,7 persen.
Menurut Bendahara Negara, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump terhadap 145 negara mitra dagangnya pada 2 April 2025 merupakan langkah mundur sejarah. Ini serupa dengan kebijakan tarif ekstrem yang pernah diberlakukan AS 125 tahun silam, bahkan menyerupai era merkantilisme abad ke-16 hingga 18.
“Globalisasi dan semangat kerja sama antarnegara telah berubah menjadi fragmentasi dan persaingan sengit. Proteksionisme dan prinsip ‘My Country First’ menghancurkan tatanan ekonomi pasca-Perang Dunia II,” tegasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































