Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Reuni Prabowo-Surya Paloh: Buka Peluang Ganjar & Anies Jadi Capres

Prabowo sebut pihaknya membuka diri perihal calon presiden. Sehingga bukan hanya dia yang berpeluang maju pada Pilpres 2024.

Reuni Prabowo-Surya Paloh: Buka Peluang Ganjar & Anies Jadi Capres
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (1/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

tirto.id - Perjalanan Prabowo Subianto mencari ‘kawan' politik membawanya hingga Gedung Nasdem Tower yang berada di Gondangdia, Jakarta Pusat. Di markas Partai Nasdem itu, Prabowo disambut sang Ketua Umum Surya Paloh. Dalam pertemuan itu, keduanya didampingi oleh masing-masing orang terdekat mereka, seperti Sufmi Dasco dan Ahmad Muzani di pihak Prabowo. Sementara Paloh didampingi Siswono Yudo Husodo dan Enggartiasto Lukita.

Prabowo nampak hadir ke Nasdem Tower pada Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 11.15. Seperti biasa, awak media berusaha menyapa dan memberikan pertanyaan pembuka sebelum agenda penting dimulai. Prabowo hanya basa-basi seraya menjawab mengenai menu makan siang. Tak ubahnya jawaban saat dia bertemu Presiden Joko Widodo di Gedung Agung Yogyakarta saat lebaran lalu.

"Iya makan siang," jawabnya singkat.

"Tidak ada agenda khusus, karena diundang kawan lama saya, ya saya datang," imbuhnya.

Pertemuan akhirnya digelar secara tertutup selama 5 jam lamanya. Usai pertemuan, mereka keluar menghampiri para wartawan dengan turun menggunakan tangga eskalator. Prabowo dan Surya Paloh nampak akrab berjalan bersisian seakan kawan dekat. Meski dalam dua kali periode pilpres, keduanya dalam kubu yang berbeda.

Di depan para awak media, keduanya bercerita bahwa pertemuan yang cukup lama itu sebagai bentuk nostalgia. Mumpung masih bulan Syawal. Mereka berdua tidak menutupi bahwa sempat berjarak di antara mereka.

"Pertemuan kami tadi banyak membicarakan mengenai hal romantisme dan semangat persahabatan yang terjaga dalam kurun waktu puluhan tahun," kata Paloh membuka pidato.

Tak ingin kalah dengan Surya Paloh, Prabowo berusaha menyanjungnya dengan menyebut kata "Abang". Bentuk penghormatan baginya kepada Surya Paloh yang menurutnya lebih tua meski hanya berselisih 3 bulan.

"Saya memanggilnya 'Abang' karena lebih tua walau hanya berselisih usia tiga bulan," ujar Prabowo.

Prabowo juga berkelakar dengan bernostalgia bahwa yang terlibat dalam pertemuan itu juga mantan politikus Partai Golkar.

“Jadi benar saya dengan Pak Surya sudah berhubungan cukup lama dan bersahabat karena sesama alumni Golkar. Ada Pak Siswono juga yang berasal dari senior saya di Golkar dan HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)" imbuh Prabowo.

Dalam pidato basa-basi Prabowo yang penuh pesan politis, dia menyebut sejumlah kata kunci, yaitu 'stabilitas nasional'. Pidato Prabowo juga diamini oleh Surya Paloh seakan ada hasil kesepakatan yang mereka mufakati bersama, namun disampaikan kepada publik secara tersirat.

“Kita ingin arah pembangunan bangsa itu mantap, stabil dan kita komit(men) kepada nasional, kerukunan, toleransi dan memantapkan Pancasila agar negara kita bisa survive. Intinya garis besarnya itu," ujarnya.

Selain itu, sinyal-sinyal soal Pemilu 2024 juga ditunjukkan oleh keduanya. Namun keduanya tidak ingin memaksa menjadi koalisi, walau secara posisi Prabowo dan Surya Paloh duduk di hierarki tertinggi di partai masing-masing.

“Untuk 2024 itu ada, tapi kan beliau pemimpin partai dan kita tidak bisa mengatur sendiri-sendiri, dan beliau punya konstituen, saya juga punya. Kita tidak hanya untuk pemilu tapi lebih dari itu,” kata Prabowo.

SURYA PALOH BERTEMU PRABOWO

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (1/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

Indikasi Dukungan kepada Anies dan Ganjar

Dalam kesempatan itu, Prabowo menyatakan bahwa pihaknya membuka diri perihal calon presiden. Sehingga bukan hanya dirinya yang berpeluang maju untuk kontestasi Pilpres 2024, kata pria yang juga menteri pertahanan Kabinet Indonesia Maju itu.

“Tidak harus Prabowo, siapa saja," kata Prabowo sembari tertawa kepada kawan-kawannya yang berdiri di belakangnya.

Prabowo menjabarkan sejumlah kriteria, seperti memiliki sikap bersungguh-sungguh. Berkomitmen pada Undang-Undang Dasar 1945.

“Dan kalau bisa harus berpengalaman," ujarnya.

Sesudah Prabowo menyampaikan kisi-kisi capres, Surya Paloh juga tak ingin kalah. Ia pun mengakui bahwa sempat bertemu dengan Presiden Jokowi. Bahkan Surya Paloh tak mengelak bila dalam pertemuan itu juga membahas mengenai capres.

“Saya ketemu dengan Pak Presiden itu benar, dan ada banyak hal lain yang didiskusikan dan proses deklarasi tetap harus berlanjut. Ada nama dalam proses pencalonan seperti Anies, Ganjar, dan Prabowo itu biasa. Terutama kepada Mas Prabowo, modal kami cukup besar karena pertemanan kami mendekati 40 tahun dan itu bisa menjadi parameter,” kata Surya Paloh.

Melihat kunjungan tersebut, Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak menganggap, hal itu sebagai hal biasa bagi Prabowo. Karena menurutnya Prabowo memiliki kecenderungan untuk membuka peluang dari pihak manapun.

“Pak Prabowo itu tipe orang yang mau diajak ngobrol, dan kalau tipologi anak zaman sekarang mau diajak ngopi," kata Dahnil dikutip dari lama media sosial Facebook nya.

Dahnil juga menyebut bahwa Prabowo memiliki latar belakang kerja sama dengan siapapun sebelum pertemuan dengan Surya Paloh dilakukan.

“Beliau pernah bekerja sama secara politik dengan PDIP, Ibu Megawati, dengan PKS, Golkar dan hampir semua elemen politik pernah terkoneksi dengan Pak Prabowo," jelasnya.

Senada dengan Dahnil, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menilai, pertemuan keduanya menghasilkan sejumlah poin-poin tawaran politik.

“Kalau toh ada pembicaraan masalah koalisi, masalah kerja sama politik, itu juga tidak tertutup kemungkinan, tapi ranahnya bisa luas sekali, spektrum bisa banyak sekali,” kata Willy.

Selain itu, Willy mengingatkan meski nama Ganjar dan Anies sering disebut-sebut dalam bursa capres, tapi Nasdem belum mengetuk palu mengenai siapa yang akan mereka usung pada Pemilu 2024 mendatang.

“Pak Surya Paloh belum menunjuk siapa yang akan menjadi capres," jelasnya.

Hingga saat ini tingkat keterpilihan Prabowo Subianto masih tertinggi dari hasil 3 lembaga survei dalam kurun Maret hingga April 2022. Namun namanya harus berkejaran dengan Ganjar dan Anies Baswedan dalam selisih angka yang relatif dekat.

Seperti dari Populi Center, Prabowo Subianto di angka 13,4 persen, Ganjar Pranowo 11,6 persen dan Anies Baswedan 7,2 persen. Survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Prabowo Subianto 26,7 persen, Ganjar Pranowo 23,9 persen, dan Anies Baswedan 19,4 persen. Sedangkan Charta Politika, Ganjar Pranowo 26,6 persen, Prabowo Subianto 22 persen, dan Anies Baswedan 19,7 persen.

Perkuat Koalisi Politik Dalam Tubuh Pemerintah

Staf peneliti di Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN), Wasisto Raharjo Jati menyebut, pertemuan Prabowo dan Surya Paloh menjadi pertanda bahwa internal pemerintah masih solid. Hal itu setelah sejumlah partai membuat koalisi dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu.

Koalisi Indonesia Bersatu hingga saat ini masih beranggotakan tiga parpol yang juga bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, yaitu Partai Golkar, PPP, dan PAN. Partai yang disebut terakhir ini memang belum punya perwakilan di kabinet, tapi secara eksplisit sudah masuk koalisi parpol pemerintah.

“Hal ini upaya untuk menunjukkan bahwa internal pemerintah masih solid. Apa yang mereka tunjukkan kedua ketua umum ini masih setia dan loyal kepada Pak Jokowi meski gaung Pemilu 2024," jelasnya.

Wasisto menerangkan bahwa keduanya memiliki potensi yang kuat untuk membangun koalisi bila menilik pada sejarah latar belakang mereka yang dulu pernah duduk berbarengan di Partai Golkar.

"Kalau saya lihat partai ini adalah pecahan dari Golkar dan dari struktur juga mirip dengan Golkar. Perbedaan hanya pada segmentasi pemilih. Seperti Nasdem yang masih dalam tahapan follower. Sedangkan Gerindra sudah konduktor atau bisa mencalonkan kandidat capres sendiri," jelasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz