tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina berada di balik aksi penembakan massal di Moskow. Ia kini mengkaitkan gerakan Islam radikal. Apa peran Kiev versi Putin?
Pada Jumat, 22 Maret 2024, serangan teror terjadi di Crocus City Hall, Krasnogorsk, Moskow, Rusia. Peristiwa penembakan massal ini menyebabkan 137 korban tewas dan 182 lainnya mengalami luka-luka.
Hingga Senin, 25 Maret 2024, Pengadilan Basmanny Moskow telah menggelar sidang tertutup dan turut menghadirkan total 7 terduga pelaku dari 11 orang yang sudah ditangkap.
Yang paling baru adalah Aminchon Islomov, Dilovar Islomovs, dan Isroil Islomov. Aminchon dan Dilovar masih saudara. Sedangkan Isroil merupakan ayah kandung keduanya.
"Menahan Aminchon Islomov hingga 22 Mei," bunyi putusan pengadilan, seperti dilaporkan TASS News Agency.
Sementara 4 lainnya yang lebih dulu dihadirkan di sidang yakni Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizodu, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov.
Putin Beberkan Peran Ukraina & Tuduh Gerakan Islam Radikal
2 hari pasca penembakan massal di Crocus City Concert Hall, Vladimir Putin langsung memberikan pernyataan dan menyamakan aksi tersebut layaknya Nazi.
"Para penjahat, dengan sengaja dan membunuh dengan darah dingin, menembak warga negara kami dan anak-anak kami dari jarak dekat.
"Seperti Nazi, yang pernah melakukan pembantaian di wilayah pendudukan, mereka berencana melakukan eksekusi demonstratif, sebuah tindakan intimidasi berdarah," ucap Putin dalam pidato yang disiarkan hari Sabtu, 24 Maret 2024, seperti dikutip via Anadolu Ajansı, kantor berita asal Turki.
Tak hanya itu, ia juga merespon keras dengan menetapkan hari Minggu, 24 Maret 2024, sebagai hari berkabung nasional.
Dirinya menambahkan, 4 orang telah ditangkap atas kejadian nahas tersebut. Menurutnya, para pelaku sedang dalam perjalanan menuju Ukraina sebagai tempat pelarian hingga menuding Kiev berada di balik aksi tersebut.
"Keempat pelaku serangan teroris, semuanya yang menembak dan membunuh, ditemukan dan ditahan," bebernya.
Putin melanjutkan,"Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jalur telah disiapkan Ukraina untuk melintasi perbatasan negara. Total ada 11 orang yang diamankan," bebernya.
Paling aktual, dalam siaran televisi hari Senin, 25 Maret 2024, Vladimir Putin menuduh gerakan Islam radikal sebagai pihak yang berada di belakang aksi penembakan massal di Moskow. Ia juga turut menuding peran yang dimainkan Ukraina dalam peristiwa ini.
"Kita tahu bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh tangan-tangan Islamis radikal, yang ideologinya telah diperjuangkan oleh dunia Islam sendiri selama berabad-abad," ungkapnya, dikutip Al-Jazeera.
"Tentu saja, perlu dijawab pertanyaan ini, "Mengapa setelah melakukan kejahatan, para teroris mencoba pergi ke Ukraina? Siapa yang menunggu mereka di sana?" tegasnya.
Respon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Ukraina membantah dengan tegas bahwa pihaknya terlibat dalam serangan yang menewaskan ratusan orang di dekat ibukota Rusia.
Bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin hanya sekedar menyalahkan orang lain dengan cara menuduh Kiev.
"Apa yang terjadi kemarin di Moskow sudah jelas: Putin dan para bajingan lainnya hanya mencoba menyalahkan orang lain," kata Zelensky, via France24.
Ia balik menuding dengan menyatakan Vladimir Putin hanya berdiam diri saja ketika terjadi peristiwa tersebut.
"Putin yang rendahan itu, alih-alih berurusan dengan warga Rusia, menyapa mereka, malah diam selama sehari, memikirkan bagaimana cara membawanya ke Ukraina," sambung Zelensky.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra