tirto.id - Rusia akan menggelar Pemilu Presiden selama tiga hari berturut-turut yaitu pada Jumat – Minggu, 15 – 17 Maret 2024. Ini daftar 3 capres Pemilu Rusia 2024 yang akan bertarung melawan Vladimir Putin untuk mendapatkan kursi nomor satu di Rusia.
Pemilu kali ini akan menjadi pemilihan presiden kedelapan di Rusia. Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan lebih dari setengah suara, putaran kedua akan diadakan tepat tiga minggu kemudian, pada 7 April 2024.
USA Today mewartakan, Presiden Rusia dipilih melalui pemungutan suara dalam sistem dua putaran setiap enam tahun sekali.
Konstitusi Rusia tahun 1993 menetapkan masa jabatan empat tahun, tetapi pada 2008, Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden selama masa jabatan Putin dari 2008 hingga 2012, mengesahkan amandemen yang memperpanjang masa jabatannya selama dua tahun.
Jika tidak ada yang memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan pertama, putaran kedua diadakan antara dua pesaing utama, dan pemenangnya harus memenangkan lebih dari 50 persen suara.
Pemilu Rusia 2024 dipandang sebagai kesempatan untuk merebut kekuasaan yang selama ini dipegang oleh Vladimir Putin selama hampir 24 tahun, ia pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2000.
Putin pertama kali berkuasa di Rusia ketika dia menjadi Perdana Menteri pada 1999 – 2000. Kemudian, dia menjadi Presiden pada 2000 – 2008. Selanjutnya, menjabat lagi sebagai Perdana Menteri 2008 – 2012. Lalu, kembali menjadi Presiden Rusia sejak 7 Mei 2012 hingga saat ini.
Pada awalnya, konstitusi Rusia hanya memungkinkan seseorang menjabat sebagai Presiden Rusia selama dua periode. Namun, sebagaimana dilaporkan France24, setelah reformasi konstitusi pada 2021, yang mengubah batas masa jabatan Rusia, memungkinkan Putin dapat tetap berkuasa hingga 2036.
Daftar Capres Pemilu Rusia 2024
Rusia akan mengadakan pemilihan presiden selama tiga hari pada pada Jumat – Minggu, 15 – 17 Maret 2024. Menilik situasi politik dan pengaruh Putin negaranya, banyak yang menduga Pemilu Rusia 2024 tetap akan dimenangkan olehnya. Jika memang demikian, hal itu akan Vladimir Putin akan menjadi pemimpin Kremlin terlama sejak Josef Stalin.
Namun, dalam politik perkembangan yang tidak terduga mungkin saja terjadi. Dalam kontestasi politik Rusia tahun ini, Putin akan berhadapan dengan tiga kandidat capres.
Seperti dilaporkan oleh The Washington Post, mereka adalah Nikolai Kharitonov, 75 tahun, dari Partai Komunis, Leonid Slutsky, 56, dari Partai Demokratik Liberal, dan Vladislav Davankov, 40, dari Partai Rakyat Baru. Berikut ini adalah profil singkat 3 capres Pemilu Rusia 2024 yang akan menjadi lawan Putin melansir Reuters.
1. Nikolai Kharitonov
Seorang anggota parlemen Rusia yang berusia 75 tahun dari State Duma, Kharitonov adalah kandidat resmi Partai Komunis, yang selalu berada di urutan kedua setelah Putin dalam setiap pemilihan umum sejak tahun 2000.Kharitonov, seorang warga Siberia, sebelumnya pernah mencalonkan diri dan berhadapan dengan Putin pada tahun 2004 dan meraih 13,8 persen suara, sementara Putin meraih 71,91 persen suara.
Sebuah jajak pendapat pemerintah mengatakan pada bulan Februari bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa sekitar 4% orang Rusia siap untuk memilihnya.
Kantor berita pemerintah TASS mengutipnya dengan mengatakan bahwa ia tidak akan menemukan kesalahan pada pemimpin Kremlin tersebut. "Dia (Putin) bertanggung jawab atas siklus kerjanya sendiri, mengapa saya harus mengkritiknya?" katanya.
Kharitonov mendukung apa yang disebut Putin sebagai operasi militer khusus Rusia di Ukraina, namun di masa lalu ia menentang beberapa kebijakan domestik Partai Rusia Bersatu yang pro-Putin. Ia mendapat dukungan dari Gennady Zyuganov, seorang veteran pemimpin Partai Komunis yang berusia 79 tahun.
2. Leonid Slutsky
Seorang anggota senior State Duma, Slutsky, 56 tahun, adalah pemimpin Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) yang ultra-nasionalis. Ia mengambil alih posisi pemimpin permanen partai setelah pemimpin veteran LDPR Vladimir Zhirinovsky meninggal dunia pada 2022.Slutsky, yang sering tampil di TV pemerintah dan menyuarakan pandangan anti-Barat, berusaha memanfaatkan popularitas mendiang pendahulunya di kalangan masyarakat Rusia dengan mengkampanyekan slogan "Zhirinovsky tetap hidup."
Sebuah jajak pendapat pemerintah mengatakan pada Februari lalu bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa sekitar 4 persen orang Rusia siap untuk memilihnya. Slutsky telah lama mengetuai komite urusan internasional parlemen. Ia telah berbicara tentang perlunya Rusia memenangkan perang di Ukraina dan pentingnya menjaga harga pangan.
Pada 2018, sekelompok jurnalis perempuan menuduh Slutsky melakukan pelecehan seksual. Sebuah komisi parlemen membebaskannya, para penuduhnya menuduh adanya pemutihan.
3. Vladislav Davankov
Ia menjabat sebagai wakil ketua majelis rendah parlemen, State Duma, dan anggota parlemen untuk partai politik Rakyat Baru, yang didirikan oleh ayahnya, seorang pengusaha, pada tahun 2020.Di usia 40 tahun, Davankov adalah kandidat termuda yang terdaftar dan penerima berbagai penghargaan negara, termasuk salah satunya dari Putin.
Ia mengatakan bahwa ia tidak akan mengkritik lawan-lawan politiknya. Slogan kampanye utamanya adalah "Ya untuk perubahan!" dan "Waktunya untuk orang baru!" Davankov telah mencoba memposisikan dirinya sebagai seseorang yang menentang pengekangan berlebihan terhadap kebebasan pribadi masyarakat dan dalam konteks politik Rusia sebagai seseorang yang lebih liberal.
Tanpa menyebut nama Ukraina, ia mengatakan bahwa ia mendukung "Perdamaian dan perundingan. Tapi dengan syarat-syarat kami dan tanpa ada kemunduran." Sebuah jajak pendapat pemerintah mengatakan pada bulan Februari bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa lebih dari 5 persen orang Rusia siap untuk memilihnya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra