Menuju konten utama

Realisasi Investasi Hulu Migas Semester I Baru 75% dari Target

Rendahnya realisasi investasi pada Semester I 2024 terjadi karena kendala pada pengeboran sumur pengembangan akibat safety stand down.

Realisasi Investasi Hulu Migas Semester I Baru 75% dari Target
Foto udara stasiun pengumpul utama di area Lapangan Produksi Migas Klamono di Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (11/6/2024). ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso/aww/YU

tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi hulu migas sampai semester I 2024 baru mencapai 75 persen dari target (17,7 miliar dolar AS), atau sekitar 5,6 miliar dolar AS. Sedangkan sampai akhir tahun, investasi diperkirakan akan mencapai 15,7 miliar dolar AS.

"Ini akan lebih baik dari tahun 2023," papar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I 2024, di Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Capaian investasi hulu migas di sepanjang 2023 mencapai 13,7 miliar dolar AS atau setara Rp260 triliun. Realisasi ini lebih besar dari investasi E&P global yang berkisar di level 5 persen.

"Dan saat ini, posisi outlook 2025, kalau itu 15,7 [miliar dolar di 2024], masih inline dari target longterm planning, target jangka panjang kita," kata Dwi.

Sementara itu, berdasarkan catatan SKK Migas, rendahnya realisasi investasi pada Semester I 2024 terjadi karena kendala pada pengeboran sumur pengembangan akibat safety stand down. Selain itu, ketersediaan rig dan tenaga kerja, serta banjir menjadi faktor lain.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, menjelaskan pihaknya bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menginisiasi pertemuan dengan investor potensial untuk menunjukkan proyek-proyek potensial Indonesia.

"Pada saat yang sama kita juga ada farm in opportunities, baik di WK (Wilayah Kerja) eksplorasi maupun WK eksploitasi," ujar Benny.

Ia menambahkan, discovery resource opportunities atau mengembangkan wilayah-wilayah yang sebelumnya telah ditemukan namun tidak digunakan. Pada tahapan ini, Ditjen Migas telah diketahui berapa besar sumber daya yang terdapat dalam wilayah kerja tersebut.

"LTP (longterm plan) kita cukup challenging untuk dicapai kalau tidak ada eksplorasi yang signifikan, khususnya minyak, maka akan sangat sulit mencapai target misalnya 1 juta di 2030," lanjut Benny.

Baca juga artikel terkait SKK MIGAS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi