Menuju konten utama

Purbaya Soroti Kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka

Meski TPT meningkat dibanding Februari 2025, Purbaya sebut momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia telah berdampak pada penciptaan lapangan kerja.

Purbaya Soroti Kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komite IV DPD di Kompleks Parlemen, Senaya, Jakarta, Senin (3/11/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi sebesar 4,85 persen Agustus 2025. Angka tersebut lebih tinggi dari TPT Februari 2025 yang sebesar 4,76 persen.

Meski demikian, menurutnya, hal tersebut terutama terjadi karena faktor musim panen yang berlangsung pada Februari telah berakhir, serta peningkatan jumlah angkatan kerja baru yang lebih besar pada Agustus.

Adapun secara keseluruhan, momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia telah berdampak pada penciptaan lapangan kerja sebesar 1,9 juta orang. Ini terlihat dari jumlah pengangguran yang turun 4 ribu orang menjadi 7,46 juta dibandingkan Agustus 2025. Adapun jika dibandingkan Agustus 2024, angka TPT turun dari 4,91 persen di Agustus 2024.

"Ke depan, Pemerintah terus mendorong agar mesin pertumbuhan ekonomi berjalan

lebih cepat. Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus

disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi. Tidak hanya tinggi, namun juga stabil

dan dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/11/2025).



Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, per Agustus 2025 terdapat sebanyak 218,17 juta penduduk yang masuk dalam kategori usia kerja, meningkat 2,80 juta orang dibandingkan kondisi Agustus 2024.

Jika dirinci, dari total penduduk usia kerja tersebut, jumlah angkatan kerja mencapai 154 juta orang, bertambah sekitar 1,89 juta orang. Sementara itu, bukan angkatan kerja mencapai 64,17 juta orang atau bertambah sekitar 0,91 juta orang.

“Hal ini terutama disebabkan oleh faktor musim panen di Februari serta peningkatan jumlah angkatan kerja baru yang lebih besar di Agustus karena kelulusan sekolah,” tutur Purbaya.



Pada periode yang sama, jumlah tenaga kerja juga meningkat sebesar 1,90 juta orang menjadi 146,54 juta tenaga kerja. Jika dirinci berdasarkan status pekerjaan, sebanyak 98,65 juta orang merupakan pekerja penuh; 36,29 juta orang pekerja paruh waktu; dan 11,60 juta orang pekerja setengah pengangguran.



Sektor utama yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah sektor pertanian, manufaktur, dan perdagangan, masing-masing menyerap 0,49 juta orang, 0,30 juta orang, dan 0,12 juta orang.

“Ke depan, pemerintah terus mendorong agar mesin pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat. Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi. Tidak hanya tinggi, namun juga stabil dan dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan,“ tutup Purbaya.

Baca juga artikel terkait PURBAYA YUDHI SADEWA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana