Menuju konten utama

Profil Negara Tanzania, Agama, Jumlah Penduduk, & Peta

Tanzania berada di Afrika timur. Simak profil negara, mayoritas agama, jumlah penduduk, dan peta.

Profil Negara Tanzania, Agama, Jumlah Penduduk, & Peta
Bendera negara Tanzania. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Negara Tanzania adalah penyatuan antara Tanganyika dan Zanzibar. Baru meraih kemerdekaan pada 1964, profil negara, agama, jumlah penduduk, dan peta Tanzania cukup menarik perhatian.

Tanzania termasuk negara di Afrika timur. Lokasi tepatnya ada di sebelah selatan garis khatulistiwa.

Nama resminya adalah United Republic of Tanzania. Negara ini berbatasan langsung dengan Kenya dan Uganda di sebelah utara.

Kemudian ada Rwanda, Burundi dan Republik Demokratik Kongo di sebelah barat. Lantas di selatan terdapat Zambia, Malawi serta Mozambik.

Mereka langsung berbatasan dengan Samudra Hindia di bagian timur dengan garis pantai sepanjang 1.424 km.

Mayoritas Agama di Tanzania

Tanzania pernah dijajah Jerman sekaligus Inggris sebelum meraih kemerdekaan. Mayoritas agama di negara ini adalah penganut Kristen. Jumlahnya nyaris dua pertiga dari total penduduk.

Mengutip laman Britannica, pemeluk agama Kristen di Tanzania mencapai angka 61,4 persen hingga tahun 2010. Mereka terdiri dari sekte Katolik Roma, Lutheran, Metodis, dan Baptis.

Islam menjadi mayoritas agama terbesar kedua setelah Kristen. Angkanya sebesar 35,2 persen dan sebagian besar aliran Suni. Sedangkan sisanya penganut aliran kepercayaan tradisional dan agama lainnya.

Jumlah Penduduk Tanzania

Berdasarkan keterangan laman Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Afrika Timur Republik Persatuan Tanzania, Population and Housing Census (PHC) menggelar sensus pada 26 Agustus 2012.

Ini adalah sensus kelima kali pasca penyatuan Tanganyika dan Zanzibar pada tahun 1964. Hasil sensus menunjukkan jumlah penduduk Tanzania saat itu mencapai 44.928.923.

Rinciannya terdiri dari 43.625.354 di wilayah Tanzania daratan dan 1.303.569 lainnya berada di Tanzania Zanzibar.

Sejak meraih kemerdekaan, Tanzania sudah memiliki sejumlah presiden. Pertama adalah Mwalimu Julius Kambarage Nyerere (1961-1985). Kemudian H.E. Al Haj Ali Hassan Mwinyi (1985 - 1995).

Negara ini lantas dipimpin H.E. Benjamin William Mkapa(1995-2005). Selanjutnya ada H.E. Jakaya Mrisho Kikwete yang menjadi pemimpin keempat (2005-2010). Lalu John Pombe Magufuli (2015-2020).

Kini, Tanzania memiliki presiden perempuan pertama, yakni Samia Suluhu Hassan. Samia memerintah sejak 19 Maret 2021 pasca kematian John Magufuli.

Luas Tanzania

Luas Tanzania mencapai total 945.087 km persegi, termasuk 61.000 km persegi berada di wilayah perairan pedalaman.

Sementara luas kawasan Zanzibar adalah 2.654 km persegi. Unguja menjadi pulau besar lainnya yang mencakup 1.666 km persegi. Selain itu, ada Pemba yang menjangkau kawasan 988 km persegi.

Peta Tanzania

Peta Tanzania. foto/IStokcphoto

Ibu kota Tanzania adalah Dodoma. Kota ini berjarak 309 km sebelah barat Dar es Salaam, kota yang berperan sebagai pelabuhan utama.

Kota besar lain adalah Arusha, Moshi, Tanga, dan Mwanza. Kemudian Morogoro, Mbeya, Iringa, Tabora, Kigoma, Shinyanga, dan Zanzibar.

Bendera Tanzania

Pada awalnya, perjuangan pembebasan wilayah Tanganyika menggunakan bendera dengan kombinasi tiga warna horizontal: hijau, hitam, dan hijau.

Inggris meminta untuk memodifikasi bendera partai ini sebelum digunakan sebagai bendera nasional Tanzania untuk persiapan kemerdekaan. Kemudian ditambahkan warna kuning.

Setelah Tanganyika dan Zanzibar bersatu, bendera keduanya digabung hingga menjadi bendera nasional Tanzania.

Bendera negara Tanzania

Bendera negara Tanzania. (FOTO/iStockphoto)

Mayoritas populasi negara dilambangkan garis hitam di tengah. Hijau menjadi simbol sumber daya pertanian. Kekayaan mineral dilambangkan warna kuning.

Sedangkan biru menjadi lambang Samudra Hindia. Bendera Zanzibar masih digunakan di pulau-pulau tertentu dalam skala lokal.

Baca juga artikel terkait PROFIL NEGARA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani