Menuju konten utama

Profil Negara Israel: Letak, Peta, & Sejarah Konflik Palestina

Profil Israel, negara yang berada di Asia Barat yang menjadi pusat populasi kaum Yahudi dunia. Berikut peta dan cerita sejarah konflik Israel dan Palestina.

Profil Negara Israel: Letak, Peta, & Sejarah Konflik Palestina
Kota Tua Yerusalem dengan pemandangan udara. Pemandangan Gereja Makam Suci, Israel. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Israel adalah negara yang berada di Asia Barat yang menjadi pusat populasi kaum Yahudi dunia.

Wilayahnya dikelilingi Laut Tengah, Suriah, Lebanon, Palestina, Yordania, dan Mesir. Di sana juga terdapat Jalur Gaza dan Tepi Barat sebagai daerah Otoritas Nasional Palestina.

Dalam hukum Israel, wilayah yang dikuasainya meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan dengan luas 22.072 kilometer persegi. Ada pun wilayah yang secara langsung dikendalikan Israel mencapai 27.799 kilometer persegi, termasuk wilayah Palestina yang ada di Tepi Barat.

Sekitar 70 persen penduduk Israel mendiami bagian barat pesisir pantai Israel. Perkiraan jumlah penduduknya mencapai 9.754.060 jiwa pada 2023. Ada pun ibu kota Israel dipusatkan di Yerusalem, serta Tel Aviv menjadi kota terbesar kedua yang difungsi sebagai pusat keuangan dan teknologi.

Wilayah Israel terbagi ke dalam enam distrik. Nama distrik yang ada adalah Distrik Tengah, Distrik Haifa, Distrik Yerusalem, Distrik Utara, Distrik Selatan, dan Distrik Tel Aviv. Setiap distrik terbagi ke dalam 15 subdistrik yang dinamakan nafot.

Bentuk negara Israel adalah republik demokrasi yang menerapkan sistem parlementer. Presiden Israel menjadi kepala negara, dan anggota parlemen yang didukung mayoritas anggota parlemen lainnya akan dijadikan perdana menteri. Tugas perdana menteri sebagai kepala pemerintahan dan ketua kabinet, biasanya diambil dari ketua partai terbesar.

Peta Negara Israel

Peta Israel masih dimungkinkan berubah secara berkala mengingat konflik dengan Palestina masih berlangsung sampai sekarang.

Wilayah Israel dimungkinkan meluas seiring dengan pencaplokan yang dilakukan militer Israel dengan mengusir penduduk Palestina.

Berikut gambaran peta Israel saat ini:

Link Peta Negara Israel

Peta Israel

Peta Israel. (FOTO/iStockphoto)

Sejarah Konflik Palestina dan Israel

Konflik Palestina dan Israel secara sederhana cenderung mengerucut pada persoalan perebutan wilayah.

Wilayah tersebut digunakan sebagai tempat tinggal penduduk. Banyak wilayah Palestina yang dicaplok Israel untuk dijadikan lokasi tinggal penduduknya.

Meski begitu, konflik tersebut telah berlangsung cukup lama. Bermula usai Perang Dunia I, Inggris mengukukuhkan diri sebagai pemenang. Negara ini lantas membagi sebagian wilayah kekuasaanya yang diperuntukkan bagi bangsa Yahudi. Pemberian ini diikat melalui Deklarasi Balfour pada 1917.

Dalam deklarasi tersebut dinyatakan bahwa wilayah yang saat itu menjadi milik Palestina dijadikan tanah air kaum Yahudi. Akibatnya, rakyat Palestina menentangnya dan menganggap Inggris telah memaksakan kehendak untuk mendirikan negara Yahudi.

Kaum Yahudi lantas mulai melakukan imigrasi menuju kawasan Palestina. Ketika terjadi peristiwa Holocaust di Perang Dunia II, aktivitas imigrasi berlangsung besar-besaran ke berbagai tempat. Saat itu kaum Yahudi di Eropa terancam mengalami genosida akibat pembunuhan massal tentara Nazi Jerman.

Hanya saja, untuk masuk ke Palestina, kaum Yahudi terganjal aturan White paper 1939. Aturan yang diterbitkan Inggris sebelum Perang II tersebut memberikan kuota jumlah kaum Yahudi yang boleh berimigrasi. Sampai tahun 1945 jumlah orang Yahudi yang boleh ke Palestina maksimal 75 ribu jiwa.

Alhasil kaum Yahudi mulai melakukan imigrasi ilegal sekali pun tetap dicegah Inggri dengan menempatkan 8 kapal perang di perairan dekat Palestina. Para imigran yang tertangkap ditahan di Siprus, Palestina, dan Mauritius.

Kaum Yahudi ekstrim dari kelompok sayap kanan, Irgun, mulai berulah dengan melawan menggunakan senjata untuk meneror di Palestina. Hal itu membuat kekacauan hingga akhirnya pada 20 April 1946, Komite Gabungan Inggris - AS yang dibentuk PBB merekomendasikan 100 orang Yahudi berpindah ke Palestina kendati ditolak negara Arab.

Akhirnya, Inggris yang kewalahan memberi mandat pada PBB untuk mengelola Palestina pada 14 Mei 1948. Pada hari yang sama, komunitas Yahudi sepihak mendeklarasikan negara Israel di Museum Tel Aviv yang dihadiri 259 undangan.

Situasi menjadi tidak aman saat itu. Palestina dimasuki pasukan Mesir, Suriah, Irah, dan TransYordania secara bersamaan. Mereka melakukan serangan pada pasukan Israel dan sebagian pemukiman Yahudi. Setelah 10 bulan berjalan, peperangan yang berlangsung di sebagian besar wilayah Mandat Inggris, Lebanon Selatan, hingga Semenanjung Sinai diakhiri dengan gencatan senjata.

Akibat dari gencatan senajata ini, Israel justru bisa memperoleh hampir 60 persen wilayah usulan PBB untuk keberadaan negara Yahudi dan yang diusulkan negara Arab. Saat itu yang dikuasai Israel meliputi Jaffa, Lydda, dan Ramle, Galilea, sebagian Negev, jalur lebar yang ada di di sepanjang jalan Tel Aviv–Yerusalem, hingga sebagian Tepi Barat.

Kota Israel

Pemandangan udara di jalan Beer-Sheva dengan persimpangan jalan, mal, air mancur, dan kebun palem.

Israel juga terus melakukan pencaplokan wilayah. Contohnya zona internasional Yerusalem Barat, turut diklaim menjadi wilayahnya. Untungnya masih ada Jalur Gaza yang masih diambil alih militer Israel. Ada pun militer Yordania menguasai Yerusalem Timur dan sisa wilayah Mandat Inggris.

Sampai saat ini, upaya perluasan wilayah paksa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina masih berlangsung. Strategi tarik ulur serangan militer, gencatan senjata masih diterapkan Israel untuk mencaplok sedikit demi sedikit area yang ditinggali penduduk Palestina. Wilayah Israel pun kini mendominasi sebagian besar wilayah yang sebelumnya menjadi milik Palestina.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani