tirto.id - Anggit Bima Wicaksana, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), meninggal dunia ketika menjalankan program Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi (Kementrans) di Papua. Berikut sosoknya.
Rektor IPB, Arif Satria, menyatakan duka cita atas meninggalnya Anggit. Arif menyebut mendiang meninggal di tengah pengabdiannya melakukan riset untuk pembangunan di wilayah Papua.
"Kami sangat berduka dengan meninggalnya Saudara Anggit. Kami sangat kehilangan sosok anak muda pejuang kesejahteraan rakyat seperti Anggit," katanya pada Rabu (22/10/2025), dikutip dari laman resmi IPB.
Ekspedisi Patriot sendiri merupakan program yang digagas oleh Kementrans. Melalui program ini, akademisi termasuk dosen dan mahasiswa diterjunkan ke sejumlah kawasan transmigrasi untuk melakukan riset di kawasan tersebut.
Berikut sosok Anggit Bima Wicaksana dan kronologi meninggalnya ketika menjalani program Ekspedisi Patriot Kementrans.
Sosok Anggit Bima Wicaksana & Kronologi Mahasiswa IPB Meninggal Ekspedisi Patriot
Melansir laman resmi Kementrans, Anggit Bima Wicaksana meninggal dunia pada Selasa (21/10) di Fakfak, Papua Barat. Anggit meninggal di tengah program Ekspedisi Patriot yang ia jalani sejak Agustus lalu.
Anggit meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Tomage, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Ia dilaporkan tengah melakukan perjalanan ke sebuah desa yang jadi salah satu subjek risetnya. Namun, di tengah jalan, kendaraan Anggit hilang kendali, tergelincir, dan bertabrakan dengan mobil dari arah berseberangan.
Anggit merupakan mahasiswa IPB angkatan 2021. Ia merupakan mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB University.
Masuk IPB pada 2021, Anggit kini tengah menempuh studi semester 9 di universitas tersebut. Selama berkuliah di IPB, Anggit aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ia merupakan Ketua Angkatan Ilmu Tanah 58, ia juga merupakan Asisten Praktikum Praksis Survei, Pemetaan, dan Evaluasi Lahan.
Anggit adalah satu dari 185 peserta Ekspedisi Patriot dari IPB University. Tim ini diberangkatkan ke 21 kawasan transmigrasi pada 22 Agustus 2025 lalu.
Dari 21 kawasan transmigrasi, Anggit jadi salah satu yang diterjunkan ke Fakfak, Papua Barat. Seharusnya, Anggit akan melakukan riset di kawasan tersebut selama 4 bulan hingga Desember mendatang.
Akan tetapi, dua bulan sebelum jadwal kepulangannya, Anggit justru terlibat kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawanya.
Jenazah Anggit Bima Wicaksana kemudian dipulangkan ke rumah duka di Graha Bintaro Jaya, Tangerang Selatan pada Rabu. Mentrans, Iftitah Sulaiman Suryanagara, memimpin langsung proses pemulangan tersebut.
"Saya datang ke Fakfak untuk memastikan negara hadir sepenuhnya," tuturnya pada Selasa lalu dikutip dari Antara.
Dalam pernyataannya itu, Iftitah menyatakan bahwa Anggit merupakan salah satu putra terbaik Indonesia. Kepergian Anggit disebutnya sebagai kehilangan bagi Indonesia.
"Kita kehilangan salah satu putra terbaik Indonesia. Tapi, semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah pengabdian Tim Ekspedisi Patriot di seluruh Tanah Air. Indonesia bangga kepada Anggit," kata Iftitah.
Setelah sampai di rumah duka pada Rabu, jenazah Anggit Bima Wicaksana lalu disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada hari itu juga.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id

































