Menuju konten utama

Pemilihan Ketua DPD Ricuh Sebelum Dimenangkan Sultan Najamudin

DPD RI akhirnya dipimpin oleh Sultan Najamudin. Ada banyak keriuhan saat penetapan tersebut. Simak selengkapnya.

Pemilihan Ketua DPD Ricuh Sebelum Dimenangkan Sultan Najamudin
Kedua paket usai menyerahkan berkas syarat pendaftaran ke meja pimpinan rapat DPD RI. tirto.id/Fransiskus Pratama

tirto.id - Butuh waktu sekitar lima jam untuk menetapkan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Sidang paripurna penetapan pimpinan DPD RI itu digelar di Gedung DPD RI, Nusantara V, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024) malam. Hasil voting, Ketua DPD RI dimenangkan oleh Sultan Bachtiar Najamudin.

Sidang yang dipimpin Ismeth Abdullah (78) dan Larasati Moriska (22) itu berjalan alot dan penuh tensi tinggi antara para senator yang resmi dilantik.

Para senator itu tampak saling berebutan untuk menyampaikan interupsi. Momen itu terjadi setelah Ismeth dan Larasati membuka sidang yang dinyatakan terbuka.

Mereka menginterupsi ihwal surat dukungan sebagai syarat pendaftaran calon pemimpin DPD RI periode 2024-2029.

Senator DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur, Angelius Wake Kako, mengatakan pendaftaran bakal calon itu harus menyertakan surat dukungan. "[Syarat dukungan] itu menyertakan dukungan yang sudah ditandatangani," kata Anjelo-panggilan karibnya di ruang rapat.

Tak sampai di situ, tensi panas juga terjadi antara kubu kandidat Sultan Bachtiar Najamudin dengan La Nyalla Mattalitti. Kedua kubu saling silang pendapat.

Sultan bahkan sempat menunjuk La Nyalla. Beruntung, keduanya tak sampai saling baku hantam sebab para senator lainnya lekas melerai.

Insiden itu dipicu buntut sebagian anggota DPD RI, yang merasa keberatan dengan proses pemilihan itu. Pasalnya, calon ketua harus melewati ambang batas pencalonan 25 persen suara secara merata dari 38 wilayah yang dibagi Timur dan Barat. Menurut para senator itu, 38 wilayah tidak bisa merepresentasi 152 jumlah keseluruhan anggota DPD RI.

Kendati demikian, menurut Ismeth selaku pimpinan sidang bahwa hal itu hanya sebagai syarat pencalonan ketua guna validasi. Tujuannya, apakah calon di antara paket mendapat dukungan merata dari 38 wilayah. Namun, kelompok yang kontra meminta, pimpinan rapat tak lagi perlu melakukan validasi. Maka, paket yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

Saat proses verifikasi surat bakal calon paket pimpinan DPD RI sempat diwarnai interupsi. Hal itu dipicu ketika pimpinan sidang menskors rapat selama 30 menit.

"Cabut skors pimpinan," kata para senator berteriak agar mencabut skors.

Mendengar itu, Ismeth dan Larasati lantas mencabut skors. Meski sidang berjalan panas, teriakan 'uhuy', yang merupakan ciri khas pelawak kondang Alfiansyah Bustami alias Komeng, mencairkan suasana. Komeng tercatat sebagai salah satu anggota DPD RI terpilih pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 usai meraih suara tertinggi sebanyak 5.399.699 suara.

Para senator lain bahkan sempat meledek Komeng dengan berpura-pura menanyakan pelawak tersebut. "Mana Komeng?" teriak mereka.

Komeng lantas menjawab dengan jenaka. Lantas berkata miknya mati. "Mik saya mati," kelakar Komeng disambut gelak tawa yang riuh para senator lain.

Pemenang Voting Calon Ketua DPD RI

Para senator kedua kubu tampak riuh ketika pimpinan sidang membacakan nama Sultan dan La Nyalla saat proses perhitungan surat suara. Kedua paket yang bersaing ialah paket pertama, sebagai calon ketua La Nyalla Mahmud Mattalitti dan para bakal calon wakil ketua Nono Sampono, Elviana, dan Andi Muhammad Ihsan. Sementara paket kedua ialah sebagai bakal calon ketua Sultan Najamudin dan para bakal calon wakil ketua Ratu Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung.

Sultan dan kawan-kawan memperoleh 95 suara, sedangkan La Nyalla hanya mendapatkan 56 suara. Dengan demikian, Ketua DPD RI dipimpin oleh Sultan Najamudin.

"Dengan demikian, calon paket pimpinan DPR RI periode 2024-2029, satu ketua Sultan Najamudin, wakil ketua Ibu Ratu Hemas, Pa Yorrys, dan Bapak Tamsil Linrung," kata Larasati.

Baca juga artikel terkait DPD RI atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang