tirto.id - Pemerintah mengizinkan untuk membuka keran impor garam industri sebanyak 577 ribu ton hingga 2026 mendatang. Pelonggaran kebijakan ini diberikan seiring dengan target pemerintah yang baru akan menyetop impor garam industri pada 2027 mendatang.
“Kan sudah ada, ada Perpres baru. Jadi direlaksasi. Artinya diberikan izin khusus untuk memenuhi garam Industri. (Kuotanya) 577.000 ton untuk sampai 2026,” kata Trenggono di Kantor Graha Mandiri, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan importasi garam untuk industri itu diberikan menyusul adanya keluhan dari sejumlah industri seperti makanan dan minuman (mamin) dan farmasi usai adanya pembatasan impor garam.
“Maka tadi disepakati itu dibuka, karena sudah teriak-teriak ini ya farmasi, mamin ya, mamin sudah teriak-teriak. Nah yang itu kita belum bisa bikin tahun 2027 baru bisa. Jadi kita setuju tadi untuk diimpor,” kata Zulhas.
Dengan begitu, Zulhas mengatakan pemerintah memutuskan untuk membuka keran impor garam untuk industri hingga 2027 mendatang dan berbentuk relaksasi. Dia menegaskan bahwa pemerintah telah membidik swasembada garam pada akhir 2027 melaluui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 17 tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional.
Perpres itu tertulis bahwa kebutuhan garam nasional, baik untuk konsumsi maupun industri menggunakan produksi dalam negeri. Secara rinci, industri aneka pangan dan farmasi pemenuhan kebutuhannya harus dipenuhi produksi dalam negeri paling lambat 31 Desember 2025, sedangkan untuk industri kimia paling lambat 31 Desember 2027.
“Ya, sudah boleh (impor garam industri). Karena peraturannya sudah jadi untuk relaksasi sampai 2027,” ujar Zulhas.
Sebelumnya, Trenggono, meyakini Indonesia dapat menghentikan impor gula industri pada 2027. Kementerian menargetkan bisa merealisasikan hal tersebut dalam dua tahun.
“Sangat realistis, selama kemudian dukungan pendanaannya siap,” ujar Trenggono di sela acara Indonesia Marine and Fisheries Business Forum di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Untuk mewujudkan target tersebut, Trenggono mengaku telah mengusulkan rencana pengembangan pabrik garam industri lokal kepada Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut, pemerintah tengah menyiapkan strategi dengan mengadopsi teknologi modern serta memanfaatkan potensi wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pusat lokasi pabriknya.
Trenggono mencontohkan Australi yang mampu memproduksi garam industri 10 juta ton per tahun di wilayah Darwin. Dia menilai, NTT memiliki kondisi geografis dan iklim yang sama seperti wilayah Darwin.
“Di Darwin cuacanya sama dengan Indonesia Jadi artinya kalau di Nusa Tenggara Timur, NTT kira-kira sekitar 8 bulan (dalam setahun) waktu panasnya, dan itu kita bisa lakukan,” jelas Trenggono.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































