Menuju konten utama
Periksa Data

PDIP Unggul Sementara di Pileg 2024, tetapi Tak Sekuat Dulu

Jika dibanding dengan hasil Pemilu 2014 dan 2019 (ketika partai berlambang banteng itu juga menang pileg), keunggulan PDIP kali ini tak sedominan sebelumnya

PDIP Unggul Sementara di Pileg 2024, tetapi Tak Sekuat Dulu
Header Periksa Data Hasil Hitung Cepat Partai 2024. tirto.id/ Fuad

tirto.id - Partai politik bersaing ketat dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei per hari Kamis (15/2/2024) pukul 09:20, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) unggul sementara dengan raihan suara berkisar 15,89 persen sampai 17,38 persen.

Mengekor di urutan ke-2 ada Partai Golongan Karya (Golkar) yang mengumpulkan sekitar 14 persen suara, disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengantongi 13-an persen suara. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada di peringkat empat dengan porsi 10 persen.

Peringkat lima dan enam menjadi pertarungan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem. Keduanya mengumpulkan suara sekitar 8 persen—9 persen.

Dua partai lain yang berpotensi masuk ke parlemen adalah Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan raihan 7 persen suara.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih berada di ambang antara bisa mengirim kadernya ke Senayan atau tidak. Pasalnya, sejauh ini hanya hasil hitung cepat Charta Politika yang menunjukkan PPP sudah mengumpulkan 4,03 persen suara. Lembaga survei lainnya mencatat PPP baru mengumpulkan sekitar tiga persen suara.

Sebagai informasi, ambang batas perolehan suara sebagai syarat untuk partai bisa masuk ke parlemen (parliamentary threshold/PT) adalah 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional.

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sepertinya masih harus gigit jari. Hasil hitungan cepat memperlihatkan perolehan suara PSI belum menyentuh 3 persen, sementara Perindo hanya 1,5 persen suara.

Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Hanura, Partai Garuda, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Ummat perolehan suaranya masih nol koma.

Sampai dengan Kamis (15/2/2024) pukul 13.00, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengolah 2,63 persen suara Pileg 2024. Berikut hasil sementaranya:

  • PDIP (17,57 persen),
  • Golkar (13,07 persen),
  • Gerindra (12 persen),
  • PKB (10,41 persen),
  • PKS (8,51 persen),
  • Nasdem (7,83 persen),
  • Partai Demokrat (6,84 persen),
  • PAN (6,26 persen),
  • PPP (4,03 persen),
  • PSI (3,63 persen),
  • Perindo (1,76 pesen),
  • Gelora (1,47 persen),
  • Partai Buruh (1,31 persen),
  • Partai Ummat (1,27 persen),
  • Hanura (1,26 persen),
  • PBB (1 persen),
  • Garuda (0,91 persen), dan
  • PKN (0,88 persen).

Suara PDIP Cenderung Menyusut

Meski untuk saat ini PDIP masih menjadi partai dominan di Pileg 2024. Namun, PDIP perlu waspada. Jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 (ketika partai berlambang banteng itu juga menang pileg), keunggulan PDIP kali ini tak sedominan sebelumnya.

Berdasar perhitungan suara cepat Charta Politika (sampai dengan Kamis (15/2/2024) pukul 09:20 WIB, data terolah 92,15 persen), PDIP mengumpulkan 15,89 persen suara. Sementara itu, Golkar dan Gerindra mendapat 13,64 persen dan 13,53 persen suara. Selisihnya hanya 2,25 persen dan 2,36 persen suara.

Di Pemilu 2019, PDIP mengumpulkan 19,33 persen suara. Gerindra dan Golkar masing-masing mengumpulkan 12,57 persen dan 12,31 persen suara. Selisihnya mencapai 7 persen suara.

Peneliti Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, memandang kalau menyusutnya dominansi PDIP menunjukkan ceruk suara partai itu juga disasar oleh partai politik lain.

"Terlebih lagi, absennya sosok Jokowi dalam kampanye PDIP untuk pemilu ini dibandingkan dengan Pemilu 2019 juga menjadi faktor tersendiri, yang berdampak pada penurunan suara meski tidak turun drastis," kata Wasisto saat dihubungi Tirto, Kamis (15/2/2023).

Ia menyebut, kekuatan PDIP di Pileg 2024 tidak bisa dilepaskan dari ikatan partisan yang kuat dari PDIP.

"Ikatan partisan yang kuat dari PDIP yang menunjukkan partai ini masih dominan. Artinya [PDIP] tidak sekadar mengandalkan ketokohan dan endorsement politik tertentu saja," ujarnya.

Jika membandingkan dengan hasil Pileg 2019 dengan hasil hitung cepat Pileg 2024, peta persaingan secara umum cenderung masih serupa. PDIP ada di puncak, Gerindra dan Golkar mengekor di belakang.

Di bawahnya ada PKB, PKS, dan Nasdem yang saling bersaing. Tiga partai yang kini bersama-sama mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar itu masing-masing mengumpulkan lebih dari delapan persen suara.

Hasil Hitungan Cepat vs Elektabilitas dari Survei

Sebelum Pemilu 2024 berlangsung, berbagai lembaga survei aktif mengukur elektabilitas partai politik.

Dari sejumlah survei elektabilitas, seperti Charta Politika (Januari 2024) dan Indikator Politik, LSI, serta Poltracking (ketiganya pada Februari 2024), Pileg 2024 terlihat seperti pertarungan antara PDIP dan Gerindra.

Keduanya punya elektabilitas lebih dari 16 persen, bahkan di beberapa survei elektabilitas PDIP menembus 20 persen.

Survei elektabilitas Poltracking sempat menunjukkan, Gerindra mengungguli PDIP, dengan raihan masing-masing 18,1 persen dan 16,4 persen. Temuan serupa juga pernah dirilis Litbang Kompas dalam survei Desember 2023. Elektabilitas Gerindra kala itu mencapai 21,9 persen, sedangkan PDIP hanya 18,3 persen.

Posisi PKB, Nasdem, dan PKS, berada tepat di bawah tiga besar. Partai Demokrat dan PAN yang berebut suara di atas lima persen juga tergambar dari survei elektabilitas selama ini.

Survei elektabilitas juga menunjukkan PPP berada di ambang batas empat persen, serta menggambarkan tidak adanya partai baru yang mengirim perwakilan ke parlemen.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Periksa data
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Shanies Tri Pinasthi