Menuju konten utama
Survei Elektabilitas 2024

Peta Suara Parpol di Jawa Timur: Adu Kuat PDIP, PKB & Gerindra

Hasil beberapa survei soal peta sebaran suara partai di Jawa Timur dikuasai tiga partai yakni PDIP, PKB dan Gerindra pada Pemilu 2024 ini.

Peta Suara Parpol di Jawa Timur: Adu Kuat PDIP, PKB & Gerindra
Ilustrasi Partai Politik Peserta Pemilu. tirto.id/Ecun

tirto.id - Konstelasi perebutan suara di Jawa Timur kembali menjadi perhatian. Hal ini tidak lepas dari hasil survei terbaru yang dirilis lembaga survei Indikator Indonesia tentang situasi politik di Jawa Timur dan preferensi pemilih warga Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam konteks Pemilu 2024, kontestasi di Jawa Timur menarik karena menjadi provinsi dengan populasi pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat. Jumlah pemilih di wilayah ini mencapai lebih dari 31,4 juta.

Selain itu, Jawa Timur kerap menjadi salah satu kunci pemenangan Pemilu 2024 baik itu pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif. Hal menarik lainnya, Jatim pada Pemilu 2014 dan 2019 memegang peranan penting kemenangan paslon.

Di survei elektabilitas partai politik terbaru, ada tiga partai yang bersaing ketat dalam merebut suara pemilih di Jawa Timur yakni PDIP, PKB dan Gerindra.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam survei terbaru elektabilitas Gerindra di Jawa Timur mencapai angka 22,2 persen. Sedangkan PDIP hanya 18,3 persen dan PKB mencapai 18 persen.

Burhanuddin mengatakan survei Indikator Politik ini menggunakan simulasi 18 nama dan lambang partai padahal Jawa Timur didominasi oleh dua partai, yakni PDIP dan PKB di Pilpres 2019 lalu.

"Awalnya Gerindra tak mengancam, tapi belakangan mulai mengancam elektoral PDIP dan PKB," kata Burhanuddin dalam siaran YouTube di akun Indikator Politik Indonesia dikutip Tirto, Kamis (1/2/2024).

Menurut Burhanuddin, kenaikan suara PDIP seiring dengan makin mendekatnya pemungutan suara di Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 nanti. Pada rilis survei yang dilakukan lembaga ini sebelumnya, Jawa Timur masih didominasi PDIP dan PKB.

Ia mencontohkan hasil survei pada 21-31 Desember 2023, elektabilitas Gerindra hanya 14,3 persen, sedangkan PDIP 22,2 persen dan PKB 17,8 persen.

"Ternyata ada indikasi dominasi PDIP dan PKB itu ditantang oleh Partai Gerindra," ucap Burhanuddin.

Menurut Burhanuddin, kenaikan elektabilitas Gerindra terjadi karena dinamika Pilpres. "Pilpres punya efek elektoral terhadap partai yang terasosiasi dengan capres yang diusung," tutur Burhanuddin.

Peta Elektabilitas Parpol di Jawa Timur saat Pileg 2024

Berdasarkan hasil survei, 5 partai terbesar mengalami perubahan suara. Gerindra berada di peringkat pertama dari 14,5 persen menjadi 22,4 persen. PDIP turun dari 23,7 persen menjadi 23,3 persen.

PKB turun dari 17,8 persen menjadi 17,2 persen. Partai Golkar naik dari 8,1 persen ke 10,9 persen. Kemudian Demokrat naik dari 3,4 persen menjadi 5,9 persen. Survei berdasarkan 810 responden dengan margin error 3,5 persen dengan metode simple random sampling.

Selain Indikator, lembaga survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) juga sempat merilis hasil survei mereka di 16-28 Desember 2023 pada 800 responden dengan MoE 1,1 persen lewat metode stratified random sampling.

Dalam survei bulan Desember berdasarkan lambang partai LSI justru mencatat PDIP di peringkat pertama dengan 22,5 persen kemudian disusul PKB 19,5 persen Gerindra 16,9 persen, Golkar 7,2 persen dan Demokrat 4,6 persen.

Sementara itu, jika berbasis surat suara, PDIP sebesar 23,3 persen. Kemudian berturut-turut PKB 20,7 persen, Gerindra 16,6 persen, Golkar 7,5 persen dan Demokrat 4,9 persen.

Ketiga partai yang bersaing di Pileg Jatim pun angkat bicara. PKB, lewat Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menilai hasil survei Indikator tidak teruji dan terkesan pesanan. Ia menilai, PKB masih menjadi pemenang di Jawa Timur.

"Kami punya survei sendiri di Jawa Timur dan masih The Winner," tegas Cucun kepada Tirto, Jumat (2/2/2024).

Cucun menegaskan, kemenangan PKB di Jawa Timur tidak hanya untuk PKB, melainkan juga kemenangan bagi AMIN.

Sementara itu, Ketua Fraksi PKB Jawa Timur Fauzan Fuadi menghormati hasil survei tersebut. Namun, ia menekankan bahwa sebaiknya menunggu hasil rill pemilu 2024 karena yakin PKB menang.

"Tinggal 2 minggu lagi nanti akan ketahuan hasilnya seperti apa. Lebih baik menang pelaksanaan daripada menang survei," tegas Fauzan.

Politikus PDIP Sunanto meyakini survei masih mengalami perubahan. Ia melihat situasi survei berbeda dengan situasi riil lapangan. Ia beralasan kader-kader PDIP justru bersemangat untuk mengajak pemilih dan solid.

"Artinya saya meyakini bahwa konsepsi tentang survei itu bertolak belakang dengan realita yang kami temui, tetapi kalau dalam konteks ini memang situasi dinamis berpengaruh pada Pilpres dan sebagainya," kata Sunanto, Jumat.

Sunanto mengatakan kader bergerak sesuai arahan. Semua door to door. Ia pun menganalogikan dengan kampanye Ganjar di Jawa Timur yang kerap penuh.

Konsolidasi akbar kader dan relawan Amin Jawa Timur

Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar berpidato saat Konsolidasi Akbar Amin Jawa Timur di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024). ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.

Di sisi lain, aksi pemenangan PDIP sejalan dengan pemenangan Pilpres. Ia juga mengingatkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta kader untuk turun ke rakyat dan merapat ke rakyat.

Ia juga mengingatkan bahwa surat instruksi partai untuk memenangkan Ganjar dan memenangkan caleg diamini oleh para kandidat dan kader partai. Ia pun melihat kader bergerilya dan solid sehingga optimistis PDIP tetap menang di Jatim lebih baik, paling tidak bisa mempertahankan suara di Pemilu 2019.

"Biasa saja orang memprediksi tapi itu bukan realita yang kami yakini tapi saya meyakini bahwa PDIP di Jawa Timur masih solid, kuat dan posisinya masih dalam konteks juara," kata Sunanto.

Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan Gerindra mengatensi hasil survei dan mengevaluasi gerak partai.

"Kami mengatensi dan kemudian melakukan evaluasi-evaluasi dan juga kita menyandingkan dengan survei internal yang ada pada Gerindra," kata Dasco, Jumat.

Dasco menegaskan mereka akan terus bekerja untuk Pileg 2024. Ia mengaku partai menginstruksikan pada para pengurus dari provinsi hingga anak ranting partai untuk bergerak sesuai rumusan badan pemenangan pemilu Partai Gerindra. Ia menegaskan partai akan berpegang pada survei internal dan memastikan suara sesuai hasil survei internal partai.

Politikus Partai Gerindra dari Jawa Timur, Wihadi Wijanto, menilai hasil Gerindra tidak lepas dari pengaruh capres mereka, Prabowo-Gibran. Ia menilai, angka survei di Jawa Timur sudah melewati ekspektasi mereka untuk meraup 50 suara lebih. Ia menilai hal itu tidak lepas pandangan bahwa Prabowo-Gibran adalah penerus Jokowi.

Namun, Wihadi menegaskan bahwa hasil survei tersebut akan direalisasikan, bahkan mereka akan lebih memperkuat daerah yang masih kurang optimal.

"Saya kira kita tetap terus bergerak sampai hari H nanti tanggal 14 Februari. Ini kan hasil survei, ini kan tidak bisa kita lihat sebagai 100 persen pasti tetapi kan memberikan gambaran minimal daerah-daerah mana yang sudah bisa memberikan kontribusi terhadap pilihan Prabowo-Gibran dan mana daerah yang masih belum maksimal. Ini kan tentunya bagaimanapun juga tetap menjadi perhatian kita semua," ujar Wihadi yang juga caleg dapil Jatim IX Bojonegoro dan Tuban itu.

Prabowo hadiri kampanye akbar Partai Demokrat di Malang

Presiden ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) melakukan orasi politik didampingi calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) serta Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Emil Dardak (kedua kanan) saat hadir dalam kampanye akbar Partai Demokrat di Stadion Gayajana, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (1/2/2024). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Pertarungan PDIP, PKB dan Gerindra

Analis politik dari Universitas Jember M. Iqbal menilai dominasi PDIP dan PKB masih belum luntur. Ia justru melihat aura ketokohan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud malah menguat dan Prabowo-Gibran mulai menguat hanya untuk Gerindra saja.

"PKB dan PDIP di Jawa Timur saya kira di satu sisi, masih akan dominan karena efek 'ekor jas' dari aura ketokohan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, aura patriotisme Prabowo juga akan ciptakan efek elektoral bagi Gerindra, namun menyisakan potensi yang cenderung buruk karena sosok Gibran masih dinilai problematik oleh opini publik," kata Iqbal, Sabtu (3/2/2024).

Di sisi lain, Iqbal melihat narasi perubahan atau perbaikan yang diusung oleh koalisi 01 dan 03 kelihatannya makin membesar dibandingkan narasi 02 untuk melanjutkan kebijakan dan program-program pemerintahan Jokowi. Maka, potret sosiologi politik yang sarat etikabilitas itu akan jadi alat uji yang lebih sahih bila dibandingkan dengan sebatas rekaman data survei elektabilitas.

Iqbal menilai, hasil survei tentang Jawa Timur dapat disebut sebagai manuver politik untuk membangun persepsi dan opini publik. Ia mengutip pernyataan populer mendiang kolumnis dan jurnalis AS, Doug Larson, "hal yang paling luar biasa tentang lembaga survei adalah bagaimana mereka menemukan begitu banyak orang tanpa opini."

Ia pun mengingatkan, survei telah merekam opini responden dalam kondisi dan waktu tertentu. Namun, ada banyak situasi yang terlalu kompleks bisa jadi tidak cukup memadai untuk merekam seluruh dinamika yang sebenarnya terjadi. Apalagi akan lebih problematik bila dipakai menyimpulkan bahkan memastikan hasil akhir setelah hari coblosan Pemilu 14 Februari mendatang.

"Bila Gerindra diprediksi menang pemilu mengalahkan basis suara PKB dan PDIP di Jawa Timur hanya semata merujuk rekaman data survei dua pekan sebelum hari coblosan, ini mungkin kesimpulan narasi yang luar biasa untuk tidak dikatakan sebagai penggiringan persepsi dan opini publik," ujar Iqbal.

Iqbal mengacu pada hasil Pileg 2019 lalu, dominasi PKB dan PDIP unggul dua kali lipat dibandingkan suara Gerindra di Jawa Timur. Baik PKB dan PDIP diyakini punya akar dan jangkar kohesi struktural maupun kultural pemilih fanatiknya.

Hal itu tidak lepas dari PKB dan PDIP nyaris sama meraih 4 juta lebih suara Pileg 2019. Sedangkan Gerindra menempati posisi ketiga dengan meraup suara 2 juta lebih. Alhasil, ketika Pilpres 2019 yang hanya ada dua calon saja, capres Prabowo kalah dari capres Jokowi.

Kampanye Ganjar Pranowo di Malang

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan orasi politiknya saat kampanye di Malang, Jawa Timur, Selasa (30/1/2024). Dalam kampanye yang dihadiri pendukung dan sekitar 1.000 pelaku kesenian bantengan tersebut Ganjar mengajak untuk menyatukan semangat sebagai upaya meraih kemenangan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/tom.

Dengan pemilu diikuti 3 paslon, ketiga penguasa suara pemilih di Jatim ini akan terus berlomba memperoleh imbas ketokohan capresnya; seperti Anies-Muhaimin dengan dukungan gelombang besar arus massa yang menginginkan perubahan.

Lalu Ganjar-Mahfud yang didukung oleh soliditas dan fanatisme pemilih sebagai pemuja penjaga demokrasi. Sementara Prabowo-Gibran, meski didukung koalisi jumbo tengah menghadapi citra negatif lantaran problem etik dan tuduhan politik sarat intrik.

Secara realitas sosial kultural dan politik Jawa Timur, Iqbal menduga Gerindra masih akan kesulitan membobol dominasi pemilih fanatik PDIP. Termasuk bakal kewalahan mendobrak titah "Manut Kyai" dari jejaring solid warga Nahdliyin yang hampir dua dekade dirawat oleh PKB. Meski di sisi lain, pemilih warga NU tersebar di banyak partai.

"Meskipun Gerindra juga punya jejaring kyai-santri, namun besarnya faktor sosiologis yang inginkan arus perubahan dan tegaknya etika demokrasi itu bakal jadi karang pengadang bagi Gerindra di Jawa Timur bisa berjaya," tutur Iqbal.

Jika melihat dari segi kerja pemilu serentak, semua pihak berupaya memenangkan Pileg dan Pilpres 2024. Ia menilai, mereka berupaya memenangkan di semua tingkatan daerah pemilihan. Maka, susunan nomor urut dan ketokohan khususnya bagi caleg Gerindra akan jadi beban dan ujian berat ketika menghadapi ketokohan caleg PKB dan PDIP beserta jejaring massanya.

Dalam penghitungan Iqbal, semua dapil Jatim ada satu caleg petahana Gerindra. Namun, PKB dan PDIP rata-rata punya lebih dari satu caleg petahana di semua dapil Jatim. Tentu tidak mudah bagi Gerindra untuk menggeser dominasi PKB dan PDIP di Jatim.

Ia menilai, semua itu ditentukan oleh seberapa progresif para caleg itu merawat ikatan modal sosial kultural untuk merebut porsi suara terbanyak dari total 31 juta lebih pemilih Jatim.

"Hanya yang paling banyak berikan bukti nyata ke basis pemilih lah yang akan meraih kemenangan. Jika hanya bermodalkan gimik pencitraan dan politik uang, niscaya akan alami kegagalan," jelas Iqbal.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri